Chapter 20 Desa

98 12 3
                                    

Di tengah hutan, tepatnya di pinggiran sungai. Ada sekelompok orang orang yang sedang berjalan. Mereka semua adalah Shion dan yang lainnya. Saat ini mereka masih berjalan menelusuri hutan hutan sambil mengikuti aliran dari sungai.

Sebelumnya.

Shion dan yang lainnya sudah berjalan menjauh dari reruntuhan, kemudian pergi ke tempat aliran sungai itu berada. Sesuai dengan rencana kemarin, mereka akan pergi mengikuti aliran sungai sampai menemukan sebuah desa.

Beberapa saat mereka pun akhirnya menemukannya. Perjalananan pun dilanjutkan sampai mereka keluar dari wilayah reruntuhan. Peta pun berganti. Shion kemudian beralih kepada peta Benua Vellesay.

Kemudian mereka pun kembali berjalan lagi setelah mendapatkan arahan dari Shion.

Dan sudah 5 hari pun telah berlalu. Sampai saat ini mereka masih belum menemukan adanya tanda tanda dari manusia baik itu orang orangnya maupun sebuah desa.

"Huhhh, sampai kapan kita akan berjalan jalan seperti ini..." keluh Alice yang berjalan di sebelah Shion.

"Hmmm, sabar saja dulu. Sudah pasti kita akan butuh beberapa hari agar bisa menemukan desa. Daerah ini sangatlah terpencil, jadi agak susah untuk menemukan desa." Sambil memperhatikan peta.

"Ohhh, begitu yah... semoga saja kita cepat sampai di suatu desa.

Tidak terasa hari pun sudah tergantikan manjadi sore, Mereka semua memeberhentikan langkah mereka.

"Kita akan beristirahat dulu. Hari sudah mulai malam. Besok kita akan melanjutkan perjalanan."

"Hmmm." Memberikan anggukan setuju kepadanya.

Mereka semua beristirahat di pinggir sungai sama seperti hari hari sebelumnya. Shion dan Richal pergi memasuki hutan dan mencari kayu bakar dan bahan bahan makanan tambahan. Sementara itu, Alice dan Bella mengurus bagian memasak.

Satu jam kemudian.

Akhirnya maka akan yang mereka buat sudah jadi. Shion dan yang lainnya segar mengambil memakan yang ada dan segera menyantapnya.

Selama berjalan di dalam hutan, sebagian besar yanh mereka lakukan adalah berjalan dan beristirahat. Namun terkadang mereka juga menemukan seekor monster dan binatang liar yang mengganggu perjalanan mereka. Tetapi itu juga menguntungkan mereka. Monster dan binatang itu bisa dijadikan sebagai bahan makanan bagi mereka ketika sedang beristirahat.

Sesudah selesai makan, Shion beranjak dari tempatnya dan sedikit berjalan jauh dari mereka. Kemudian dia pun mulai mengambil pedang hitam dari balik bayangannya dan menancapkannya di atas tanah.

"Agram, malam ini mohon bantuannya," ucap Shion.

"Hmm, baiklah. Kalian beristirahat saja, biar malam ini aku yang menjaga."

Shion meminta bantuan dari Agram untuk menjaga mereka ketika sedang tidur.  Ini merupakan ide dari Shion sendiri. Setelah malam pertemuan dari perjalanan, mereka diganggu oleh beberapa binatang liar di saat sedang lagi tertidur pulas.

Shion pun kepikiran akan Agram. Yah, pada waktu dulu, tepatmya ketika dia pertama kali datang ke reruntuhan. Beruang yang mengerjanya berhenti di luar reruntuhan karena ketakutan dengan aura yang ditunjukkan oleh pedang Agram.

Jadi dia pun kepikiran untuk menggunakannya sebagai pengaman ketika mereka sedang beristirahat. Dan benar, setelah menggunakan rencana itu, tidak ada satupun monster atau binatang buas yang mengganggu mereka. Dan juga Agram menyetujui rencananya, jadi dia tetap menggunakan rencana ini.

"Kalau begitu kami beristirahat dulu." Setelah itu pergi meninggalkannya dan kembali ke mereka. Shion dan yang lainnya pun membersihkan sisa sisa dari bekas makanan mereka dan kemudian dilanjutkan dengan tidur.

Keesokan harinya.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan seperti biasanya dengan disuguhi oleh pemandangan hutan yang khas serta ditemani oleh aliran sungai yang terus mengalir.

Hari sudah menunjukkan waktu siang, dan mereka masih belum menemukan tanda tanda dari desa. Shion dan yang lainnya berhenti di bawah pohon yang cukup besar.

"Richal, coba kamu naik ke atas pohon dan lihat ke sekitar apakah ada sesuatu?" ucapnya yang menyuruh Richal.

Dia pun setuju dan segara menaiki pohon. Sesaat dia sudah tiba di puncaknya. "Hmm, coba aku lihat dulu..." Memandangi area di sekelilingnya.

"Ahhh itu-!" Richal pun menemukan sesuatu. Dengan cepat dia kembali turun ke bawah kembali kepada mereka.

"Bagaimana Richal, apakah kamu menemukan sesuatu?" tanya Shion yang melihat kedatangannya.

Richak pun menatapnya. "Aku melihat ada beberapa asap asap yang tidak jauh dari sini. Mungkin saja di sana ada sebuah desa." Sambil menunjuk ke arah asap yang dia bicarakan.

Shion cukup senang mendengar hal ini. Dimana ada asap di situ ada api dan dimana ada api sudah pasti ada manusia. Yah, api juga tidak terlepas dari kehidupan manusia. Mulai dari penerangan hingga bagian memasak, api selalu dimanfaatkan oleh mereka. Jadi ada kemungkinan jika di sana ada sebua desa.

"Itu kabar yang bagus. Sekarang kira akan segera ke sana." Shion segar mengubah alur perjalanan ke arah yang Richal tunjuk.

Kemudian beberapa saat setelah berjalan, akhirnya Shion dan yang lainnya sudah sampai di sana. Terlihat ada sebuah pagar kayu yang mengelilingi desa ini. Dan tentunya asap asap itu berasal dari dalam sana.

"Akhirnya kita menemukan desa..." ucap lega Alice.

"Bagus. Sekarang kita dapat mencari cari informasi dari desa ini."

Namun tiba tiba Shion berhenti. Dia melihat ke arah Alice dan yang lainnya.

"Shion ada apa? Kenapa kamu berhenti?" tanyanya.

"Hmmm, itu... apakah kalian bisa menyembunyikan tanduk kalian dengan sihir shir? Mungkin saja desa ini tidak menerima keberadaan iblis seperti kalian. Kalau kalian masuk dengan penampilan itu, bisa bisa nanti akan terjadi keributan besar di dalam sana."

"Astaga kamu benar juga! Hampir saja kita lupa," ucap Bella dengan nada terkejut.

Walaupun iblis saat ini sudah berdamai dengan manusia. Namun masih terjadi rasisme diantara mereka. Sebagian dari manusia masih menolak keberadaan mereka, apalagi dari pihak gereja. Dan kemungkinan juga desa ini akan menolak kehadiran mereka karena hal itu. Jadi Shion segera memberitahukan hal ini kepada mereka.

"Baiklah, saya yang akan menyembunyikan keberadaan dari tanduk kalian," ucap Bella. Kemudian dia mulai merapalakan sebuah mantra dan mengarahkan kepada mereka.

"Penghilang wujud!"

Tanduk dari Richal dan Alice sudah mulai menghilang dari pandangan. Dan setelah itu, Bella pun menghilangkan keberadaan dari tanduknya.

"Tapi Shion, darimana kamu tahu tentang hal ini??" tanya Alice. Dia bahkan tidak menduga akan hal ini. Namun Shion mengetahui banyak hal bahkan dari rasnya sendiri.

"Aku sudah banyak membaca buku, jadi aku sudah mengetahui hal seperti ini. Nanti saja kita bicarakan hal ini, sekarang mari kita masuk ke dalam."

Mereka kembali mengangguk dan segera berjalan mengikuti Shion yang sedang berjalan menuju gerbang masuk dari desa yang masih terbuka lebar.

Dan pada akhirnya mereka sudah  memasuki gerbang dan tiba di dalan desa. "Kenapa dengan desa ini?!" ucap Shion dengan nada terkejut. Alice dan yang lainnya juga ikut terkejut dengan pemadangan yang mereka lihat saat ini.

Desa itu terlihat sangat berantakan. Sebagian dari rumah rumah yang ada di sana terlihat cukup rusak dan ada juga sebagian yang sudah rata dengan tanah. Pasti di desa ini terdapat suatu masalah.

Ksatria Naga HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang