= Dear Diary =
"Mencintai adalah sebuah resiko, tak selamanya akan berujung bahagia"
Mobil ali melaju meninggalkan komplek perumahan prilly. Tatapan ali serius ke depan, ia melajukan mobilnya lebih pelan dari biasanya. Mungkin karena ada prilly, dia hanya tak ingin bidadarinya terluka.
"Lii.." panggil prilly memecah keheningan.
"Ada apa?" tanya ali yang memahami guratan kekhawatiran di wajah prilly.
"Gak ada papa..tumbenan aja kamu diem"
"Hahaha..namanya juga nyetir jd harus fokus" kata ali.
"Benarkah?? Kamu malu ya berangkat sama aku. Kan teman teman sekolah kita tau bahwa kita musuhan" jelas prilly.
"Buat apa aku malu.. Dengan bangga aku akan menggenggam erat jemarimu, tak kan kubiarkan seorang laki2 memandangmu seakan ingin memilikimu dan akan aku habisi setiap wanita yang memandangmu sinis. Prilly Latuconsina..aku merasa terhormat bisa memilikimu" jawab ali panjang lebar.
"Terimakasih"
"Kau adalah wanita kedua yang sangat kucintai setelah mama" kata ali
"Terimakasih telah membuat ku menjadi seseorang yang spesial di hidupmu"
Mereka hanyut dalam percakapan. Mobil ali telah sampai di parkiran. Seperti biasa para fans fanatic ali telah menunggu di halaman sekolah. Ali sangat populer di sekolahnya, kapten basket di tambah ketampanannya yang sangat luar biasa merupakan daya tarik untuk kaum wanita. Ali membuka pintu mobil, tampak jelas para gadis itu telah berteriak teriak histeris. Tak lupa ali membukakan pintu untuk prilly, Ali merengkuh erat pinggang prilly. Berjalan menembus jutaan fans nya *lebay hahaha* , terdengar jelas gadis gadis itu sedang mengumpat prilly lirih. Prilly mencoba tak mendengarnya, ali dengan setia menggenggam erat jemarinya memasuki ruang kelas. Ada rara yang telah duduk di bangku paling depan.
"Kalian udah jadian?" tanya rara
Dengan cepat prilly melepas genggaman nya, ali mencium kilat prilly.
"Iya ..kita udah jadian" kata ali
"Alii" kata prilly
"Kenapa?? nggak mau ngakuin aku" tanya ali ketus
"Bukan gitu..tapi aku kan butuh adaptasi di sekolah. Masa iya dari musuh jadi pacar" kata prilly lirih
Ali mengusap lembut rambut prilly dan berkata dengan lirih "lambat laun semua orang juga akan tau" . Rara hanya tertegun melihat keduanya, dia seperti patung tak dianggap.
"Hizzztt ..kalo mau mesra mesra an jangan di depan gue" kata rara.
"Iri kan loe" jawab prilly.
"Hemm..siapa yang kemarin bilang gak akan tertarik sama ali. Ada yang kualat kayaknya" sindir rara.
Prilly hanya diam, dia kena skak mat dari rara. Ali yang mendengar percakapan itu hanya tersenyum dan kembali merangkul erat prilly berjalan ke bangku belakang.
"Heh ..mau dibawa kemana prilly?" tanya rara
"Mulai sekarang dia sebangku sama gue.." kata ali
"Terus gue duduk sama siapa?" tanya rara
"Sama pak kebon noh..hahaha" jawab ali.
"Teganya kalian berdua" sahut rara.
Prilly hanya tersenyum melihat kelakuan kekasih dan sahabatnya itu. Bel berbunyi, jam olahraga di mulai. Prilly berganti baju dan menunggu rara dan ali di lapangan. Segerombol gadis gadis mendekatinya, tanpa alasan mereka menarik rambutnya membuat prilly mengaduh kesakitan.
"Sakit?? itu resiko karena loe udah ngrebut ali dari kita" kata seorang gadis
Prilly terus mengaduh kesakitan saat geng cewek itu semakin brutal, Melukai tangannya dengan silet membuat kulitnya tergores. Rambutnya masih terus dijambak. Rasanya ia ingin berteriak memanggil nama ali tapi dia tak kuasa. Suara laki laki yang tak asing di telinganya membuat kegaduhan usai.
"Prilly" pekik ali
Prilly hanya terdiam.
"Tangan kamu.. "
Ali kembali berdiri , memaki maki segerombolan gadis itu dengan kata kata liarnya. Ali memeluk erat prilly dan membawanya ke UKS. Raut cemas tampak jelas di wajahnya. Petugas uks telah selesai mengobati tangan prilly, ali duduk di sebelah prilly.
"Kamu nggak papa?" tanya ali
"Nggak papa kok" jawab prilly lirih
"Harusnya aku nggak ninggalin kamu sendiri. Harusnya aku datang lebih cepat. Harusnya.."
Belum selesai ali berbicara, jari telunjuk prilly telah berada didepan bibir meminta ali untuk diam.
"Nggak perlu minta maaf, cinta memang butuh resiko. Dan ini adalah jalan yang ku ambil. Mencintaimu dan siap menantang ribuan resiko nya" ucap prilly
Ali memeluk erat prilly, prilly hanya terdiam tak membalas pelukan ali. Ali berbisik lirih "hug me tight". Prilly merengkuh erat pinggang ali, tatapannya nanar. Dia tampak bahagia telah memiliki kekasih seperti ali.
Jam pelajaran telah usai, ali dan prilly berjalan menuju parkiran. Langkah mereka terhenti saat ada suara yang memanggil prilly.
"Prillyyyyy" teriaknya
"Kara" kata prilly
"Hisstt ..dia lagi" ketus ali
"Kamu disini aja aku akan segera kembali"
Prilly berjalan menemui kara yang telah berdiri didepan gerbang.
"Hey prill.."
"Hey kara.."
"Ngapain kesini??" tanya prilly
"Jalan yuk.." ajak kara.
Ali yang melihat percakapan keduanya dari jauh terlihat geram. Dengan langkah pelan dia menghampiri prilly.
"Gimana ya ra..ehhhmm" kata prilly
Belum sempat meneruskan perkataannnya. Sepasang tangan telah melingkar di pinggangnya. Memeluk tubuhnya erat dari belakang. Kara hanya tertegun melihatnya, Ali musuh bebuyutannya sedang memeluk gadis yang ia suka.
"Sayang, kok lama sihh?? Pulang yuk" kata ali
"Maaf ra ..aku pulang dulu ya. Oh ya ini ali pacar aku" kata prilly
Dengan bangga ali menyodorkan tangannya untuk berkenalan *sebenernya mah udah kenal* . kara menjabat tangan ali. Prilly menarik tangan ali menuju parkiran.
"Kan aku nyuruh kamu nunggu disini" kata prilly
"Kamu nggak mau ngakuin aku di depan kara??"
"Bukan begitu ..aku hanya tak ingin menambah musuh. Mungkin sekarang kara sudah marah padaku"
"Maaf aku kekanak kanakan. Aku hanya tak ingin kehilangan kamu"
"Iya aku tau" kata prilly sambil mencium kilat pipi ali.
"Yang sebelah kanan belum nih" kata ali
"Apaan sih li..pulang yuk.buruan" pipi prilly merona malu.
"Ciyee malu tapi mau" kata ali
Mereka berdua pulang,selama perjalanan selalu saja ada yang mengundang gelak tawa mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionDiary yang menyimpan sejuta rahasia untuk penulisnya. Diary pula yang akan mempersatukan Ali dan Prilly,mematahkan rasa benci kedua nya dan menyatukannya dengan Cinta. #Happy Reading#