= Dear Diary =
Senja jingga menunjukkan sejuta rasa..
Awan menggantung indah di pelupuk cakrawala ..
Burung burung menyuguhkan okestra ..
Seolah sedang berbahagia..
Menyaksikan sepasang anak manusia bahagia karena cinta..
Angin lembut membelai mesra kedua nya ,seolah berbisik *terus lah bersama sampai tangan tuhan memisahkan* ..
Gurat langit begitu indah ,biru terbentang tak berujung..
Desir darah menjadi hangat..
Jantung lebih cepat memompa..
Ini kah yang terjadi bila sedang jatuh cinta??Seperti janji nya tadi, Ali berkunjung ke rumah prilly. Dengan berpakaian casual, teropong bintang di taruhnya di bagasi. Mobil ali melaju cepat ke rumah prilly. Tak butuh waktu lama, kini ali telah berada di depan rumah prilly. Dengan langkah pasti ia berjalan menuju pintu dan segera mengetuknya. Mama ully membukakan pintu untuknya.
"Sore tante.. Prilly nya ada??"
"Ada ..lagi nonton tv tuh. Mari masuk"
Ali masuk ke dalam. Prilly tertegun saat menoleh dan menemui sosok pria yang di harapkan dari tadi kedatangannya.
"Ali.."
"Hai prill"
Mama ully meninggalkan mereka berdua di ruang tv.
"Ikut aku yuk prill"
"Kemana??" tanya nya
"Surprise pokoknya"
Prilly mengangguk, dia berjalan ke kamar. Dia berdandan lebih lama dari biasa nya. Dia pun turun menemui ali. Giliran ali yang tertegun, prilly terlihat sangat cantik sore itu. Menggunakan rok selutut dan atasan denim, rambutnya di biarkan tergerai,polesan make up natural yang sangat pas dengan wajah prilly.
"Lii" panggil prilly membuyarkan lamunan ali
"Cantik" ujarnya
Prilly tampak tersipu, ini pertama kali nya ali mengatakan hal itu setelah permusuhan panjang. Ali menarik tangan prilly dan membawa nya ke mobil. Tak lupa ia berpamitan pada mama ully. Mobil ali melaju meninggalkan hiruk pikuk kota membawa keduanya menuju suatu bukit indah. Penuh dengan alang alang. Ali mengeluarkan teropongnya, prilly hanya terdiam dan mendongak tak ada bintang *terus buat apa teropong itu* . Ali memintanya duduk dan memintanya menunggu beberapa menit. Sekali lagi prilly tertegun, tatapannya nanar saat bintang muncul sangat banyak membentuk rasi. Bintang itu sangat dekat, ingin sekali prilly meraihnya.
"Prill..sini deh"
Prilly mendekati ali, ali meminta prilly menggunakan teropong nya. Benar saja bintang itu sangat dekat, tangannya mulai bergerak seolah dia telah memetik bintang. Dia menangis, tapi bukan tangisan duka melainkan tangisan bahagia. Beruntungnya dia memiliki ali , bahagia nya dia di cintai ali.
"Kok nangis" kata ali sambil menyeka airmata prilly
"Aku terharu" katanya lirih
"Prill .."
Ali berlutut di depan prilly, membiarkan bintang dan bulan menguping perkataan nya sekaligus menjadi saksi.
"Prilly .. Telah banyak waktu ku habiskan denganmu, telah banyak cerita yang kita bingkai. Dan kini aku memberanikan diri mengatakan ini. Maukah kau menjadi tulang rusukku? Maukah kau menjadi alasan ku bernafas? Mau kah kau menjadi alasan bahagiaku? Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Prilly Latuconsina.. Would you be mine?? "
"Aliando syarief.. Aku bahagia di dekatmu, Aku bahagia kau menganggap ku istimewa. Terimakasih telah mencintaiku, Terimakasih untuk semua .. Tapi.."
Prilly menghentikan ucapannya.
"Tapi kenapa prill? Kau menolakku"
"Tapi.. Maafkan aku tak bisa menolakmu. Maafkan aku karena terlambat menyadari rasa ini. Maafkan atas keegoisanku. Aliando syarief.. Disaksikan ribuan bintang dan Cahaya terang bulan Aku Menerimamu untuk jadi KEKASIHKU"
Mereka berpelukkan meluapkan seluruh cinta berdua, terus menggenggam tangan sesekali mendongak kan kepala keatas menatap ribuan bintang yang tersenyum bahagia untuk keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary
FanfictionDiary yang menyimpan sejuta rahasia untuk penulisnya. Diary pula yang akan mempersatukan Ali dan Prilly,mematahkan rasa benci kedua nya dan menyatukannya dengan Cinta. #Happy Reading#