●Duapuluhsatu

173 10 1
                                    

Ara memakan baksonya dengan terburu-buru.Walaupun ia hanya baru setengah memakan baksonya,ara membiarkan dan memilih pergi untuk menghindari orang didepannya.

Vano mencekal tangan ara yang hendak pergi."Tunggu ra."

Ara segera menepis tangannya yang dicekal.Ya orang ia ingin ara hindari adalah vano.Semenjak kejadian dimana vano menembak ara waktu diacara kemah lalu,ara selalu menghindari untuk bertatap muka dengan vano.

Bukannya apa-apa,Ara hanya berusaha untuk menghilangkan perasaanya dengan vano.Ia sedikit memberi jarak dengan vano agar perasaan ara tidak semakin bertambah.

"Lepasin"ketus ara

"Lo ngehindarin gue karena masalah itu?"tanya vano menatap ara.Sedangkan ara membuang mukanya tidak mau melihat vano.

Aland yang berdiri disamping vano menatap kedua orang itu bingung.Sebenarnya ada apa sama mereka?aland sudah tau kalau vano ada rasa dengan ara,tapi ia belum tau perihal vano yang telah menembak ara.

Tak menjawab apapun,ara berlalu saja dari hadapan vano.Vano yang melihat perginya ara mengusap wajahnya kasar.

Ia menyesal sekarang.Kalau tau begini vano lebih memilih untuk tidak menyatakan perasaannya kemarin.Jadinya beginikan?ara jadi menghindari dirinya.

"Bro lo ada masalah apa sama si ara?"tanya aland

Vano menatap aland sebentar lalu langsung pergi begitu saja tanpa mau menjawab pertanyaan aland.

"Yee nih anak.Ditanyain malah ngeluyur aja,ngga tau apa gue kepo banget"celutuk aland.

●●●

Ara kembali ke kelasnya dengan perasaan berkecamuk.Sangat sulit bagi ara untuk melupakan perasaanya ke vano,apalagi baru sekarang ara merasa tertarik dengan seseorang.Tapi kenapa orang itu harus vano?mengapa hatinya memilih untuk jatuh ke vano?

Sampai dikelas,ara masih melihat naura yang masih tidur menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.

Ara bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan naura sampai naura lemas seperti ini.

Bel masuk berbunyi menandakan istirahat sudah selesai.Ara berniat membangunkan naura karena sebentar lagi pasti guru datang

"Naura bangun"ara perlahan menepuk lengan naura.

Naura membuka matanya dan menegakkan tubuhnya.Sebentar ia meregangkan ototnya karena merasa pegal daritadi membungkuk.

"Ada apa?"tanya naura

"Udah bel masuk.Sebentar lagi pasti guru dateng"

Ara memperhatikan wajah naura yang pucat.Ara menempelkan tangannya didahi naura membuat naura mengernyit

"Ya ampun naura,badan lo panas banget"panik ara saat merasakan tangannya yang menempel didahi naura panas

"Ke uks yuk"ajak ara

"Ngga usah,gue gapapa kok"

"Gapapa gimana naura?ini badan lo panas banget,muka lo juga pucet"panik ara

"Gapapa ara sayang.Paling sebentar lagi juga ilang panasnya"elak naura

Ara pun pasrah untuk membujuk naura rasanya percuma karena sikap naura yang keras kepala.

"Oke.Tapi nanti kalau lo pusing,atau mual,langsung bilang ke gue"

"Iya-iya bawel banget sih lo"delik naura

"Gue bawel gini karena gue perhatian sama lo.Gue ngga mau sahabat gue yang satu ini kenapa-kenapa"ucap ara

Naura tersenyum mendengarnya"makasih udah khawatirin gue.Tapi gue beneran gapapa kok"

NAURA(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang