Archangel's Kiss [kth + jjk]

30| granite burns

━━━━━━━━━━━━
♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

"Aku mengenal hatimu, Malaikat Tertinggi. Hatimu memberimu kekuatan yang lebih besar dari yang kau kira."

⧫

⦅ C H A P T E R    T H I R T Y ⦆
↳ granite burns

.

.

.

Jungkook sudah merasa yakin akan posisinya dalam seluruh situasi Sehee ini saat Malaikat Tertinggi itu menangkap Illium, tapi sekarang, sambil memandang Lijuan, ia meninjau kembali posisinya. Apa ibumu pernah membangkitkan orang mati?

Taehyung bahkan tidak berkedip untuk menunjukkan bahwa ia mendengar Jungkook, tapi ia langsung menjawab. Tidak.

Jawaban yang tegas, tapi Jungkook mendengar kata-kata yang tidak Taehyung ucapkan, merasakan sulur-sulur kegelapan yang kuno melilit hatinya. Karena apa pun bentuk dari kegilaan Sehee, hal itu sudah membuat putranya menentangnya. Apa yang dia lakukan? Jungkook tidak pernah mengajukan pertanyaan tersebut, karena ia mengerti bahwa ibu bisa dibenci sekaligus disayangi.

Dia memperbudak ribuan orang, hingga mereka tidak melihat apa-apa selain dirinya, sampai mereka bersedia menggorok leher anak-anak mereka sendiri dan melangkahi mayat anak-anak yang babak belur itu kalau dia meminta.

Jungkook menelan ludah, memperhatikan Lijuan yang membalikkan badan dan berjalan di reruntuhan kebun pasir, sayapnya begitu sempurna dalam warna dan bentuk sehingga tidak mungkin untuk tidak mengaguminya walaupun tahu kemurniannya itu tipuan, menyembunyikan Lijuan yang sebenarnya. Apa dia pernah memberi perintah seperti itu?

Tidak. Ibuku pernah menjadi Pelindung bagi yang Tak Berdosa dan sebagian dari dirinya mengingat tanggung jawab itu. Tapi dia memberi perintah yang lain.

Selama sesaat, Jungkook mengira Taehyung akan berhenti sampai di situ, tapi kemudian laut bergelora di indra-indranya. Ia hampir terhuyung-huyung karena kehebatannya, baru pada saat itu menyadari betapa kuatnya Taehyung mempertahankan kendali.

Dia membuat para orang dewasa dari dua kota yang sedang berkembang berjalan ke Laut Mediterania sampai mereka tenggelam, karena mereka mau berperang. Di benaknya, cara itu lebih baik daripada kematian dan kehancuran yang akan diakibatkan oleh perang.

Aku belum pernah mendengar keheningan seperti yang terdengar di kota-kota itu. Anak-anak terguncang dan membisu, dan walaupun kami merawat mereka, banyak yang meninggal karena penyakit misterius selama satu tahun berikutnya.  Dan diketahui bahwa mereka meninggal karena luka hati yang tidak akan pernah dimengerti oleh makhluk abadi.