12 {Aldeoscar?}

404 45 2
                                    

|SELAMAT MEMBACA|

Dirgahayu Indonesia! Ke-75.
.
.
.

Suasana ruangan OSIS begitu mencekam, aura kepemimpinan Al begitu terasa membuat para anggota OSIS terdiam kecuali Reno-wakil OSIS yang sedari tadi berusaha mencairkan suasana.

"Kita mau diam kek gini terus?"

"Santai woii, gak usah tegang Al gak bakal ngamuk kok dia kan di sekolah sekarang."

Reno melirik Al dengan alis yang dinaikkan satu.
"Iya kan, Al."

"Siapa bilang?" Al bersuara membuat mereka semakin menunduk.

"Yaelah gak usah kaku kek gini lah, kan yang kumpul anggota Alds___"

Brak...

Al menggebrak meja dengan keras membuat Reno seketika diam.

"Kita berkumpul sebagai anggota osis bukan anggota yang lain."

"Tenang Al, emosi lo harus terkendali." Geo. Cowok itu menatap Al dengan tatapan sayu.

"SORRY GAES GUE TERLAMBAT HABIS MAKAN DARI KANTIN DULU, TAPI TENANG AJA GUE BAWA MAKANAN BUAT LO SEMUA NIH." suara teriakan itu dari pintu depan membuat semua orang menoleh padanya.

"Eh curut! Kita mau rapat osis bukan mau piknik."

"Gini nih kalau pembagian otak, tapi dia gak datang," sahut Arvan tertawa geli.

Delta merengut kesal kemudian duduk di tempat osis miliknya.
"Jangan salahin gue dong ini tuh karena Al yang suruh rapat osis dadakan kan gue jadi gak ada persiapan." alasan Delta sambil memakan cilok buatan mbak Reren.

Al mengerutkan dahinya saat melihat 2 kursi OSIS masih kosong.
"Di mana mereka?"

"Tadi gue ketemu Etan di kantin lagi beli permen karet," sahut Delta.

"Napa lu gak aja ke sini dodol!" Reno menatap Delta kesal.

"Gak usah ngegas dong. Udah gue ajakin, tapi katanya dia lagi mager."

"Ck tuh anak seenak-jidatnya aja."

Al kembali bersuara "terus Reka?"

Tidak ada yang menjawab sampai Al menunjuk Cecil.
"Lo seruangan sama dia."

Cecil menghela napas melepaskan earphone di kedua telinganya.
"Dia gak mau ikut rapat osis."

"Alasannya?" Cecil mengendikkan kedua bahunya tanda ia tak tahu.

Al kembali duduk, mencoba mengontrol emosinya ia tahu tak seharusnya ia meluapkan emosi apalagi ini di sekolah bagaimana jika, ada yang melihatnya kelepasan.
Karena di sekolah image Al adalah seorang pemimpin yang tegas, ramah dan baik.
Tidak mungkin ia bersikap gegabah dan emosian kecuali di tempat tertentu.
Al mengambil sebuah kartu di sakunya kemudian ia lempar ke meja.
"Kartu itu pertanda jika ada yang habis melakukan penyerangan." Al memajukan badannya ke depan.

"Karena kartu itu berita soal Aldeoscar kembali di perbincangkan."

Al mendorong kursinya lalu berdiri tegap.
"Siapa yang kemarin malam melakukan penyerangan tanpa izin gue." Semua terdiam tak ada yang menjawab pertanyaan dari Al.

ALZYDCARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang