13 {Sweet akhir pekan}

403 47 2
                                    

|SELAMAT MEMBACA|


Malam Minggu, apa yang special dari malam Minggu? Hari libur? Atau hari di mana kita bersantai dan mengapel di rumah pacar. Jika punya pacar. Mungkin sebagian besar para remaja akan menghabiskan malam minggu mereka di luar entah itu dengan pacar, sahabat atau keluarga. Tapi ada juga yang menghabiskan waktu malam minggu di rumah.
Banyak hal yang dapat dilakukan di rumah misalnya tidur, halu, atau stalking mantan...bagi yang gagal move on.

Malam ini Al dan beberapa sahabatnya menghabiskan malam minggu di rumah. Rumah milik Al. Kamar luas itu cukup untuk menampung 5 orang di dalamnya.
Suara berisik dan gaduh makin membuat malam ini tak tenang.
Di pojok kamar sudah ada Reno dan Delta yang berebutan mainan figur milik Al. Sedangkan Etan duduk manis di depan televisi menonton iklan permen karet dan Geo, pria itu di balkon duduk dengan santai membaca buku.

Lalu ke mana Al?

Al datang dari balik pintu, seketika wajahnya menahan amarah saat melihat koleksi figurnya jadi bahan rebutan Delta dan Reno.
"Lepasin figuran gue dari tangan kotor kalian!" geram Al.

Reno dan Delta menyengir langsung melepaskan figuran itu dan menyimpannya kembali.
"Gara-gara Delta nih Al, masa dia mau jual figuran lo." Delta melototkan matanya mendengar Reno yang menuduhnya tidak-tidak.

"Eh Bambang! Siapa yang mau jual orang gue mau gadai." Delta berkacak pinggang.

"Bukan teman gue," sahut Geo pandangannya tetap fokus pada buku.

"2."

"3."

Reno berdiri tersenyum miring.
"Kurangin bego Del, nanti gak ada yang jadi teman lo." Reno menepuk bahu Delta pelan. Delta mengusap matanya pura-pura jika ia menangis.

"Bego udah jadi ciri khas gue." Reno mengangguk.
"Sejak kapan bego jadi ciri khas, Adel!"

"Jangan panggil gue Adel! Mau gue gibeng lo?"

"Bisa diam Enggak? Iklan permen karet gue udah datang." Etan, kepalanya menoleh.

"Alah, permen karet mulu lo sakit gigi baru tahu rasa!"

Etan menggeleng dengan tampang datar.
"Nggak bakal sakit gigi, gigi gue premium jadi bebas kuman."

Delta dan Reno berdecak.
"Ck."

Etan tak acuh ia kembali fokus pada iklan permen karet kesukaannya. Sebelah tangan kirinya merogoh saku berharap ada permen karet di situ namun, nihil tak ada biar satu pun.
"Ada yang punya permen karet? Mulut gue pingin ngunyah nih."

"Lo kira penjual permen apa?"

"Aelah pelit amat. Gue beli deh."

"Kagak ada Setan!" Etan mendengus kesal ia berdiri melangkah menuju pintu keluar.

"Mau ke mana lo?"

"Beli permen."

"Nitip dong." Delta dengan semangat berlari ke arah Etan.

"Permen juga?"

"Gue bukan raja permen karet kek lo. Gue nitip asap." Etan menghela napas. Tangannya terulur meminta sesuatu.
Delta yang tidak paham menaikkan satu alisnya.

"Uang." Delta menyengir kemudian merangkul bahu Etan.

"Pake uang lo dulu ya. Nanti gue ganti." Etan menatap Delta tajam. Delta si makhluk kaya jadi-jadian itu selalu saja meminjam uang dan mengembalikannya tahun depan.

"Kali ini alasan apa?" tanya Etan bersedekap dada.

"Kata Bunda gue harus hemat. Katanya, hemat pangkal kaya."

ALZYDCARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang