17

489 50 28
                                    

Mew berjalan mondar-mandir di kamarnya sesekali ia melirik kearah Perth yang masih belum siuman.

"Apa tujuannya? Kenapa dia datang kemari?" ucap Tay

.

.

"Hei, Pond. Ayo pulang" ajak Ken

"Oke" sahut Pond, ia masih terfokus untuk menatap ChaAim yang sedang membereskan bukunya untuk pulang, ia benar-benar khawatir padanya. Sementara ChaAim menghembuskan nafas panjang ketika menoleh ke meja Perth, hari ini Perth tidak masuk, tampak raut sedih dari ChaAim dan hal itu diperhatikan oleh God dari depan kelas. Ia masih saja dikerumuni para siswi disana. ChaAim kemudian beranjak untuk keluar kelas, namun baru beberapa langkah keluar dari pintu kelas. God sudah berdiri menyenderkan badannya sambil melipat tangan di samping tembok lorong.

"Kau sedang patah hati?" Tanya God pada ChaAim, yang membuatnya berhenti melangkah.

ChaAim berbalik, "Tidak" jawabnya, kemudian kembali berjalan

"Tidak ada pria yang suka gadis baik-baik" Ucap God, membuat ChaAim kembali berhenti.

God berjalan menghampiri ChaAim, "Akan kuberi tahu apa yang harus kau lakukan" ucap God, membuat ChaAim menatapnya.

.

.

Saint kembali ke ruang guru.

"Pak Suppapong. Bagaimana dengan guru baru itu?" Tanya ibu Jan, salah satu guru disana.

"Menurutku dia sangat aneh" ucap Saint

"Memakai kacamata hitam di sekolahlahan" sahut Pak Jo

"Bukankah ia baru kembali dari luar negeri? Semoga dia tahu bagaimana mendisiplinkan dirinya sendiri" ucap ibu Jan

"Supaya para murid tidak terpengaruh dengan sikapnya" sahut Pak Jo

"Ya" Saint mengangguk setuju

.

.

Hari ini God mengawasi pelajaran olahraga dari pinggir lapangan untuk kelas 2-3, terlihat disana para murid laki-laki sedang melakukan pemanasan namun tampak aneh dengan gerakan yang terlihat monoton dan tanpa ekspresi. Pond berlari diam-diam sambil melihat God yang sedang mengalihkan pandangannya. Pond baru saja bergabung dengan teman-teman lainnya, tapi ia heran melihat sepertinya ada yang aneh disana sekarang.

"Hei! Apa yang dilakukan guru baru itu disini?" Tanya Pond pada Ken yang sedang melakukan gerakan pemanasan di depannya. Namun Ken yang biasanya biang onar justru hanya diam dan tetap melakukan gerakan pemanasan yang monoton dan tanpa ekspresi.

"Ken. Kau sakit?" Tanya Pond yang melihat keadaan Ken tidak seperti biasanya. Pond kemudian melihat kearah teman-temannya yang lain namun kondisi mereka sama saja dengan Ken. Hal itu sungguh membuatnya binggung.

.

Ping berdiri di dekat pohon sedang mengelap kacamata nya, ia tidak ikut kegiatan olahraga. Pond datang menghampiri.

"Haaahh..." Pond menghela nafas, tiba-tiba Ping langsung mencondongkan tubuhnya kearah Pond dan menatap wajah Pond dari jarak dekat tanpa kaca mata.

"Oh, Pond. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ping, ia menjauhkan dirinya setelah tahu jika orang didekatnya itu adalah Pond.

"Kalau semuanya berlatih seperti itu. Menurutku, tidak ada bedanya jika aku tidak bermain." Ucap Pond menunjuk teman-teman kelas yang sedang bermain sepak bola di lapangan, namun mereka menendang tanpa berlari, mereka bergerak monoton dan aneh. Karena seharusnya bermain sepak bola adalah saling berebut dan penuh semangat tapi ini tidak. Ping memakai kacamatanya lagi dengan melihat kearah lapangan.

Vampir Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang