55

15.1K 1.3K 262
                                    

Awali dengan vote!
Akhiri dengan komen!

Happy Reading

*****
Nata sampai di ruma sakit dimana Elang di tangani, Dari lorong menuju Ruang UGD, Nata bisa melihat disana sudah ramai teman temannya juga orang tua mereka.

"Astaga Nata sayang."Lena langsung memeluk putrinya.

"Mah... El gak harusnya nolongin Nata... Hikss."

"Harusnya Nata gak ajak El ke sana."Nata menangis, dia merasa lemas sekarang.

Semua menatap sendu,Sherin, Adel juga Claris ikut menenangkan.

"Nata kamu bersih bersih gih."Ucap Airin, dengan serak.

"Iya sayang."Mamahnya memberikan satu tas kecil.

"Biar saya yang bawa tante."Ucap Sherin.

"Ayo Nat."Ucap Claris.

Ketiganya membantu Nata.

"Ga, gimana ini kok belum keluar juga dokternya."Airin berusaha tidak menangis, dia tau putra nya kuat.

"Tenang, pasti baik baik aja percaya sama aku."Sahut Arga memeluk istrinya.

"Bang gue gak mau tau lo harus baik baik aja."Batin Senja.

Sedangkan kelima orang yang sedang berdiri disamping pintu UGD, terlihat raut wajah khawatir.

"Ini bener bener kejadian gak bisa ditebak, bahkan gak ada kode apa apa."Ucap Ertha.

"Mungkin Elang sendiri yang dapat."Sahut Elvan.

"Dan dia gak sempet hubungin kita karna kejadian nya begitu cepat."Ucap Elvin.

"Den lo liatin apaan sih."Heran Nano.

Raiden sedari tadi menatap dingin ketiga teman Nata, membuat ketiganya merasa tak enak.

"Ada apaan?"Tanya Elvin.

Raiden menggeleng.

Pintu UGD terbuka.

"Dok, gimana?"

Dokter tersenyum."Pasien bisa di jenguk setelah di pindahkan Nanti."

"Bapa bisa ikut saya."Ucap Dokter pada Arga.

"Baik."Arga dan Airin mengikuti Dokter.

"Bagaimana Dok, apa ada yang serius?"Tanya Arga.

Sedangkan Airin di meremas tangannya karna benar benar takut terjadi sesuatu.

"Benturan yang di dapat Putra bapa sangat keras, itu menyebabkan cedera otak,tapi syukurlah tidak sampai merusak tempurung kepala, jadi dapat sembuh dengan cepat."Ucap Sang dokter.

"Jadi saya sarankan dalam 3 bulan ini sebaiknya Putra bapa dan Ibu jangan melakukan olahraga berat, contoh nya berkaitan dengan sepak bola, basket, juga perkelahian, atau hidari cidera lain . Jika itu tetap dilakukan saya takut akan terjadi kerusakan permanen pada otaknya."

Airin menoleh pada Arga."Ga."

Arga mengusap tangan istrinya menenangkan.

"Baiklah dok, terimakasih."

Arga membawa Airin keluar.

Mereka menuju kamar Elang, semua berkumpul diluar, karna dokter juga menyarankan sebaiknya menjenguk pasien jika pasien sudah sadar.

Nata diam di samping Mario, wajahnya terlihat pucat, sama sekali tak bicara dan bergerak.

"Dek lo makan ya."

Evanish (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang