Arganta 7

455 148 90
                                    

Klik bintang yang ada di sebelah kiri dulu yuk guys :)

Happy reading 🖤
_____________________________________________

Pada pagi hari yang cerah ini tidak membuat seorang Arganta Sanjaya terbangun semangat. Justru ia terlihat ogah-ogahan melaksanakan ritual paginya sebelum berangkat sekolah. Dia sangat malas untuk berangkat hari ini. Ya, memang hari-hari sebelumnya pun ia malas untuk sekolah, tapi sekarang beda, ada hal yang membuatnya semakin tambah malas untuk berangkat ke sekolah.

Karena suatu hal yang mengganjal pikirannya kalau ia belum memberitahu orangtuanya, bahwa dia membuat masalah dan melibatkan mereka lagi. Arga tidak tahu harus mulai dari mana dalam menyampaikan ini semua.

Setelah Arga selesai bersiap, ia langsung bergabung dengan keluarga lengkapnya. Mereka sudah menunggu Arga untuk sarapan bersama. Anak laki-laki mereka ini memang sangat lambat untuk bersiap, bahkan bangun pun masih diteriakin seisi rumah. Dasar kebo!

Arga menduduki salah satu kursi di sebelah Riri. Ia mengambil selembar roti tawar yang sudah diolesi selai coklat oleh Bundanya, Rika. Arga memakannya dengan pikiran yang dipenuhi cara untuk menyampaikan ini semua.

Riri pun saat dirinya datang sudah menatapnya sinis. Ya, Riri tau ini semua dari temannya itu, tapi Arga melarang Riri memberitahu orang tuanya. Biar ia saja yang memberitahukannya lebih awal. Biar lebih afdol katanya mah.

Riri menyenggol lengan Arga. "Cepet," bisiknya sesekali melirik Bundanya.

"Sabar."

Dirga, Ayah dari Arga dan Riri yang memperhatikan tingkah mereka sedikit curiga. "Kenapa kalian bisik-bisik?" tanyanya membuat kakak-beradik ini menoleh padanya.

"Hm.. anu, ini Abang pengen ngomong," jawab Riri sedikit gugup.

"Kenapa, Bang?" tanya Rika mengerutkan keningnya.

"Cepet elah," desak Riri membuat Arga menarik napasnya pasrah.

"Abang buat masalah, Bund," lirih Arga pelan namun masih terdengar yang lainnya.

"Masalah di sekolah?"

Arga mengangguk kecil. "Iya," jawabnya.

"Jadi?" tanya Rika menunggu penjelasan anaknya itu.

"Kata Bu Seli orang tua Abang disuruh dateng," jawab Arga menatap Dirga dan Rika bergantian.

Rika menarik napasnya pasrah. "Biasa banget sih kamu buat masalah terus. Emang buat masalah apa lagi sih sampai disuruh ke sekolahan lagi? Waktu itu udah dipanggil, sekarang lagi? Bikin malu aja kamu tuh," protes Rika.

"Udahlah Bund, namanya juga cowok. Bandel mah wajar," bela Dirga sambil memakan roti.

"Tapi, bandelnya Abang keterlaluan tau, Yah," sambar Riri yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arga.

"Keterlaluan gimana?" Dirga mengerutkan keningnya dan menyudahi sesi makannya. Fokusnya kini hanya pada Riri yang siap untuk menceritakan kesalahan Abangnya.

Dan pada saat itu juga, Arga sangat-sangat menyesal sudah mengizinkan Riri satu sekolah dengannya. Ia jadi tidak bebas melakukan apapun itu. Lihat sekarang ini, habis sudah riwayatnya akibat mulut Riri yang comel. Di dalam hatinya ia menyumpah serampahi Adek laknatnya ini.

ArgantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang