Arganta 10

364 81 31
                                    

Votenya dulu yuk :)

"Pagiku cerahku mata hari bersinar, ku gendong tas merahku di pundak."

Senandung Riri dengan wajah sumringah cerah. Ia sudah siap untuk berangkat sekolah. Atribut lengkap, pekerjaan rumah sudah, sarapan sudah, waktunya untuk berangkat.

"Bang, Abang, Abang. Ayok kita berangkat," ucap Riri pada Arga.

"Mau jadi cute girl, Ca?" sahut Arga karena ucapan Riri barusan mirip dengan cute girl.

"Kalo Ica cute girl, Abang Nopalnya," jawab Riri memainkan alisnya.

"Nggak ada yang gantengan dikit apa?"

"Ada," jawab Riri cepat. Arga menaikan salah satu alisnya, "siapa?"

"Ada.... yang dewasa gitu, mirip sama Abang dah pokoknya," seru Riri. Arga hanya mengerutkan keningnya, menunggu siapa yang dimaksud Riri barusan.

"Penasaran ya? Aciee.... cie." Riri memainkan jari telunjuknya dihadapan Arga, bermaksud bercandainnya. Arga lantas menepis tangan Riri.

"Apaan sih ah! Cepet kasih tau!"

"Iya iya.. nggak sabaran banget pengen ketemu kembarannya," ledek Riri.

"Dia adalah." Riri menjeda ucapannya. "Abahnya cute girl dan Nopal.... yeayyy," lanjut Riri heboh sendiri, Arga pun hanya menatap Riri tanpa ekspresi.

Krik.. kriikk

Abah? Yang berkumis, tua, dan gendut itu mirip dengannya? Oh tidak! Jelas jauh banget jika dibandingkan, pikir Arga.

"Ha! Ha! Lucu!"

"Aduh, makasih.... Ica kan emang lucu dari lahir lho Bang kalo pengen tau," balas Riri kepedean tingkat dewa.

"Iyain!" jawab Arga memutar bola matanya malas.

"Udah sana berangkat," sela Rika sebelum kedua anaknya itu melanjutkan aksinya, bisa-bisa sampai siang baru selesai!!

"Jangan lupa dibawa tuh bekalnya," lanjutnya menunjuk tempat makan yang sudah ia siapkan.

Arga mengikuti arah yang dituju Rika. "Buat siapa?"

"Jangan pura-pura lupa deh, Bang," jawab Rika malas.

"Kalo lupa beneran gimana?" sahut Arga.

"Berati Abang udah tua!" sambar Riri disertai kekehan kecil karena Arga melirik dia sinis.

Ampun Bang, batin Riri.

"Buat Sia Abang sayang yang paling ganteng setelah suami Bunda yaitu Ayah Abang yang bernama Dirga," jengah Rika mengucapkan itu semua tanpa jeda.

Jawaban Rika barusan membuat Arga tercengang. Sia? Tidak-tidak, dia akan protes dengan segera. Eits, Arga tidak jadi untuk angkat bicara setelah ia berpikir kalo itu semua akan percuma. Ia akan kalah dan Bundanya akan selalu menang! Ya, selalu!

Arga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Biar saja nanti ia akan menyuruh Riri yang memberikan pada temannya itu, Sia.

ArgantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang