Vote dan komennya jangan lupa :)
Malam Minggu rasanya tidak lengkap jika tidak keluar rumah untuk berkumpul bersama teman-teman maupun pacar. Para remaja biasanya menikmati malam ini dengan begadang karena besoknya tidak sekolah.
Jomblo? Sudah diam saja di rumah, dari pada membuat jalanan macet. Lagian tidak baik jomblo keluar hanya untuk menyaksikan orang pacaran. Cukup rebahan saja di rumah! Jangan baper, kalian nggak sendirian! Ada aku di sini :')
Seperti halnya yang dilakukan ke tiga sejoli ini, siapa lagi kalau bukan Arga, Satria, dan Mamat. Pada malam Minggu ini mereka memutuskan untuk menikmati secangkir kopi hitam di salah satu warkop atau biasa disebut warung kopi, di pinggir jalan. Memang tidak mewah, cukup nikmat saja sudah mereka syukuri.
Katanya sih, untuk apa pergi ke cafe mahal yang cuma modal tempat bagus dan Wi-Fi gratisan. Bagi mereka di warkop ini lebih bintang lima dikantong, paketan? Jangan kaya orang susah, ah! Eh, emang orang susah ya? Ya sudah, baik-baikin teman kalian saja. Kaya Mamat gini, mohon-mohon sama Satria dan Arga untuk menyalakan hotspot mereka.
Ada yang bertanya di mana Keano? Tau sendirilah, ia akan lebih memilih tumpukan rumus dari pada harus menikmati waktu yang tidak ada manfaatnya seperti ini baginya.
"Ayolah, katanya setia kawan," ucap Mamat memelas. Mamat sedari tadi sudah memohon, namun nihil ke dua temannya ini dengan tega tidak menghiraukan dirinya.
"Penting ini. Takut bebeb gue nanyain," lanjutnya menggoyangkan tubuh Arga dan Satria bergantian.
"Bebek kali, bukan bebeb!" balas Satria disertai kekehan yang langsung membuat Mamat menatap ia sinis.
"Kaya punya pacar aja lo. Kalo jomblo mah udah diam-diam aja. Ya nggak, Sat?" sambar Arga menyenggol lengan Satria, membuat yang disenggol mengangguk mantap, membenarkan ucapan Arga.
"Jomblo ngatain orang jomblo!" sindir Mamat menaikan sudut bibir kirinya.
"Gue mah jomblo emang kemauan gue sendiri! Kalo gue mau jadi playboy mah udah berderet tuh cewek-cewek," jawab Arga berbangga diri.
"Sombhong amat."
"Udah ah, cepetan nyalahin hotspot nya!" lanjut Mamat malas meladeni Arga lagi.
"Nih nih gue kasih." Satria mengeluarkan handphonenya dari kantong celana, lantas menghidupkan hotspot seperti yang diminta Mamat. Baik banget sih, Satria ini
"Ah, emang lo doang teman gue yang paaliiinggg baik." Mamat menepuk lengan Satria kencang saking kesenangannya dan mengucapkan kata 'paling' dengan panjang.
"Iya dong, jarang-jarang kan punya teman yang baik kaya gue?" Satria memainkan alisnya. "The best emang," sergap Mamat menampakkan jempolnya dihadapan Satria.
"Tapi akhir bulan ganti!" ucap Satria membuat Mamat menatap ia tanpa ekspresi.
"Uwah baik banget," sambar Arga meledek Mamat yang sedari tadi kesenangan namun pada akhirnya, jleb!
"Udahlah. Males gue!" kesal Mamat menaruh handphonenya di meja dengan kasar. Ia menekuk wajahnya yang jelek tambah jelek. Astagfirullah, maapin author Mamat :v
Lantas, Arga dan Satria menertawakan Mamat yang lagi seperti ini. Jarang-jarang membuat Mamat kesal, biasanya kan Mamat yang paling gacor abis membuat orang kesal.
Berbeda dengan ke tiga para lelaki ini, justru Sia dan Elin memilih untuk mengurung diri di kamar dengan laptop dan beberapa cemilan. Menurut mereka, ini momen yang paling ditunggu-tunggu setelah seminggu menghabiskan waktu dengan pelajaran.
![](https://img.wattpad.com/cover/227933295-288-k398004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arganta
Teen FictionHarap follow dulu sebelum baca!! 🚫Warning!!🚫 • Persiapkan mental kalian buat baca cerita ini! • Dijamin seratus persen kalian bakal senyam-senyum sendiri bacanya! Jika tuhan menakdirkan kita menjadi musuh, maka aku ikhlas. Jika tuhan menakdirkan k...