Happy reading 🖤
Vote dan komennya jangan lupa :)
***Seperti biasa hari Kamis akan ada mata pelajaran olahraga di kelas Sia. Semuanya diminta untuk mengganti pakaian olahraga. Sia dan Riri lantas pergi ke tempat biasanya ciwi-ciwi mengambil pakaian olahraganya.
Tanpa mau dihukum oleh Pak Agi–guru olahraga, Sia tidak mau berlama-lama lagi, bisa-bisa dihukum kelilingi lapangan nantinya! Lantas dirinya membuka loker tersebut, dan kalian tau bagaimana raut wajah Sia? Sangat berubah drastis! Dari yang sebelumnya biasa-biasa saja, namun sekarang menganga lebar sembari menutup mulutnya dengan tangan, akibat terkejut.
Sia terdiam untuk beberapa saat membuat Riri yang berada di sebelahnya menatap ia bingung. Riri lantas memegang bahu Sia, berupaya menyadarkan Sia dari lamunannya.
"Lo kenapa?" tanya Riri membuat Sia terkejut.
Sia membagi pandangannya antara Riri dan isi di dalam loker tersebut. "Kok bisa?" tunjuknya pada lokernya yang membuat Riri penasaran apa yang ditunjuk Sia.
Riri mengikuti arah yang ditunjuk Sia, dan tak kalah terkejutnya ia, dengan spontan Riri menutup loker tersebut. Dirinya tidak tahan melihat bangkai tikus yang masih bercucuran darah di sana. Rasanya ingin muntah di tempat. Ya, bangkai tikus yang tak tahu berasal dari mana.
"Kok bisa?" tanya Riri membuat Sia memutar bola matanya. "Itu pertanyaan aku tadi. Ngapain ngikutin! Nggak kreatif!" protesnya tidak suka.
"Aideh Mamah eee.. nggak perduli gue!! Yang penting itu gimana? Kok bisa-bisanya ada tikus?" tanya Riri mengerutkan keningnya sembari memegang dagu seperti sedang berpikir.
Sia mengedikan bahunya. "Nggak tau."
"Gue bingung deh sama lo, Si," ucap Riri membuat Sia menaikkan alisnya. "Apa?"
"Bingung aja gitu. Lo bisa-bisanya biasa aja, kaya nggak kepikiran gitu," balas Riri tak habis pikir dengan Sia yang tidak perduli apa maksud dari bangkai tersebut. Kalau Riri yang jadi Sia nih, pasti dia sudah berjerit histeris.
"Nggak." Geleng Sia pelan. "Yang aku pikirin sekarang, gimana caranya aku bisa olahraga sedangkan baju aku udah begitu," lanjutnya melengkungkan kedua sudut bibirnya ke bawah.
"Aideh, gue mah mikirin gimana caranya tuh tikus bisa mati di dalam. Sedangkan elo? Ck," timpal Riri menggelengkan kepalanya heran.
"Sebenarnya mah kepikiran juga," lirih Sia. "Ah, tapi bodoamat lah, mau diapain lagi," lanjutnya acuh tak acuh.
"Ya udah, sekarang kamu ganti baju aja sana," suruh Sia tidak mau membahas hal yang membuat otaknya harus berpikir keras.
Yaa, sebenarnya Sia sangat terkejut asal bangkai itu datang, tidak ada lubang sedikitpun yang nampak dan lokernya pun dikunci rapat. Yang ada dibenak Sia sedari tadi sama halnya apa yang ada dibenak Riri. Curiga akan datangnya dari mana bangkai itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arganta
Teen FictionHarap follow dulu sebelum baca!! 🚫Warning!!🚫 • Persiapkan mental kalian buat baca cerita ini! • Dijamin seratus persen kalian bakal senyam-senyum sendiri bacanya! Jika tuhan menakdirkan kita menjadi musuh, maka aku ikhlas. Jika tuhan menakdirkan k...