Tujuh

48 6 1
                                    

Orang sering mendoakan Jae Won hal-hal baik kepadanya. Banyak sekali orang yang selalu menganggap dirinya akan menjadi sosok yang hebat di kemudian hari. Setiap kali ada orang yang bertemu dengan Jae Won dan menanyakan bagaimana kabarnya, Jae Won hanya menjawab semuanya baik-baik saja. Karena memang semua yang ada pada hidupnya hingga detik ini, memang seperti itu. Tidak ada masalah, tidak ada gangguan. Yang bermasalah hanyalah diri Jae Won sendiri yang harus bertahan hidup dengan segala kebenaran yang ia ketahui. Dan mengenai penyakit yang ada pada dirinya, Jae Won perlahan sudah mulai bisa menerima kenyataan bahwa dirinya memang sakit dan tidak ada pilihan lain selain menerimanya dengan lapang dada.

Sebetulnya, Jae Won juga tidak tahu apakah penyakit yang dia derita ini adalah sebuah penyakit yang ganas atau tidak. Bisa disembuhkan secara permanen atau tidak. Yang Jae Won ketahui hanyalah, dia harus mengurangi beberapa kegiatannya dalam bermain baseball. Hal itu sudah dia ketahui sejak pertama kali dokter memberitahu tentang penyakitnya.

Jae Won tidak pernah memberitahu siapa-siapa tentang penyakitnya pada orang lain. Hanya kedua orang tuanya dan pelatih-pelatih di sekolahnya saja yang mengetahui ini. Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, Jae Won memutuskan untuk memberitahu Kyung Woo mengenai hal ini. Jae Won berpikir, biar bagaimana pun juga, Kyung Woo memiliki hak untuk mengetahui tentang bagaimana kondisinya. Dia memiliki peran yang cukup penting dalam hidup Jae Won, dan tentunya Kyung Woo memiliki hak yang sama besarnya dengan kedua orang tuanya. Tidak ada lagi rahasia yang dirinya sembunyikan lagi dari Kyung Woo.

Ah, masih ada satu hal lagi. Dan aku akan tetap menunggumu untuk memberi tahu kepadaku secara langsung, Ajusshi.

"Jae Won-ah, kau sudah sampai? Apakah aku datang terlalu lama?"

Orang yang sedang ada dalam pikiran Jae Won saat ini, muncul.

Jae Won menggelengkan kepalanya. "Tidak. Ini hanya aku saja yang terlalu cepat," jawabnya kepada Kyung Woo yang sekarang sudah berjalan bersama dengannya.

Mereka berdua memasuki rumah sakit bersama-sama. Sebelum mereka memasuki lift, Kyung Woo bertanya kepada Jae Won.

"Mengapa kau mengajakku? Kau juga belum menjelaskan tentang dokumen kemarin yang kau berikan."

"Ah, soal dokumen yang kemarin, tidak ada lagi yang perlu kujelaskan. Semuanya sudah jelas seperti apa yang sudah kau baca, Ajusshi," pintu lift terbuka dan Jae Won mengajak Kyung Woo untuk masuk bersama-sama.

Di dalam lift, Jae Won melanjutkan kalimatnya. "Aku mengajakmu kemari, karena aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku mendengar vonis dokter. Siapa pun, selain Eomma."

Kyung Woo menatap Jae Won dengan tatapan yang tak bisa dia artikan. Tatapan yang entah mengapa, ada sebuah kebenaran disana. Dan tentu saja, Jae Won masih memberikan Kyung Woo waktu untuk memberitahukan itu kepadanya.

"Eyy, kenapa menjadi sangat tidak mengenakkan begini suasananya? Sudahlah, aku tidak apa-apa. Lagi pula, rumah sakit ini sedikit membuatku sedih karena mengingat Appa." Jae Won mencoba mencairkan sesuana.

Mendengar kata Appa membuat Kyung Woo tersenyum singkat. "Kwak Jun Ho, dokter terhebat yang pernah kukenal."

Jae Won tak membalas Kyung Woo lagi. Dia memilih untuk diam saja. Tak perlu membahas terlalu jauh, pembicaraan yang baru saja dia dengar dari Kyung Woo.

*

Pemeriksaan yang Jae Won lakukan berlangsung dengan lancar. Dokter tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menyarankan kepada Jae Won untuk meminum obat secara tertatur supaya ketika mulai terasa nyeri, rasanya tak begitu menyakitkan. Dokter juga menyarankan Jae Won untuk jangan terlalu memaksakan diri ketika sedang bermain baseball, lebih baik jangan menjadi Pitcher saat bertanding. Terakhir, dokter juga menawarkan kepada Jae Won untuk melakukan operasi. Lebih cepat akan lebih baik, sudah terjadi pembekakan pada otot deltanya dan sebelum ototnya menjadi sobek disarankan untuk melakukan operas. Resikonya sangat berbahaya jika itu dibiarkan terlalu lama. Tapi, kemungkinan Jae Won untuk sembuh juga masih ada selama pengobatan terus dijalani dengan baik.

His Name is Kwak Jae WonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang