Tiga

77 11 2
                                    


Sudah pukul lima, Jae Won menghela napasnya dengan lelah. Hari ini dia harus menghadapi teman-temannya lagi. Jadwal sore ini memaksanya untuk latihan demi pertandingan antar kelas besok pagi. Ada beberapa nilai yang masih harus Jae Won hasilkan supaya dia bisa lulus sekolah dengan hasil yang baik. Jadi, mau tidak mau dia harus melakukan latihan sore ini dengan teman-teman kelasnya.

Dia berjalan menuju kamar ganti pria. Tempat dimana dirinya biasa melakukan hal yang tidak pernah orang lain ketahui. Selain orang yang kemarin mendengar dirinya di sebelah kamar tempatnya melakukan hal itu. Jae Won melihat lengan kanannya yang penuh dengan sayatan-sayatan. Katernya terjatuh kemarin dan seharusnya kater itu masih ada di kamar tempatnya kemarin berada. Tapi, sekarang ketika dirinya berusaha untuk mencari benda tersebut, benda itu sudah menghilang.

Aneh. Kalau katernya sudah menghilang, berarti ada orang lain yang mengambil kater tersebut dan melapor ke pihak sekolah.

Kira-kira siapa orang itu? Yang mendengar dan mungkin mengambil kater milikku?

*

Jae Won mengganti seragamnya menjadi seragam latihannya dan keluar dari kamar ganti untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain di lapangan. Mereka sudah banyak yang melakukan pemanasan, ada juga yang sudah berlatih beberapa posisi untuk menyerang. Sedangkan Jae Won hanya melakukan pemanasan biasa dan lari di tempat selama lima menit.

Dia tahu, semua orang langsung membicarakan dirinya di saat dia sampai di lapangan untuk melakukan pemanasan. Dia tidak peduli, biarkan saja orang ingin membicarakan dirinya seperti apa. Tidak perlu memusingkan sesuatu yang bukan menjadi urusan orang lain, mereka seharusnya fokus pada latihan sore ini. Dua hari lagi, semua kelas dua belas akan saling bertanding untuk menunjukkan kebolehan mereka. Sore ini dan besok seharunsya menjadi saat terbaik mereka untuk berlatih semaksimal mungkin. Bukannya malah sibuk membicarakan urusan orang lain. Jae Won hanya diam dan menunggu pelatih datang.

Sekitar sepuluh menit, akhirnya Coach Lee datang dan langsung memberikan arahan kepada masing-masing tim. Siapa yang akan menjadi Pitcher, Batter, First Baseman, Second Baseman, Third Basemen, Short Stop, Right fielder, Center fielder, Left fielder dan Catcher ditentukan oleh pelatih. Minggu lalu, Jae Won mendapat giliran menjadi Center fielder, yang tentunya dia harus bersyukur mendapat posisi itu. Dia tidak ingin terlalu aktif di pertandingan dua hari lagi. Biarkan teman-temannya yang lain saja yang mendapat posisi terbaik.

"Kwak Jae Won, kau menjadi Batter untuk pertandingan besok lusa. Kelasmu mengharapkan sebuah score tertinggi di semester ini. Mengerti?" perintah Coach Lee.

Semua orang di lapangan langsung menatap Jae Won.

Sedangkan, Jae Won? Dia tidak bisa protes, jadi dia hanya mengangguk saja.

"Untuk tim lawan, Yoo Chan yang akan menjadi Batter. Jadi, untuk Jae Won dan Yoo Chan, kalian yang akan menjaga tim kalian sore ini sampai besok lusa."

Yoo Chan menoleh ke arah Jae Won dan memberikan cengiran handalannya. Hari ini Jae Won harus kembali bersyukur sepertinya. Lawan mainnya adalah Yoo Chan, satu-satunya teman yang masih bersahabat baik dengannya. Disaat semua orang mulai menjauh dan menatapnya dengan takut, hanya Yoo Chan yang masih memperlakukan Jae Won dengan sama.

Sebelum latihan dimulai, Jae Won memakai topinya dan meminum air yang sudah dia bawa dari rumah.

Tiba-tiba ada yang merangkulnya dan ternyata, "Kyung Woo memintaku untuk membujukmu supaya mau untuk dilatih olehnya. Aku tidak akan membujukmu, karena aku sudah tahu apa jawabannya. Tapi, ada baiknya jika kau memikirkannya dulu."

His Name is Kwak Jae WonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang