Dua Belas

21 6 1
                                    

PART II

Hari terus berlalu bagaikan angin musim gugur yang berhembus dengan tenang mengisi kekosongan hati orang-orang yang sedang merasa sepi. Daun-daun berwarna coklat dan kuning keemasan berjatuhan ke tanah, berhamburan, namun tetap terlihat indah. Musim gugur sebentar lagi habis, hari terus berjalan, akan tetapi kegelisahan hati Lee Ji An tidak juga mereda. Semakin hari, dirinya semakin ingin bertemu dengan Kwak Jae Won. Akan tetapi, setiap kali ia ingin mencoba untuk menghubungi orang itu, selalu ada perasaan aneh yang hadir dalam dirinya. Jantungnya berdegup dengan kencang, dirinya gelisah, Ji An tidak mengerti mengapa ia terus seperti ini.

Pada akhirnya, yang ia lakukan hanya mendengarkan pergerakan dan suara Jae Won melalui aplikasi yang ada di handphone miliknya.

Sudah seminggu lebih sejak Ji An terakhir kali bertemu dengan Jae Won. Dan sudah seminggu pula, ia terus merasa gelisah seperti ini.

Haruskah aku berhenti?

Tapi, bagaimana kalau Jae Won melakukan hal bodoh lagi?

Dia akan terus baik-baik saja kan?

Ji An frustasi dengan semua pikiran yang ada di dalam benaknya. Hatinya terus-menerus meminta untuk bertemu Jae Won.

Haruskah aku mencoba untuk menghubungi Jae Won? Tapi aku harus berbicara apa?

Pikirannya yang sedang kalang kabut, terbuyarkan oleh suara televisi. Ji An menoleh ke arah televisi yang berada di dinding atas restoran Sundubu milik orang tua Hong Joo.

"Melaporkan dari Mokdong Baseball Stadium, pertandingan baseball babak kualifikasi semi final akan segera berlangsung dalam beberapa bulan lagi. Young Guk High School kembali merebut posisi mereka yang hampir tergeser oleh Hwang Gil High School di babak kualifikasi beberapa bulan lalu."

Ji An menggenggam nampan yang sedang ia bawa dengan erat. Dia tadi baru saja mengantarkan pesanan ke salah satu pelanggan di restoran. Akan tetapi, pikirannya yang campur aduk membuatnya melamun, sampai akhirnya berita di televisi merebut perhatian Ji An.

"Disini, bersama saya seorang pemain baseball dari Young Guk High School, Asian Ace, Kwak Jae Won," disebelah wartawan tersebut, Jae Won berdiri dengan seragam baseball club sekolahnya. Dia tersenyum simpul ke arah kamera dan memberi hormat kepada sang wartawan.

"Kwak Jae Won-sshi, apa yang membuatmu akhirnya memutuskan untuk kembali bermain di club? Bukankah di babak kemarin, kau menolak untuk meneruskan bermain?"

Jae Won menganggukkan kepalanya. "Ya, memang. Sebelumnya, saya ingin meminta maaf kepada teman-teman satu tim saya yang sempat khawatir dengan keputusan yang saya pilih sehingga mempengaruhi performa mereka dalam bermain di babak kualifikasi kemarin. Namun, pada akhirnya setelah saya berbicara dengan pelatih dan beberapa pihak serta teman-teman satu tim saya, mereka semua berhasil meyakinkan saya untuk bermain kembali setelah liburan semester ini selesai."

"Asian Ace sudah kembali, berarti kau sudah mempersiapkan sesuatu untuk babak semi final nanti?"

Ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jae Won. Sangat terlihat, Ji An bisa melihat itu. Ekspresi wajahnya sedikit berubah, pasti ada sesuatu.

Jae Won menghela nafasnya. "Untuk saat ini, saya hanya bisa latihan fisik dan mempersiapkan diri dengan maksimal. Sebelum nantinya mengatur latihan bersama dengan teman-teman yang lain dan mengatur strategi bersama."

His Name is Kwak Jae WonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang