Agenda terakhir mereka hari ini adalah kembali pulang. Ji An meminta Jae Won untuk kembali pulang ke rumahnya. Jae Won sempat menolak dan masih ingin berjalan-jalan, tapi Ji An tidak menuruti keinginan laki-laki itu. Dia berkata kepada Jae Won, bahwa tidak ada gunanya untuk terus menghindar dari masalah. Lebih baik diselesaikan dengan cepat dan kasihan juga Ibu Jae Won pasti sudah sangat mengkhawatirkan keadaannya di rumah.
Membayangkan bagaimana Eomma nya mengkhawatirkan dirinya, Jae Won menjadi tidak tega dan mengalah.
Akhirnya, disini lah mereka sekarang. Di hadapan Young Yi dan Kyung Woo yang terlihat sangat khawatir dengan keadaan Jae Won.
Ji An memutuskan untuk pulang supaya Jae Won bisa berbicara dengan Ibunya. Begitu juga dengan Kyung Woo yang langsung memutuskan untuk mengantar Ji An pulang saja. Lebih baik ia memberikan waktu untuk Jae Won dan Young Yi berbicara. Mereka yang harusnya berbicara lebih dulu, baru nanti saat suasana hati Jae Won sudah tenang, Kyung Woo akan mencoba untuk berbicara dengannya.
Setelah Ji An dan Kyung Woo pergi, tersisa Jae Won dan Ibunya di rumah. Suara gonggongan Choco yang riang karena menyambut kedatangan Jae Won mencairkan suasana canggung yang ada di antara Ibu dan anak itu.
Jae Won meletakkan Choco di pangkuannya dan mengelus bulu-bulunya yang halus. Dia memperhatikan Ibunya yang masih terlihat begitu bingung dan khawatir kepadanya. Jae Won menjadi merasa bersalah dengan sang Ibu. Dia tidak ingin seperti ini terus.
"Aku tidak apa-apa, Eomma. Jangan marahi aku karena seharian ini bersama dengan perempuan. Tenang saja, aku tidak melakukan apa-apa kok dengan Ji An," kata Jae Won mencoba mengubah kecanggungan di antara dirinya dan Ibunya.
Young Yi berdecak. "Kau kemana saja dengan Ji An hari ini?"
Jae Won melepaskan Choco dari pangkuannya dulu sebelum merespon pertanyaan Ibunya. "Kami ke pasar kecil yang hanya ada setiap setahu kali, lalu kami menonton pertunjukan natal walau hanya sebentar, dan kami sempat ke sekolah dulu untuk menghabiskan waktu disana."
"Wahhh, rupanya hubunganmu dengan Ji An semakin dekat ya," goda Young Yi.
Mendengar nada jahil yang dikeluarkan oleh Ibunya, Jae Won berdecak. "Hmm, lumayan. Aku akan jujur dengan perasaanku kepadanya, tidak seperti Appa dulu. Iya kan?"
Young Yi tercekat. Butuh waktu selama beberapa saat dulu sebelum akhirnya dia mengerti maksud perkataan Jae Won tadi. Dia tersenyum kepada Jae Won. "Memangnya, apa saja yang sudah kau ketahui tentang Appa mu? Hmm?" tanya Young Yi yang kemudian berpindah untuk duduk disebelah Jae Won dan merangkul anaknya.
"Aku tidak ingin sok tahu dengan cerita yang aku miliki. Bagaimana kalau Eomma saja yang ceritakan?"
Young Yi tersenyum. Dia menatap foto keluarga yang ada di hadapannya dan Jae Won sekarang.
"Dia adalah orang yang baik, Jae Won-ah. Dia sahabat yang baik, suami yang baik, dan ayah yang baik untukmu," ucap Young Yi. "Dia selalu menjaga hubungan denganku walaupun aku tahu dia tidak ingin menjadi orang ketiga untuk Eomma dan Kyung Woo dulu. Dia tidak pernah meninggalkan Eomma dalam keadaan apa pun. Bahkan disaat aku sudah tidak lagi bersama dengan Kyung Woo, Ayahmu masih menjadi orang pertama yang membuatku bahagia. Dia menerimaku dan masih mencintaiku bahkan ketika aku sudah menyakiti hatinya. Dia membuatku lupa akan Kyung Woo dengan semua kebaikan serta ketulusannya. Namun sayangnya, terkadang dia masih sering berpikir bahwa Eomma tidak benar-benar mencintainya."
Jae Won menyimak.
"Kedatangan Kyung Woo yang begitu mendadak membuat kami semua terkejut. Dia kembali setelah dirinya mengalami kecelakaan fatal saat pertandingan final di Jepang. Eomma sama sekali tidak membolehkan Kyung Woo bertemu denganmu, tapi Ayahmu melarangku. Dia memintaku untuk membiarkanmu bertemu dengan Kyung Woo yang saat itu keadaannya sedang terpuruk karena tidak dapat bermain baseball lagi. Keluarga Eomma dan Ayahmu berseteru karena Kyung Woo dibolehkan untuk dekat denganmu. Namun, setelah diselesaikan dengan kepala dingin, kami semua sepakat untuk membiarkan Kyung Woo menjadi pelatih untukmu yang saat itu baru saja tertarik dengan baseball," kata Young Yi. "Ternyata, kalian cocok dan cepat sekali akrab. Kyung Woo kembali hidup menjadi lebih baik, perlahan-lahan ia membangun karirnya kembali dari awal hingga menjadi seperti sekarang. Ia bisa berada di posisinya sekarang, karena kebaikan Ayahmu yang membolehkan Kyung Woo tetap dekat denganmu, Jae Won."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Name is Kwak Jae Won
FanfictionKIta bertemu saat menyerah adalah sebuah pilihan. Ketika mati lebih menggoda daripada ketakutan kita pada kematian itu sendiri. Kita tidak perlu banyak waktu untuk menghadapi ini semua, kita hanya perlu untuk saling melengkapi dalam menghadapi hidup...