Peringatan!!
Ini adalah cerita bxb
Homophobic harap menjauh!Lee Jeno x Na Jaemin
Nomin
SM EntertainmentDon't like don't read
Votement juseyoo>>~~¤♡¤~~<<
Namaku Na Jaemin. Sering dipanggil Nana oleh keluarga serta teman dekatku. Umurku baru saja menginjak usia 16 tahun dan kini aku sedang duduk di bangku kelas XI di SMA swasta yang ada di desaku.
Aku memang tinggal di desa. Desa dimana masih terdapat banyak pohon-pohon rindang berjajar rapi di sepanjang jalan dengan bebasnya. Semak dan rerumputan liar masih dengan mudah ditemukan. Rumah-rumah penduduk masih tampak renggang dengan halaman rumah yang lebar.
Aku memiliki dua orang kakak. Mereka terlahir kembar dengan wajah yang tak identik. Mereka berlainan jenis dengan Kakak laki-lakiku yang menjadi kakak pertama.
Kakak pertamaku bernama Mark sementara Kakak keduaku bernama Mina. Keduanya bekerja di salah satu cabang perusahaan kelapa sawit bersama dengan Ayahku, Yuta yang sudah hampir 25 tahun hidupnya mengapdi pada perusahaan tersebut. Ayahku bekerja sebagai kepala kebun sementara Kak Mark menjabat sebagai Asisten yang mengepalai beberapa mandor dari beberapa afdeling. Kak Mina sendiri masih betah bekerja sebagai kerani atau staff karyawan di kantor. Padahal jika Kak Mina menerima lamaran dari Kak Zelo, teman Kak Mark sesama Asisten, hidup Kak Mina pasti sudah akan terjamin tanpa perlu repot-repot bekerja. Tapi sebenarnya, tanpa bekerja juga Ayahnya masih bisa menghidupi anak-anaknya tanpa kekurangan.
Ibuku sendiri, Na Winwin juga bekerja di salah satu instansi pemerintahan tepatnya di Dinas Pendidikan di desaku. Ibuku adalah seorang wanita karier. Tapi beliau tidak pernah tidak meluangkan waktu untuk kami para anak-anaknya.
Sebagai anak bungsu di keluarga Na, aku begitu dijaga oleh kedua orang tuaku. Kakak-kakakku pun sangat possesif jika menyangkut diriku. Bahkan untuk keluar rumah dan hangout bersama sahabatku saja, mereka terkadang melarang. Padahal aku ini laki-laki. Teman-teman laki-lakiku yang lain saja begitu bebas jika ingin pergi jalan. Sementara aku, ingin pergi keluar saja harus izin sambil merengek. Ck. Sangat tidak jantan sekali. Makanya di usiaku ini, bahkan untuk ke tempat wisata di daerahku saja aku tidak pernah. Menyedihkan sekali.
Eh, tapi pernah sekali ia pergi ke pantai. Letaknya memang sedikit jauh dari rumahku. Bahkan itu harus melewati jalan raya yang cukup ramai. Aku yang waktu itu masih duduk di kelas 9 nekat pergi kesana dengan mengendarai motorku sendiri. Sementara Haechan, ia menggonceng Chenle. Kami bahkan belum memiliki SIM. Tapi untungnya tidak pernah ada razia di sepanjang jalan menuju Pantai. Dan dengan berdosanya aku meminta izin pada Ibu dengan alasan kerja kelompok.
Sebenarnya aku ini orang yang bisa dibilang pendiam. Sebagian teman-teman cowokku juga sering mengataiku sok cuek. Padahal memang aku yang tak terlalu suka berbicara jika bukan pada suatu hal yang penting. Tapi jika sudah di rumah, aku akan menjadi satu-satunya orang yang suka merengek. Salahkan kedua Kakakku yang sering menjahiliku. Belum lagi ketika Ibu dan Ayahku juga ikut-ikutan berkomplot untuk mengerjaiku. Ck, nasib jadi anak bungsu yang dijaga seperti anak perawan ya begini.
Tapi jika boleh jujur, Aku senang saat seluruh keluargaku terlihat begitu menyayangiku. Bibi-bibi serta Paman-pamanku pun juga ikut khawatir jika sesuatu terjadi padaku. Entah apakah dulu ia salah dengar atau tidak, tapi ia pernah mendengar jika neneknya mengatakan bila ia istimewa. Aku juga tidak paham akan maksudnya, tapi semenjak hari itu, seolah semua keluargaku membatasi pergerakanku bahkan pergaulanku juga.
Makanya, di usia remajaku ini aku tidak pernah jatuh cinta. Bahkan untuk sekadar tertarik saja tidak. Bukannya ingin sombong, tapi aku sudah banyak kali menolak pernyataan cinta dari para gadis di sekolah. Dan yang lebih menggelikan lagi, beberapa teman laki-lakiku juga pernah secara terang-terangan menujukkan ketertarikan mereka padaku.
Aku tak habis pikir. Aku kan juga laki-laki. Memiliki batang menggantung di antara kakiku. Memiliki dada rata yang tak sehot gunungan dada wanita. Lantas atas alasan apa mereka para pria bisa menyukaiku? Aku sungguh bingung. Lalu ketika aku menceritakan hal ini pada Kak Mark, Kakakku itu malah emosi dan berniat mendatangi mereka.
Ah entahlah. Aku tak ingin kembali memusingkannya. Jika mereka memang menyukaiku, maka sukai saja. Tapi jangan berharap untuk aku dapat membalasnya. Karena untuk saat ini, aku hanya ingin sekolah yang benar agar sukses dan dapat menikahi orang kaya.
Hahaha.. Aku hanya bercanda. Itu adalah motto hidup Kak Mina. Kalau motto hidupku, aku juga ingin sukses agar dapat menafkahi pasanganku nanti. Aku ingin seperti Ayah yang bisa menghidupi keluarganya dengan berkecukupan. Tanpa kekurangan apapun.
>>~~¤♡¤~~<<
Baiklah. Itu mungkin keinginanmu Na Jaemin. Tapi siapa sangka, jika takdirmu berkata lain dan membawamu untuk bertemu olehnya. Seseorang yang juga berkelamin sama namun telah digariskan untuk berjodoh denganmu?
To be Continued
Halo nomin shipper?
Tertarik dengan cerita ini?
Tolong vote dan comment nya yaa..Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage [NOMIN]
Fanfiction[Completed] Na Jaemin itu hanyalah seorang remaja laki-laki yang baru saja menginjak usia 16 tahun. Masih terlalu dini untuk melangkah ke jenjang sebuah pernikahan. Tapi, apalah daya jika sebuah situasi membuatnya harus datang ke sebuah gereja denga...