Peringatan!!
Ini adalah cerita bxb
Homophobic harap menjauh!Lee Jeno x Na Jaemin
Nomin
SM EntertainmentDon't like don't read
Votement juseyoo-
-
-
->>~~¤♡¤~~<<
Jaemin sudah pasrah sekarang. Matipun tak apa jika memang dirinya telah ditakdirkan untuk mati malam ini juga ditangan seorang pria tak dikenal.
Jaemin berdoa dalam hati, merapalkan kata maaf untuk kedua orang tuanya beserta kedua kakaknya dan juga untuk suami tercinta. Membayangkan akan seperti apa Jeno jika mengetahui ia ditemukan tewas di rumah mertuanya dalam keadaan mengenaskan.
Jaemin sudah memejamkan mata untuk bersiap menerima tusukan pisau tajam yang kini telah berlumur darah ke jantungnya. Tetapi rasa tak rela jika harus mati sekarang membuat Jaemin tersentak. Ia tidak bisa jika harus meninggalkan Jeno dan seluruh keluarganya. Ia belum rela, lebih tepatnya tak akan pernah rela. Ia tidak boleh menyerah.
Kemudian dengan tubuh yang bergetar akibat menahan sakit, Jaemin lantas bergerak untuk menghindar. Selanjutnya ia berdiri, bersiap kabur dari sana. Namun sekali lagi pergerakannya kurang cepat. Pria itu telah berdiri di hadapannya, mencekal tangan kanannya dan sekali lagi berniat menghujam pisau di tangannya.
Jaemin tak habis akal. Ia menendang keras pusaka dari si pria bertopeng, lalu dengan tenaga yang tersisa ia menyentak tangan pria tersebut. Ia hendak berlari ketika tangan pria itu menahan salah satu kakinya. Bisa Jaemin lihat jika pria tersebut tengah menahan sakit di selangkangannya namun masih bersikeras untuk menahannya.
"Tuan jangan pergi.."
Suara yang bernada kesakitan itu membuat Jaemin terpaku. Ia menatap pria bertopeng itu sebentar, kemudian menarik kuat kakinya agar terlepas dari cengkraman pria bertopeng yang tengah meringkuk kesakitan. Pisau telah ia jatuhkan saat Jaemin menendangnya tadi. Ia ingin melangkah pergi tetapi terhenti ketika mendengar isak tangis dari si pria bertopeng. Jaemin jadi tak tega. Taulah jika Jaemin adalah orang yang tak tegaan.
Maka, dengan menahan rasa sakit di tubuhnya Jaemin berjongkok dan menarik topeng pria itu.
Terkejutlah ia manakala menemukan jika pria tersebut adalah penjaga di rumah mertuanya. Iya, dia adalah satpam yang sudah beberapa kali Jaemin lihat jika datang ke rumah ini.
"Ma-maafkan saya Tuan. Sa-saya harus melakukan ini. Jika tidak, istri dan anak saya akan dibunuh oleh mereka.." Tutur sang penjaga dengan air mata yang mengalir deras.
"Dibunuh? Oleh siapa?" Tanya Jaemin, berusaha untuk mempertahankan suaranya agar tidak terlihat kesakitan. Karena sumpah demi apapun, lukanya berdenyut nyeri hingga terasa ngilu. Terutama pada bagian bahunya.
"Saya juga tidak tahu. Saya tidak mengenal mereka. Mereka mengancam saya dengan menyandra istri saya yang tengah hamil tua. Saya awalnya tidak mau jika harus membunuh Tuan, ta-tapi anak pertama saya langsung dibunuh ketika saya menolaknya." Tangisan penjaga itu semakin deras sampai terisak pilu.
"Saya tidak tau harus melakukan apa lagi. Saya tidak ingin kehilangan istri beserta anak yang ada di dalam kandungan istri saya. Saya mencintai merekaa. Sudah cukup dengan saya yang harus kehilangan anak pertama saya."
"Mohon maafkan saya, Tuan.. Maafkan saya."
Jaemin memandang pria itu dengan wajah kasihan. Jika ia dihadapkan dengan pilihan seperti itu, mungkin dia juga akan melakukannya. Kehilangan anggota keluarga itu bukan hal yang mudah. Terutama orang tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage [NOMIN]
Fanfic[Completed] Na Jaemin itu hanyalah seorang remaja laki-laki yang baru saja menginjak usia 16 tahun. Masih terlalu dini untuk melangkah ke jenjang sebuah pernikahan. Tapi, apalah daya jika sebuah situasi membuatnya harus datang ke sebuah gereja denga...