Part 28

24.9K 2.4K 276
                                    

Peringatan!!
Ini adalah cerita bxb
Homophobic harap menjauh!

Lee Jeno x Na Jaemin
Nomin
SM Entertainment

Don't like don't read
Votement juseyoo

-
-
-
-

>>~~¤¤~~<<

Dua minggu berlalu. Tak terasa waktu berputar begitu cepatnya. Jaemin kini tengah menikmati masa SMA nya. Dimana ia menjadi seorang senior di sekolahnya. Seorang senior yang tak menunjukkan kesenioran di wajah serta tingkah lakunya. Iya, wajah lugu dan sifat polosnya itu tidak cocok jika disebut sebagai senior. Ia masihlah terlihat seperti anak smp yang begitu polos tanpa noda. Pikirannya masih sedikit bersih meski kini sudah tak perjaka lagi.

Pagi ini Jaemin kembali ke rutinitas awalnya. Ia telah siap dengan seragam putih abu-abu dan tas ransel di punggungnya. Waktu masih menunjukkan pukul enam lebih dua puluh lima menit. Terlalu awal untuk pergi ke sekolah.

Jaemin turun ke lantai bawah. Kakinya menuntun menuju meja makan dimana seluruh keluarganya berkumpul. Sebenarnya ia sedikit merasa tidak enak badan. Kepalanya pusing dan berat. Tetapi ia tidak ingin bolos sekolah. Pelajaran hari ini dipenuhi dengan pelajaran wajib. Maka ia berusaha untuk menutupi rasa sakitnya dengan tersenyum.

Jaemin duduk di kursi meja makan dalam diam. Tas di punggung ia lepas dan meletakkannya di bawah kaki. Keluarganya belum memulai sarapan karena Winwin belum selesai memasak. Jaemin mengedarkan pandangannya sekeliling. Memperhatikan seluruh keluarganya yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Kedua kakak kembarnya sibuk dengan ponsel mereka. Sementara Ayahnya sendiri sibuk dengan koran yang ada di kedua tangannya.

Winwin datang dari dapur sembari membawa beberapa piring berisi makanan. Ada udang, ikan, dan sayur. Jaemin menatapi makanan dihadapannya. Nafsu makannya hilang entah kemana. Menyadari jika semua keluarganya telah mengambil makanan, Jaemin terpaksa ikut mengambil juga.

Ketika Jaemin akan memasukkan sesuap nasi dan udang ke dalam mulut, rasa mual menderanya. Terutama saat bau udang menyapa indra penciumannya. Jaemin meletakkan kembali sendoknya dalam diam. Berusaha untuk meredakan rasa mual dalam dirinya.

Winwin yang menyadari tingkah aneh Jaemin langsung bertanya.

"Kenapa, Na? Tidak suka makanannya?"

Jaemin spontan menggeleng seraya berusaha untuk tersenyum. "Tidak kok, Bu. Jaemin suka makanannya."

Tak ingin membuat ibunya curiga, Jaemin segera memasukkan satu sendok makanannya tadi ke dalam mulut. Jaemin mengunyah cepat dan menelan paksa makanannya. Sedetik kemudian, Jaemin langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan makanannya.

Sontak saja semua orang yang ada disana menatap bingung satu sama lain. Tetapi berbeda dengan Mark. Ia langsung berdiri dan menyusul Jaemin ke kamar mandi.

"Dek.."

Mark mengurut tengkuk Jaemin dengan pelan. Tangan satunya ia gunakan untuk mengusap punggung sang adik.

Jaemin masih memuntahkan isi perutnya. Mark yang melihat adik laki-lakinya seperti ini tentu saja khawatir.

Winwin datang bersama dengan yang lain. Ia membawa sebotol minyak kayu putih di tangannya. Mereka semua menatap khawatir pada Jaemin.

Tak berselang lama, rasa mual Jaemin telah berhenti bersamaan dengan isi perutnya yang kosong. Winwin menghampiri Jaemin dan memberikan botol minyak kayu putihnya tadi pada sang anak bungsu.

Young Marriage [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang