Prolog

1.1K 47 7
                                    

A/N : Assalamu'alaikum. Jadi gini, aku berniat re-publish cerita Bersanding Denganmu 2 dengan versi baru. Alurnya masih sama, akhir cerita juga masih sama, yaitu happy ending. Hanya saja isi ceritanya akan berbeda dengan yang sebelumnya. Karena, di cerita Bersanding Denganmu 2 banyak kekurangannya, terutama feel-nya yang kurang dapat. Bukan hanya kalian, aku juga merasakan yang sama, aku merasa cerita ini kesannya maksain banget. Jadi, aku re-publish cerita ini dengan versi baru. Semoga kalian suka dan masih betah mengikuti kisah Rahma dan kawan-kawan sampai selesai. Itu saja, sekian dan terima kasih, guys :)

~Prolog~

Empat tahun telah berlalu. Setelah menghabiskan dua tahun masa studi dan dua tahun bekerja, aku memutuskan kembali ke Indonesia, tepatnya kota Jakarta, kota kelahiranku.

Tiga tahun sebelum kepulanganku, aku mendengar berita duka tentang pak Ramdan dari Radit. Bu Arum meninggal dunia. Maka dari itu, saat aku sudah sampai di Jakarta, aku memutuskan untuk berziarah ke tempat pemakaman bu Arum ditemani oleh Radit. Bagaimana bisa aku dekat dengan Radit, akan aku ceritakan nanti.

Kami telah sampai di tempat pemakaman bu Arum berada. Radit berjalan lebih dulu, dan aku mengikutinya dari belakang. Jujur, aku sedih mendengar kabar meninggalnya bu Arum. Aku tidak tahu apa penyebab bu Arum meninggal, Radit tidak memberitahuku.

"Di sini makamnya, Ma." ucap Radit.

Aku berjongkok di samping tanah kuburan bu Arum. Aku mengirimi Al-Fatihah untuknya, begitu juga dengan Radit.

"Bagaimana dengan anak-anaknya bu Arum dan pak Ramdan, Dit?" tanyaku usai mengirimi doa untuk bu Arum sembari berdiri.

"Alhamdulillah mereka baik-baik saja. Kamu ingin bertemu dengan mereka?" tanya Radit.

Aku menggeleng. Bukan tidak ingin, hanya saja aku masih belum sepenuhnya siap untuk melihat pak Ramdan. Karena, jika bertemu dengan anak-anaknya, artinya aku akan bertemu juga dengan ayahnya.

"Baiklah. Pulang sekarang?" tanya Radit lagi.

"Iya."

Sebelum pergi. Aku menaburkan bunga di atas gundukan tanah kuburan bu Arum. Setelah itu, barulah kami benar-benar meninggalkan makam.

Bersanding Denganmu 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang