9⃣

1K 89 45
                                    

Pria bersurai coklat itu mengusap wajahnya kasar, ia memandang Felix dan Hyunjin bergantian. Dua orang itu hanya bisa duduk menunduk berdampingan di atas kasur, tangan keduanya pun sedari tadi saling menggenggam dengan erat.

Minho menarik kursi yang ada disebelahnya, ia mengetukkan jari telunjuk pada meja rias Felix. Ya, setelah memergoki keduanya pria itu membawa mereka pada lantai dua dimana kamar adiknya berada.

"Apa kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan?" pria tampan itu membuka suara setelah sekian lamanya diam.

Keduanya mengangguk mendengar pertanyaan Minho, pria tampan itu menghela nafas melihatnya. "Angkat kepalamu Felix, tatap mata kakak!"

Mau tidak mau Felix harus mendongak, matanya berkaca-kaca, wajahnya memancarkan ekspresi memelas, membuat Minho sedikit merasa bersalah. Bayangan dimana Hyunjin dan Felix saling bercumbu di dapur tadi semakin memenuhi otaknya, ia merasa menjadi kakak yang buruk. Tak bisa mendidik adiknya dengan baik.

Ia beralih memandang Hyunjin, "Hyunjin, kau sadar bukan statusmu di keluarga ini sebagai apa?"

"Aku.. menantu keluarga ini," ia menjawab pelan, sangat pelan hingga kedua orang disana nyaris tak mendengar.

"Kau sadar dengan statusmu, lalu kenapa kau malah melakukan hal yang tak seharusnya kau lakukan.. Terlebih dia adik iparmu sendiri." ia menunjuk Felix, keduanya terdiam. Genggaman tangan mereka pun makin bertaut erat, pria tampan itu menghela nafas melihat respon keduanya.

"Kak.. Aku mencintainya," ujaran tersebut membuat Minho menatap Felix tajam.

"Jadi menurutmu, kau mencintai kakak iparmu sendiri, begitu?"

"Kami saling mencintai!"

Minho memijit kening frustasi kala Hyunjin menambah pembelaan. Pria tampan itu bangkit lalu melepas tautan tangan keduanya. "Kau.. Keluar, kembali ke kamarmu dan renungkan kesalahanmu." titahnya dengan nada tegas, mau tidak mau Hyunjin pergi dari sana meninggalkan Felix dan Minho berdua didalam kamar.

Pria itu berjalan ke arah pintu, menguncinya sebentar lalu kembali ke hadapan sang adik. Setitik air mata yang tadi sempat keluar dari ujung mata Felix ia hapus, dia mencium kening adiknya lembut.

Tatapan Felix yang tadinya sendu berubah menjadi mengejek. "Aktingmu buruk sekali."

Minho tergelak, pria tampan itu menjatuhkan tubuhnya pada ranjang. "Setidaknya aku sudah berusaha."

"Cih, berusaha konon." gadis manis itu turut membaringkan tubuhnya disamping Minho.

"Sudah sampai mana?" tangannya ia selipkan dibelakang kepala, keduanya memandang langit-langit kamar.

"Hm.. Sudah hampir setengahnya,."

"Bagaimana dengan yang lain?"

"Berjalan mulus, mereka sangat menjiwai."

Minho terkekeh, "Kau.. Tidak benar-benar jatuh cinta padanya, 'kan?"

Felix terdiam, gadis itu butuh waktu lama untuk menjawab, matanya bergulir kesana kemari. "Kalaupun kau memang benar-benar mencintainya, apa kau sanggup meneruskan semua ini?"

Gadis itu bergumam lirih. Ia menatap Minho, membuat yang ditatap menatap balik. Lalu memajukan tubuhnya memeluk sang kakak, "aku merindukanmu.." ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Minho turut memeluk Felix, ia mengecup bibir gadis itu sekilas. "Mau melepas kerinduan?" tawarnya, alisnya ia naik turunkan menggoda. Ia mencoba meladeni Felix yang sekiranya tak ingin membahas hal itu lagi.

Felix mengangguk, Minho mengeratkan pelukannya.

"Tidurlah, mungkin besok kita akan menghadapi hal-hal berat," ia menepuk punggung Felix pelan, sesekali pula mencium puncuk kepala sang adik sayang.

FORBIDDEN LOVE | HYUNLIX -GS! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang