O8

2.3K 157 49
                                    

Angkasa dan Sava pun mulai menyusuri jalan bersama dengan bergandengan tangan.
Saling menukar cerita disetiap perjalanan.

(Anggep aja Angkasa sama Sava yang lagi jalan kaki)

"Eh Sa, udara di malem hari enak ya seger gitu" Ujar Sava muka percakapan Ia benar benar tak nyaman dengan kesunyian antara dia dan Angkasa.

"Iya gue suka malem " Jawab Angkasa

"Kenapa?" Tanya Sava, penasaran.

"Malem itu sunyi, bisa bikin setiap orang terpana dan nyaman dengan segala hal nya, bintang, bulan, dan angin malam" Jawab Angkasa

Ah ! Salah sekali jika Sava mengajak nya bicara  Bukankah Angkasa Suka kesunyian? apakah Angkasa merasa terganggu dengan celotehan Sava?.
Entahlah, Sava sendiri juga merasa bingung
Disatu sisi, ia merasa canggung bila hanya ada kesunyian
Namun disisi lain, ia tak mau membuat Angkasa Ilfeel

"Eh , em lo gasuka kebisingan ya?" Tanya Sava ayolah! Ia benar benar tak mau membuat Elang Ilfeel

"Gak gitu Alsa , gue suka sunyi bukan berarti gue benci keramaian" Jawab Angkasa Sembari mengacak acak rambut Sava, Angkasa paham akan maksud ucapan dari Sava

Perasaan apa ini? Setiap perilaku Angkasa Kepada Sava selalu membuat jantung gadis tersebut berdebar kencang!

#Elang


Sementara, dilain tempat.
Elang dan Vea masih berada didalam mobil
Keduanya enggan membuka suara
Hanya ada kebisuan serta suara lalu lalang kendaraan yang melintas.

"Belum makan?" Tanya Elang

"Lo nanya siapa?" Tanya Vea balik

"Emang disini ada siapa aja?" Tanya Elang

"Oh, gue sama lo" Jawab Vea, sungguh ia benar benar merasa malu. Bisa bisanya ia se bodoh ini
Memang lemot sekali otaknya!

"Makan dulu, abis itu gue anter lo pulang" Kata Elang

"Eh tap—"

"Gue gak nerima penolakan! Paham?" Kata Elang , penuh dengan penekanan.

"Ee emm iya iya paham" Jawab Vea

"Mau makan apa?" Tanya Elang

"Terserah" Jawab Vea

"Ck, kenapa cewek selalu gini kalo ditanyain soal makan" Gerutu Elang

"Heh! Enak aja! Sebagai cewek kan harus nurut sama cowoknya, ya makannya gue bilang 'terserah' gitu" Jawab Vea, panjang lebar

Elang mengernyitkan alisnya, menatap Vea dengan tatapan yang mengoda, "Sejak kapan gue jadi cowok lo?"

"Eh em itu anu, ih kan maksud gue sebagai cewek harus nurut! Jangan nuntut" Kata Vea, sialan. Elang selalu saja membuatnya kalah bicara

"Mau banget ya kalo gue jadi cowok lo?" Tanya Elang , pertanyaan itu sukses membuat Vea Melongoh.

Apa maksud Elang?
Kenapa ia berbicara seperti itu?
Elang sialan !
Kenapa sedari tadi terus membuat Vea merasa jadi Gadis terbodoh sedunia sih!

"Yeh pede banget" Jawab Vea, memberi lirikan jengah pada Elanv

"Kalo mau sih gak papa nanti sekalian ngelamar" Ujar Elang disertai nada menggoda.

ELANG - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang