36

976 84 57
                                    

Setelah pulang dari sekolah
Kini Sava memilih merebahkan badannya yang terasa penat
Entah fisik, hati, ataupun perasaan
Semua terasa menyakitkan
Sama sekali tak membuat Sava bersemangat

"Capek gue tuh!, selalu gini, gak mikir ya kalo gue berjuang buat buang semua pemikiran buruk gue, kedia.
Gak mikir ya, susah nya gue bertahan sejauh ini" Monolog Sava pada dirinya sendiri, ayolah ia begitu lelah, selalu ada drama yang silih berganti, semesta seakan tak memberinya kesempatan untuk bahagia

Karena kegabutan nya itu, ia memilih menuliskan segala hal yang terjadi hari ini
Tentang kecewa, yang selalu membuat ia putus asa, tentang asa yang ia rajut , lalu kembali dihancurkan.

"Dear diary..
Aku, mau bercerita tentang hari ini
Hari dimana aku merasa lelah dengan segala drama
Merasa patah dengan harap yang kususun sedemikian rupa
Merasa tak berguna dan sama sekali tak berarti, disaat ia pergi mengenggam tangan yang lain
Aku ingin berbagi sedikit rasa sakit yang kurasa, kepadamu.
Meski aku tahu, kamu tak akan mengerti, tapi setidaknya kamu mau menghargai
Setiap bait bait yang kutuliskan disini
Berisikan keluh, kisah, dan juga pasrah
Aku, lelah.
Aku, jengah
Aku, muak dan aku ingin menyerah.
Kamu tahu? Mencintai mu, ternyata sesakit ini.
Segala rasa yang kupersembahkan, hanya dianggap sampah
Asa yang kurajut, dihancurkan begitu saja tanpa adanya rasa kasihan, sedikit saja tidak.
Luka, yang selalu kamu torehkan setiap hari
Tentang kamu, pembawa harap
Tentang kamu, yang sudah menbuatku merasa bahwa kamu, juga punya rasa yang sama
Haha, selucu ini semesta dalam mempermainkan rasa
Kamu tak tahu kan? Aku menulis setiap inci dari ini, disertai air mata yang turun berjatuhan, kenapa aku bisa sekuat ini dalam mencintaimu? Yang bahkan kamu saja tak pernah menganggapku ada.
Harusnya..
Aku tahu, bahwa memang awal itu , kita hanya sebatas 'dipertemukan' bukan 'disatukan' wajar..
Wajar jika sekarang kamu hilang dan menjauh
Memilih dia, yang telah lama kamu tunggu
Aku tahu, asa, harap dan juga doa yang kukirim kepada tuhan tentang mu, memang tak ada artinya
Tapi apa kamu tak mau, mendengar sebentar saja, sebentar.
Mendengar tentang seberapa kuat nya aku dalam mencintaimu
Seegois ini aku bertahan di tempat yang selalu membuatku terluka
Rasa nyaman sejenak, yang kamu persembahkan,
Rasa sayang yang kamu janjikan, namun pada akhirnya , hanya menjadi sebatas kalbu.
Kamu , candu
Kamu, halu
Dan aku tahu, kamu tak akan pernah menjadi sungguh.
Entah kenapa, hati ini tak mau berhenti untuk menangisi
Segala perih yang barusaja kamu torehkan tanpa beban dan kasihan
Jika kamu bertanya tentang keadaan ku?
Aku tak apa,yakinlah..
Aku hanya perlu waktu, untuk menyembuhkan diri dari luka yang sempat memenuhi
Aku, hanya butuh ruang untuk mencintai diri sendiri
Aku , hanya butuh pundak yang selalu siap sedia menjadi tempatku beradu
Aku yakin dan akan ku pastikan
Bahwa memang, aku bisa bahagia, entah itu bersamamu, ataupun tanpa mu.
Tetap bahagia, aku masih mencintaimu
Namun sudah tak lagi menunggumu
Terimakasih atas segala luka
Akan kujadikan sebagai patokan, bahwa tak semua perhatian berarti menyimpan rasa

Atas nama luka, aku akan pergi. Dan memulai hari tanpa bayang bayang mu lagi, selamat tinggal. Semoga bahagia selalu. Aku pergi
-Selasa, 12 Januari 2020 , Alsava

Seusai menulis segala hal yang ia rasakan, segala keluh kesah yang ia pendam sendirian dan segala kisah yang ingin ia ceritakan, kini ia memilih untuk menutup mata
Sembari mendengarkan lantunan indah dari lagu yang mungkin, cocok dengan hati dan apa yang ia rasakan saat ini
Sembari ikut melantunkan bait bait indah dari lagu yang saat ini memenuhi ruang kamarnya

ELANG - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang