Selain di wattpad, aplikasi apa lagi yang kalian gunakan untuk baca-baca?
Tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya, karena itu membuat author semangat ngetik.
Selamat membaca...
--IMB--
Ara merebahkan tubuhnya pada ranjang medium size kamarnya, remaja itu menghela napas lelah ketika mengingat kejadian bersama Dinda tadi. Sebenarnya tujuan Ara baik, ia ingin menyatukan hubungan antar Ibu dan anak, tapi sepertinya Dinda enggan melakukan itu.
Gadis itu merenggangkan otot-otot tangannya yang terasa kebas, jam Dinding menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
Matanya mulai memejam karena kantuk, biasanya Ara akan tidur jam sebelas malam, tapi entah kenapa saat ini matanya terasa berat untuk terbuka. Mungkin karena dirinya yang letih karena aktivitas membina orientasi mahasiswa baru, hingga membuat Ara perlahan-lahan memejamkan matanya.
Sela-sela tidur indahnya, gadis itu mengalami mimpi. Ara berada disebuah lorong panjang tak berujung, ia melirik kesana kemari tak mendapati siapapun yang hendak menolongnya.
Dalam kebimbangan, Ara terus berjalan mengikuti instingnya. Lorong itu luas dan terdiri atas batu-batuan indah ditiap sisi kanan dan kirinya, sejenak Ara merasa terpikat dengan tempat yang ia tempati.
Saat kaki-kakinya masih menjelajah lorong, ia dikejutkan dengan suara isak tangis dihadapannya. Sontak Ara pun menghentikan langkah lebarnya, ia memiringkan kepalanya guna memperhatikan orang itu dari jauh, seseorang itu berpakaian hitam bagai zirah, sedangkan kakinya sebagai tumpuan untuk kepalanya.
Perlahan Ara mendekati orang itu, ia mengambil napas dalam-dalam dan berusaha menormalkan detak jantungnya.
Ara menyentuh bahu orang tersebut, tiba-tiba saja suara tangis orang itu berhenti seketika. Lorong menjadi hening, bahkan suara deru napas Ara pun sampai terdengar ke telinga. Bulu kuduk Ara meremang, ia merasa salah langkah karena memilih mendekati orang itu.
Dalam kekalutan Ara, tiba-tiba orang itu mendongakkan kepala dan Ara pun bisa melihat wajah itu dengan sepenuhnya.
"Astaga!" Ara terkejut, bahkan ia sampai memundurkan langkahnya saking kagetnya.
Bulu kuduk Ara makin meremang, ia merasakan atmosfir dingin melanda seluruh tubuhnya.
Orang itu menatap Ara sembari mendongak, jemarinya terulur untuk meraih tangan gadis itu. Namun, Ara lebih dulu memundurkan langkahnya lagi.
Seseorang itu perlahan bangkit dari duduknya, hal ini membuat Ara kalang kabut. Ia berusaha berlari darisana, tak ada jalan keluar dari lorong itu, Ara hanya berputar-putar saja.
Sedangkan dibelakangnya sosok itu mencoba untuk mengejar Ara yang kini mulai panik, gadis itu bahkan sudah berkeringat dingin sekarang.
"Tolong aku!" Sosok itu bersuara. Ara sangat mengenali suara dan wajahnya, meski wajah itu terlihat hancur sebagian dengan darah yang belum mengering.
Merasa tak ada gunanya ia berlari, Ara pun diam ditempatnya berdiri. Ara mengusap wajahnya dengan kasar, ia harus berani mengambil tindakan.
"Berhenti disana! Apa yang kamu inginkan?" Ara menunjuk posisi dimana sosok itu berdiri dan hampir mengejar dirinya.
Sosok itu pun menuruti perintah Ara, ia berdiri mematung dengan pandangan lurus menatap Ara. Walaupun ini sudah dipastikan malam hari, tapi lorong itu nampak terang berkat cahaya dari batuan yang terpampang disisi samping.
"Tolong aku!" Ujar sosok itu lagi.
Ara bergidik ngeri, dia adalah pemuda yang menampakkan diri di kampus Ara. Entah kenapa sosok itu mengikuti Ara sampai terbawa mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDRA MATA BATIN
HorrorMemiliki masa lalu kelam yang hampir saja merenggut nyawa, membuat muda-mudi itu lebih berhati-hati. Kini ketiga remaja dengan mata batin terbuka mulai berusaha membiasakan diri dengan hal-hal gaib. Ara, Aris, dan juga Dinda. Tiga bersaudara itu be...