prolog

420 20 2
                                    

"Kamu! sini!." ucapan seorang laki-laki menghentikan langkahku yang hendak keluar melewati pintu setelah baru saja meminjam buku di perpustakaan, laki-laki itu duduk santai di kursi yang jaraknya sekitar satu meter dari pintu

"Hah? Kakak ngomong sama aku?" aku menunjuk diriku sendiri sembari melirik ke segala arah. Suasana perpustakaan begitu sepi, memang jam-jam istirahat seperti ini anak-anak pasti sedang sibuk dikantin atau mengobrol-ngobrol dikelas, penjaga perpustakaan pun juga pasti sedang istirahat makan siang, sudah dipastikan perpustakaan hanya ada aku dan laki-laki itu.

"Kamu pikir?! disini kan cuma ada kamu" jawab laki-laki beriris mata coklat terang, hidungnya mancung, disertai bibir tebal, dan berkulit sawo matang. Aku menatap laki-laki itu bingung namun juga sengit, ia tiba-tiba datang lalu memerintah agar aku mendekatinya, aneh sekali.

"Maaf Kak, saya nggak kenal kakak dan saya nggak mau. Saya permisi," balasku lalu melangkah untuk pergi

"Tunggu, ingat baik-baik namaku--Fausta Averil. Sekarang kamu pacarku!" ucapnya dengan nada angkuh, aku mengentikan langkah lantas berbalik menatapnya. Aku tidak habis pikir kenapa ada orang seaneh dia?

"Tidak mau dan tidak akan!" jawabku mantap dan kembali mengayunkan kaki meninggalkan laki-laki yang katanya bernama Fausta Averil

Aku bisa percaya cinta pandangan pertama
Tapi dengan sikap angkuh dan pemaksa bagaimana bisa disebut cinta?

_Nov_

Hai juli
Aku kembali untuk mengabadikan kisah kita disini

Veril-Ara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang