Listen

1.5K 361 81
                                    

Semua orang bisa mendengar, namun tidak semua mampu mendengarkan

Happy reading

"Jadi, kamu tahu soal taruhan ini, Chan?"

"Bukan cuma tahu! Tapi dia ada di sana, cuma duduk, waktu yang lainnya merencanakan taruhan ini."

Kyungsoo memutar mata kesamping, menatap Lukas dengan tajam. Seolah tatapannya mampu menusuk-nusuk dari dalam.

"Apakah namamu sudah berubah menjadi Chanyeol," tanya Kyungsoo dengan nada paling sinis yang pernah ia keluarkan, "Chanyeol, jawab aku, apa benar kau juga tahu tentang ini? Atau kau juga bagian dari taruhan ini?" ia merasakan getaran samar dalam suaranya.

Lukas hanya berdecih, sedangkan Kyungsoo dengan sabar masih senantiasa menunggu. Namun, alih-alih menjawab, Chanyeol memilih masih setia menunduk, menghindari tatapan siapa saja.

"Pengecut satu ini," dari kejauhan, Baekhyun bergumam menahan geram, ia dipaksa hanya menonton saja, karena di sampingnya ada anak kecil--Park junior yang sedari tadi ingin berlari mendapati Chanyeol.

Apakah ini alasan Kyungsoo Noona pergi?

"Chan?"

Pria dewasa bermarga Park itu tetap diam. Yang dilakukannya sejak beberapa menit yang lalu hanya meremat jari-jarinya saja.

"Hhh," Kyungsoo menarik napas, sesak sekali rasanya, di sini, di dalam hati. Tingkah laku pria yang ia cintai telah menunjukkan jawaban atas pertanyaan Kyungsoo. Chanyeol tahu, itu artinya dia sama bersalahnya dengan Lukas.

Kyungsoo membuang pandangan ke segala arah, dan perhatiannya tertuju pada pria kecil yang juga bermarga Park, sedang menatapnya dari jauh. Si kecil yang mengaku bernama Sehun itu melihat Kyungsoo dengan tatapan yang serupa dengan Chanyeol. Mata si kecil berkaca-kaca, seolah membisikkan 'jangan pergi,'.

Kyungsoo tidak bisa! Kyungsoo tidak bisa untuk tetap ada di sini. Ia harus pergi menenangkan hati. Perih tak dapat dia tanggung lagi.

Rumah! Dia harus pulang! Kyungsoo akan memeluk papa. Meminta cinta pertama di dalam hidupnya itu untuk bercerita, tentang indahnya dunia ini. Tentang masih ada orang-orang baik.

Tepat saat ia ingin melangkahkan kaki, sebuah tangan menahan perginya. Tangan besar yang membuatnya hangat itu mencengkram pergelangan lengan mungil Kyungsoo dengan lembut.

Kyungsoo tidak ingin menoleh, jangan sampai dia goyah dan memaafkan Chanyeol begitu saja. Tidak ada satupun wanita yang suka dirinya dijadikan objek taruhan.

"Jangan pergi," bisik Chanyeol, "aku mohon, jangan pergi,"

"Kalau begitu jelaskan," ucap Kyungsoo, ia berharap di sisa-sisa sabarnya, Chanyeol mau bercerita.

Pria itu membisu. Kesabaran Kyungsoo benar-benar kalah telak. Hanya cinta yang membuatnya tak mengatakan sumpah serapah tepat di wajah Chanyeol.

Beruntung ada sebuah taxi lewat. Beruntung? Kyungsoo tertawa kering, di saat seperti ini dia masih saja mencoba berpikir positif.

Keberuntungan macam apa ini?

Ditipu oleh dua orang pria yang telah dia beri kepercayaan. Apakah ini juga suatu keberuntungan.

Diary Park SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang