HAPPY READING
18+
Lukas tak lagi bisa membedakan khayalan dan kenyataan, keinginan dan kebutuhan, cinta dan obsesi. Pada kenyataanya, innerchild Lukas berteriak untuk berhenti. Ia berusaha menyadarkan kalau apa yang sedang Lukas lakukan adalah kesalahan besar.
Namun sayangnya pria berperawakan besar itu membiarkan raganya diambil alih oleh setan penguasa hawa nafsu. Ia merasa terluka saat egonya yang rapuh terusik ketika Kyungsoo menolak pernyataan cintanya.
Dengan amat buas, Lukas merobek seluruh pakaian Kyungsoo menggunakan jari-jari panjang dan besarnya. Sesekali ia berhenti saat rintihan tertahan dari bibir Kyungsoo keluar, namun saat ini, sisi hitam lebih menunjukkan dominasi.
Ia mencium bibir hati, yang selama ini membuat tubuhnya selalu penasaran. Apakah semanis yang ia bayangkan?
"Oh, Shi*!" umpat Lukas sembari menggeram, bibir yang baru saja ia kecup memiliki rasa yang lebih manis dan menggetarkan daripada anggur mahal milik ayahnya yang baru saja ia curi dan minum empat puluh lima menit yang lalu.
Ia tidak akan menahan semua lagi, seperti yang selama ini ia lakukan. Apapun itu, Kyungsoo akan kembali lagi padanya. Bahkan tanpa syarat. Ketika saatnya tiba, Lukas berjanji akan menunjukkan apa arti cinta yang sesungguhnya pada Kyungsoo. Lukas paham kalau Kyungsoo saat ini masih bimbang.
Rintihan kesakitan itu, sialnya terdengar seksi di telinga Lukas, napsu di ubun-ubun berteriak ingin dipuaskan detik ini juga.
"Baby, baby," Lukas mengelus pipi yang penuh dengan air mata, "jangan tatap aku seperti itu. Semuanya akan baik-baik saja," ia mengecup lagi bibir hati itu.
"Au!" Kyungsoo menggigit lidah Lukas yang berusaha mendrobak mulutnya. "kau nakal sekali, babe,"
Lukas menyentuh sisi sensitif Kyungsoo yang ada di belakang telinga. Meski Kyungsoo menolak keras, namun ia tetap tidak tahan bila daerah itu dijamah. Entah melalui mulut, tangan, atau sekadar hembusan nafas.
"Anghhh...," desahan kecil dan tipis itu terekam baik oleh Lukas, seolah seseorang baru saja memberikan satu tegukan anggur mahal.
Perbuatannya disambut baik oleh Kyungsoo.
"Bagaimana, nikmat, 'kan?" bisik Lukas lirih, lagi-lagi di tempat sensitif itu.
Kyungsoo menggeleng kuat, ia harus tetap waras, sampai seseorang datang.
Apakah ia akan berakhir seperti waktu itu? Lalu apa bedanya? Saat itu atau sekarang sama saja. Ia telah ternoda, dan tak ada yang bisa manyanggah hal itu.
Satu-satunya kain yang masih menutup bagian atas Kyungsoo, hendak dilepaskan juga. Dengan tenaga yang tersisa Kyungsoo berusaha mempertahankan.
Tidak, jangan ini, jangan lagi.
Brak!!
Tiba-tiba suara pintu yang dibuka dengan paksa terdengar, pastilah kaki penendang itu sangat kuat, atau karena terlalu marah, yang jelas benda itu kini tak lagi berbentuk.
Kyungsoo tak tahu jelas, apakah yang datang ke sini adalah teman Lukas yang ingin bergabung, atau orang lain yang bejatnya sama.
"Kyungsoo," tubuh hampir telanjang miliknya ditutupi dengan pakaian yang datang entah dari mana. Lalu setelah itu si penolong merengkuh tubuh gemetarnya dengan erat.
"Jo-Jongin?,"
"Iya, ini Jongin" pria tan itu menciumi surai berantakan itu dengan teramat lembut, ia menangis, menyesali kenapa dia datang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Park Sehun
FanfictionPark Sehun, melakukan perjalanan waktu, demi satu tujuan, menemukan kembali kebahagiaan sang papa.