Monster

1.4K 314 177
                                    

Selamat membaca para kaum amnesia--maaf insomnia😁😁

Happy reading

"Kau adalah seorang kekasih yang patuh. Aku suka," harusnya pujian itu membuat Seohyun bangga atau setidaknya hidungnya akan kembang kempis--seperti biasa jika ada orang yang memujinya. Tapi tidak untuk kali ini. Begitu Jongin dan Kyungsoo meninggalkan ruangan itu, Seohyun dengan cepat langsung mengambil jarak sejauh mungkin dari Chanyeol.

Kedua sudut bibir Chanyeol melengkung ke atas, namun matanya memandang awas. "Ada apa, Seohyun ku sayang? Apa yang salah? " ia berjalan mendekati Seohyun yang kini sudah bersandar di dinding rumah sakit, "kau yang datang ke sini, atau aku yang ke sana?"

"J-jangan," suara Seohyun  terdengar terputus-putus.

"Aku hanya ingin mengajakmu bermain. Aku kesepian. Jangan acuhkan aku,"

Seohyun menggeleng berkali-kali.

Chanyeol memajukan bibir bawahnya beberapa milimeter ke depan. Matanya berkaca-kaca menyedihkan.

Ia menyenandungkan sebuah lagu, "Aku benci ditolak. Aku benci ditolak. Bermainlah denganku. Aku anak yang baik,"

Seohyun menggigit bibir bawahnya saat Chanyeol meremat pergelangan tangannya begitu kuat. "Aku anak yang baik, 'kan? Aku patuh, 'kan? Tidak pernah sekalipun aku melanggar perintah kakek. Aku hanya ingin ditemani. Tapi tak ada yang mendengarku!"

"Dulu aku punya teman." Dia bercerita dengan sorot mata polos, "dia selalu mau jika ku ajak bermain. Tapi saat Ungi datang, dia melupakanku. Dia memilih Ungi."

"Aku menjadi sangat sedih, Seohyun," air matanya benar-benar menetes dan membasahi pipi. "kali ini kaupun tidak mau bermain denganku,"

"Eotteokaji?"

***

"Kita sudah sampai,"

Mobil berhenti di depan kediaman keluarga Do. Tempat ini kelihatan sepi, hanya ada beberapa penjaga yang berjalan-jalan di sekitarnya.

"Kyung,' Jongin memanggil gadis yang sedari tadi lebih banyak diam. "Kau ingin masuk ke dalam, atau...?"

Kyungsoo memutar kepalanya, lalu menatap Jongin dalam-dalam."Apa aku tak menarik?"

"Apa?!" kedua mata Jongin hampir meloncat keluar.

"Kurang cantik?"

"Kau ini bilang apa sih?!"

"Coba lihat aku," perintah Kyungsoo langsung dipatuhi Jongin, "Abaikan kalau aku sahabatmu. Anggap aku orang asing yang baru kau kenal.Bagaimana pendapatmu? Apa yang pertama kali terlintas di dalam pikiranmu begitu melihatku?"

Jongin tahu tidak ada kesempatan lebih baik dari ini. Atau mungkin saja kali ini adalah kesempatan terakhir baginya. Soal bagaimana pendapat Kyungsoo nantinya, itu akan dipikirkan belakangan.

"Aku sedang berjalan pulang, lalu aku melihat seorang gadis—yaitu kau sedang berdiri dan menunggu angkutan umum. Aku akan berdiri, dan menawarkan bantuan untuk mengantarmu. " dalam sekali pandangan Jongin menatap wajah Kyungsoo, "kau tahu kenapa?"

Kyungsoo menggeleng, "Tidak. Karena... kau baik?" lanjutnya ragu.

Jongin menyunggingkan senyum andalannya, "Bukan. Alasanya karena wanita itu adalah kau,"

"Maksudnya?"

"Kyungsoo, aku tidak tahu bagaimana selama ini kau menilai dirimu sendiri. Tapi bagiku, kau adalah wanita terhebat. Tidak peduli bagaimana pendapat orang lain, tapi bagiku kau lebih dari sekadar cantik dan menarik."

Diary Park SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang