Victim

969 226 174
                                    

Happy reading

Awalnya Jongin sesumbar kalau dia akan dibebaskan dengan cepat. Seperti yang pengacara pribadinya katakan kalau hilangnya gelang miliknya tidak bisa dijadikan bukti yang kuat untuk menjadikan dirinya seorang pembunuh. Akan tetapi siapapun yang berniat menjebak Jongin sepertinya sudah memperkirakan ini sedemikian rupa.

Setelah gelang, tiba-tiba saja polisi mendapatkan video anonim yang merekam kejadian saat di mana Jongin mengatakan ingin sekali membunuh Lukas. Memang benar itu adalah rekaman suaranya, tapi itu belum seutuhnya yang terucap. Ada yang berniat menjadikan itu bukti yang memberatkan Jongin dengan memotong sebagian isi rekaman.

Apakah itu saja? Tentu tidak. Beberapa kali rekaman CCTV kantor polisi menujukkan seseorang dengan perawakan seperti Jongin--ralat--mirip sekali dengan Jongin memakai jaket dan topi dengan sulaman beruang--itu outfit kesayangan Jongin--datang berulang kali mengunjungi Lukas, dan selalu berakhir dengan keadaan hampir berkelahi.

Malam sebelum pembunuhan itu terjadi pun, pria mirip Jongin itu datang lagi, namun membawakan sesuatu pada seorang penjaga polisi yang kebetulan berjaga.

Polisi itu memperbolehkan Jongin(?) masuk ke dalam sel, lalu keluar dari sana dua jam kemudian. Pria itu bahkan melihat ke arah CCTV dan tersenyum lebar.

Itu wajah dan senyum Jongin. Bahkan Jongin saja terjengkang begitu melihat rekaman itu.

"Tidak mungkin," tolak Jongin. "Aku tidak melakukannya. Itu bukan aku,"

"Lalu katakan ada di mana kau saat kejadian?"

"Aku di rumah! Aku ada di rumah," tekan Jongin lagi.

"Apa ada saksi yang melihatmu?"

Tidak ada. Saat itu tidak ada orang di rumah. "Tapi CCTV bisa menjelaskan semua,"

Polisi itu tersenyum, ia melambaikan sebuah kaset yang berisi rekaman CCTV rumah Jongin.

"Tidak ada siapapun di sana," jawab polisi itu, "bahkan 'kau' pun tidak ada di sana,"

Jongin cerdik, namun tidak cukup cerdik untuk menangkap pembunuh sebenarnya.

****

Papa Do benar-benar serius saat mengatakan tidak akan membiarkan Kyungsoo keluar dari rumah dan dari pengawasannya. Tidak ada lagi interaksi dari kelompok empat sekawan.

Kyungsoo merindukan mereka semua, namun ia memilih untuk menaati titah papanya agar tidak lagi melawan perintahnya.

Ting
Tong
Ting
Tong

Kyungsoo mendengar bel rumah mereka berbunyi. Ia memilih untuk tidak terlalu antusias lagi dan berharap kalau yang datang adalah salah satu anggota dari empat sekawan.

Tapi ternyata tidak. Saat pintu kamarnya terbuka, senyum cemerlang terbit di wajah cantik itu. Baekhyun dan Sehun berdiri di depannya sambil membawa beberapa bingkisan.

"Surprise!" seru Baekhyun.

"Kalian?"

****

Diary Park SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang