The foolest man

2.3K 437 112
                                    

Happy reading

"Awass!!" Sehun masih belum menyadari sepenuhnya ada dimana ia sekarang, saat si bulat orange melayang dengan kecepatan penuh kearahnya.

Buugh!!

Badan mungil itu terjerembab dengan pantat jatuh mencium tanah. Pusing yang Sehun rasakan membuat dirinya membeku beberapa saat, bahkan ketika beberapa orang dengan tubuh yang lebih besar datang mengerubunginya, si kecil tidak bisa mengatakan apapun.

"Hei! Hei!" pipi pucat Sehun ditepuk berkali-kali dengan lembut.

"Darimana datangnya anak ini?"

"Aku tidak tahu,"

Pria yang tadi sempat berteriak mengela napas panjang, "Aku sudah bilang untuk hati-hati, 'kan? Tapi kalian tidak menggubris apa yang aku katakan. Lihatlah, ini adalah hasil keteledoran kalian,"

"Kau tidak bisa menyalahkan kami aja dong, Chan. Kau juga ikut kan dalam permainan ini?"

Dad....

"Kai! Chanyeol! Kenapa kalian malah bertengkar?" seorang pria yang perawakannya lebih pendek berusaha melerai, "sekarang waktunya bawa anak kecil ini untuk diperiksa. Jangan sampai terjadi apapun padanya,"

Uncle Baekhyun....

"Astaga! Baekhyun benar," Chanyeol memukul keningnya, "ayo Kai, tolong kemudikan mobilku. Kita harus cepat-cepat membawanya,"

***

Seumur hidup Chanyeol tidak pernah sekalut ini. Belum lagi Kai memarkir mobil dengan benar, pria bertelinga caplang itu sudah membuka pintu dan berlari kedalam rumah sakit dengan tergopoh-gopoh.

Ia takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, pasalnya, si kecil ini tidak lagi membuka mata sejak beberapa menit yang lalu.

"Dokter! Dokter! Tolong!" Chanyeol berteriak heboh, untungnya karena keadaan rumah sakit tidak dalam keadaan sibuk, dengan cepat teriakannya mendapat respons.

Tiga perawat menghampiri Chanyeol sembari membawa brankar. Perlahan tubuh Sehun diletakkan dengan hati-hati.

"Apa yang terjadi?" tanya seseorang berjas putih.

"Tanpa sengaja ia terkena lemparan bola," jawab Chanyeol pelan, "tadi dia sempat sadar sebentar, namun saat perjalanan kesini tahu-tahu sudah seperti ini,"

Sembari berjalan menuju ruang pemeriksaan, Chanyeol menyempatkan diri untuk bertanya, "Dia tidak akan apa-apa, 'kan?" suaranya terdengar sendu.

"Kita periksa dulu. Terlalu dini untuk menyimpulkan." Pintu ruang pemeriksaan sudah didepan mata. "Sebaiknya anda menunggu disini, dan bantu kami dengan doa,"

Chanyeol berjalan mondar-mandir, sedangkan Kai dan Baekhyun memilih duduk sembari memainkan ponsel.

"Duduk Chan," kata Kai, "kepalaku pusing lihat kamu bolak-balik kayak kenangan mantan,"

Saat pintu terbuka lagi, kepala ketiga pria itu menatap sang dokter.

"Siapa ayah dari anak itu?"

Diary Park SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang