Jung Krystal

854 195 128
                                    

Happy reading

"Papa sudah dengar soal Jongin. Jadi ternyata betul kalau dia yang sudah membunuh Lukas. Papa sempat pikir dia adalah pria baik-baik. Ternyata papa salah.

"Baekhyun juga tiba-tiba hilang gak ada kabar, kan? Kalau Chanyeol, papa dari dulu memang kurang suka lihatnya.

"Setelah papa pertimbangkan matang-matang, gak ada lagi alasan kita untuk tetap tinggal di Korea. Meskipun berat untuk papa pergi karena kenangan mama kamu ada di rumah ini. Tapi papa yakin mama kamu bakalan bisa mengerti.

"Dua hari lagi kita bakalan berangkat. Papa bakalan kasih kamu dua hari ini untuk 'lebih bebas'. Selesaikan yang kamu rasa perlu kamu selesaikan. Papa sayang kamu, Kyungsoo, jadi kamu pasti tahu kalau semua ini papa lakukan untuk kebaikan kamu."

Kyungsoo menangis tanpa suara begitu papanya menutup pintu kamar. Air matanya menetes satu persatu. Apakah dengan pergi dapat menyelesaikan semua masalah?

Ada Jongin yang mengaku telah membunuh seseorang, ada Baekhyun yang 'hilang' dan Chanyeol adalah tersangka terkuat. Belum lagi pembunuhan Jaehyun, pengakuan Seohyun soal Loey, dan Sehun--demi Tuhan! Anak itu tidak bersalah! Apakah dua hari cukup bagi Kyungsoo untuk menyelesaikan semuanya?

****

Kyungsoo memutuskan untuk menemukan Sehun terlebih dahulu. Ia mengemudikan mobil dan sampai di tempat di mana Seohyun dan Sehun 'disembunyikan'.

Saat mesin mobilnya dimatikan, Seohyun langsung berlari ke arahnya dengan mata membengkak merah.

"Kyungsoo, hiks, Sehun hilang. Dia tidak ada di manapun," air mata yang sempat mengering jatuh lagi dan membasahi pipi Seohyun. Wanita itu tak dapat menampik beberapa hari bersama Sehun, ada banyak kasih sayang tumbuh untuk si kecil, sehingga ia sangat merasa bersalah.

"Sudah diperiksa betul-betul?" tanya Kyungsoo berusaha memastikan, "CCTV? Pintu semua aman? Tidak ada bekas dibuka secara paksa?"

Seohyun menggeleng. "Sudah kami cari, tapi Sehun tetap tidak ada. Bagaimana ini? Apa kata orangtuanya nanti?"

"Apa jangan-jangan...."

Seohyun tidak melanjutkan ucapannya, ia bergidik memikirkan kemungkinan yang ada dalam pikirannya.

"Maksudmu Loey?" tukas Kyungsoo. "Tempat ini terpencil, dan tersembunyi, tidak ada satupun orang yang tahu, bahkan papaku sendiri."

"Lagipula aku masih bingung dengan konsep Chanyeol adalah Loey dan Loey adalah Chanyeol," imbuh Kyungsoo lagi. "Tolong jelaskan semua secara rinci, sembari kita mencari Sehun,"

****

"Pertama kali aku melihat Chanyeol di rumah sakit. Ia bersama tuan Park NamDong sedang ada dalam sebuah ruangan. Chanyeol terlihat berbaring dan tuan Park NamDong sedang berbicara dengan seorang dokter.

"Saat itu aku juga sedang mengantarkan papa check-up, dan sempat keluar karena ingin membeli segelas kopi. Aku membuka pintu dan menyadari kalau aku sudah salah ruangan. Tiba-tiba saja saat aku hendak menutup pintu lagi, Chanyeol melompat dan mengancam akan membunuhku dengan meletakkan pisau kecil tepat di leher.

"Aku terkejut, tapi tidak berteriak. Saat itu aku tidak merasa takut atau apa, karena aku sudah melihat banyak hal yang lebih menegangkan dari itu. Kau tahu kan kalau papaku seorang politikus, sudah banyak yang mengancam akan membunuh kami sekeluarga, jadi aku tidak lagi begitu heran.

Diary Park SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang