“Ekhem.. Sajangnim, Nyonya Lee. Maaf mengganggu kalian. Nyonya Lee, aku letakkan di dalam saja minumanmu?”
Tak jauh dari tempat mereka berdua, berdiri Soonyoung dengan nampan yang berisi 2 gelas jus jeruk di tangannya. Ia berdiri dengan salah tingkah karena baru saja menyaksikan atasannya sedang bermesraan dengan sang istri di kantor, dan di depan matanya.
Lantas Dokyeom dan Miyeon segera saling menjauhkan tubuh mereka masing-masing. Dokyeom langsung memasang wajah berusaha santainya sedangkan Miyeon yang sedang ditanyai oleh Soonyoung kini dilanda rasa canggung dan hanya manjawab pertanyaan itu sekenanya.
Aiissh! Soonyoung sialan! Kenapa dia menganggu saja?!!
“Letakkan di dalam saja.” balas Miyeon masih dengan canggungnya yang belum lenyap. Sedangkan Soonyoung yang sama salah tingkahnya hanya menuruti ucapan Miyeon dan dengan segera meletakkan minuman yang ia bawa di atas meja di dalam ruangan Dokyeom. Saat Dokyeom dan Miyeon hanya tinggal berdua, keduanya sama-sama menghembuskan napas berat mereka. Sama-sama merasa malu karena ketahuan sedang bermesraan di kantor.
♥♥♥
“Kau membawa makanan apa, Miyeon-ah?” tanya Dokyeom yang kini sedang duduk bersama Miyeon di sofa yang ada di dalam ruangannya. Sebenarnya Dokyeom sudah tahu makanan apa yang dibawa Miyeon jika dilihat dari bungkusan kotak makanan itu. Ia hanya basa-basi saja.
Sedangkan Miyeon sedari pertama kali memasuki ruangan Dokyeom, matanya sibuk memperhatikan sekeliling isi ruangan itu yang terlihat sangat minimalis. Namun di tengah kekagumannya akan ruangan kerja Dokyeom yang bagus dan nyaman, pikirannya melayang memikirkan bahwa beberapa saat yang lalu ruangan ini digunakan Dokyeom bersama wanita yang bernama Choi Yuna tadi untuk, untuk.. entahlah ia tidak tahu untuk apa. Yang ia tahu dengan jelas bahwa Dokyeom dan wanita itu hanya berdua di dalam ruangan ini dan lebih dari satu jam. Pikiran-pikiran negatif mulai menghampiri otaknya, dan hatinya dilanda rasa kesal mendadak. Namun sekuat tenaga ia mencoba menampik pikiran-pikiran negatif yang tidak beralasan tersebut dari dalam kepala. Dan berhasil, setidaknya pikiran negatif itu mulai hilang, walau tidak dengan rasa kesalnya yang masih bersarang di hatinya.
“Kau bisa melihatnya sendiri.” balas Miyeon dengan nada sedikit ketus. Efek dari rasa kesal dadakannya yang belum hilang. Dan menurutnya pertanyaan Dokyeom itu sangat tidak perlu untuk dilontarkan.
“Huwaah, Pepperoni Pizza. Kenapa kau sangat mengerti aku? Aku benar-benar sedang sangat ingin memakan pizza hari ini.” wajah Dokyeom kini terlihat sangat berseri-seri saat melihat bahwa pizza adalah menu makan siangnya hari ini.
“Baguslah kalau kau suka.” Miyeon hanya menanggapi Dokyeom sekenanya dan kini ikut membuka kotak pizza miliknya sementara Dokyeom sudah memakannya terlebih dulu. Senyum belum juga luntur dari bibir Dokyeom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married not Dating
RomanceLee Dokyeom. Seorang Arsitek muda yang terkenal di Korea Selatan. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia bahkan telah banyak memenangkan tender menjadi Arsitek untuk membangun perusahaan-perusahaan besar di Korea Selatan. Bahkan banyak pengusaha yan...