Sepulang kerja, Miyeon mampir ke supermarket yang letaknya tidak jauh dari apartemennya untuk membeli bahan makanan yang akan ia gunakan untuk membuat makan malam. Ia berencana membuat Dwaenjangjigae – makanan kesukaan Dokyeom, untuk menu makan malam ia dan Dokyeom malam ini. Tentu saja ia tahu apa makanan kesukaan Dokyeom, karena lelaki itu pernah memberi tahunya.Kini Miyeon sudah memasuki pelataran apartemen dan langsung memarkirkan mobilnya di basement apartemen yang ia dan Dokyeom huni. Sepanjang perjalanannya menuju apartemennya, ia terus memikirkan bagaimana cara meminta maaf pada Dokyeom atas kesalahannya tadi malam yang menyinggung perasaan lelaki itu.
Miyeon langsung memasukkan kode sandi saat ia sudah berada di depan pintu apartemennya. Saat ia baru masuk, ia langsung mengganti sepatu yang ia kenakan dengan sandal rumah. Kemudian melirik sekitar rak sepatu dan tidak menemukan sepatu yang biasanya Dokyeom pakai. Dan ia menyimpulkan bahwa Dokyeom belum pulang.
Ia pun langsung menuju dapur untuk meletakkan kantong belanjaan yang ia tenteng. Diperhatikannya meja makan yang bersih tanpa ada sisa atau piring kotor dari makanan yang ia siapkan untuk Dokyeom tadi pagi.
Kemudian berjalan menuju tempat sampah, dan melihat apakah di dalamnya ada makanan yang ia masak tetapi yang ia dapati hanya beberapa kantong plastik dan kertas saja. Dihembuskannya napas lega setidaknya Dokyeom mau memakan sarapan yang ia buat, dan tidak membuangnya walaupun mereka sedang bertengkar. Setelahnya Miyeon menuju kamar untuk memastikan sesuatu dan juga untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum memulai rencananya untuk memasak. Miyeon kembali menghelakan napasnya lega saat melihat baju yang ia siapkan untuk Dokyeom sudah tidak ada di tempat semula.
Tak berapa lama kemudian Miyeon sudah sibuk dengan perkakas dapur dan bahan-bahan masakan di hadapannya. Sesekali melihat ponselnya untuk membaca resep cara membuat Dwaenjangjigae yang ia cari dari internet. Bukannya ia tidak bisa memasak, ia bisa memasak. Tetapi hanya masakan tertentu saja yang bisa ia buat dan jangan tanyakan apa saja itu.
Dan Miyeon tersenyum puas melihat hasil kerjanya yang sangat memuaskan, menurutnya. Disusunnya dengan rapi masakan yang baru saja ia buat di atas meja makan, lalu melepaskan celemek yang ia kenakan dan kembali meletakkannya di tempat semula. Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan Dokyeom masih belum pulang.
‘Kenapa Dokyeom lama sekali pulang? Apa dia sedang lembur?’
Miyeon memutuskan ke ruang tengah dan menonton televisi yang sejak ia pulang tadi hingga kini terus menyala tetapi tidak ada yang menonton. Kebiasaan Miyeon jika ia sedang sendirian di dalam rumah. Miyeon akan menyalakan televisi dengan volume yang keras sehingga seluruh penjuru rumah dipenuhi dengan suara yang berasal dari televisi yang ia nyalakan. Sehingga ia tidak merasakan hening dan sendirian, walaupun kenyataannya ia memang sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married not Dating
RomanceLee Dokyeom. Seorang Arsitek muda yang terkenal di Korea Selatan. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia bahkan telah banyak memenangkan tender menjadi Arsitek untuk membangun perusahaan-perusahaan besar di Korea Selatan. Bahkan banyak pengusaha yan...