Hingga siang ini Miyeon masih saja tidak mau bertemu apalagi berbicara dengan Dokyeom, padahal mereka kini berada di dalam satu atap. Setiap kali ia melihat Dokyeom, ia selalu teringat kejadian tadi pagi yang padahal kejadian tersebut sedang sangat ingin ia lupakan.Marah? Entahlah. Seharusnya ia tidak boleh merasa marah pada Dokyeom yang notabene adalah suami sahnya. Bukankah tidak ada hukum dan dosa yang melarang seorang suami menyentuh istrinya?
Malu? Tentu saja. Aset pribadinya yang selama ini tidak pernah tersentuh lelaki manapun, kini telah dijamah oleh Dokyeom hanya karena ‘ketidaksengajaan’. Dan jangan lupakan bibirnya yang sudah tidak perawan lagi karena perbuatan yang ia dan Dokyeom lakukan saat di altar. Tapi untuk yang satu ini tidak ia masukkan sebagai kesalahan Dokyeom sepenuhnya.
Kesal? Pasti! Bukankah pada saat mereka akan tidur, Dokyeom sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Tetapi ia tidak menepati janji yang ia ucapkan walaupun pada kenyataannya pada saat itu Dokyeom tengah dalam keadaan tidak sadar. Tetapi tetap saja ia tidak menepati janjinya, bukan?
Dan semakin ia ingin melupakan kejadian tersebut, semakin terngiang kejadian tersebut di kepalanya.
***
“AAAAAAAAAAARRRRGGGGHHHHHH!!!!!!!” Miyeon langsung duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Dokyeom yang panik langsung ikut mendudukkan dirinya juga.
“LEE DOKYEOM!!!” teriak Miyeon dengan wajah merah yang entah disebabkan karena sedang marah atau karena sedang malu.
“Ma..maaf, maaf, maaf, Miyeon-ah. Itu.. aku..” Dokyeom berusaha menjelaskan pada Miyeon, tetapi ia sendiri bahkan tidak bisa mengendalikan diri karena saking paniknya.
“APAAA?” tuntut Miyeon yang semakin membuat Dokyeom terpojok.
“Aku.. tidak sengaja.. menyentuh itu.” akhirnya Dokyeom mengatakan maksudnya walau dengan terbata. Tentu saja ia terbata, saat ini ia sedang dalam posisi di mana ia seperti pelaku pelecehan seksual, bagi Miyeon.
“Tidak sengaja menyentuh kau bilang? YAAAK! Kau bahkan bukan hanya sekedar menyentuh!” Miyeon yang sudah kalap bahkan tidak bisa hanya untuk sekedar menyaring kata-kata yang akan ia lontarkan. Mendengar penuturan Miyeon, Dokyeom langsung membulatkan matanya.
“APA?! ” teriak Dokyeom kaget.
“Kau terkejut, Lee Dokyeom?” tanya Miyeon tidak percaya atas ekspresi Dokyeom yang sangat terkejut saat mendengar pernyataannya. Seharusnya dirinyalah yang terkejut saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married not Dating
RomantizmLee Dokyeom. Seorang Arsitek muda yang terkenal di Korea Selatan. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia bahkan telah banyak memenangkan tender menjadi Arsitek untuk membangun perusahaan-perusahaan besar di Korea Selatan. Bahkan banyak pengusaha yan...