3. Is it right? (B)

275 25 4
                                    

Sejak tadi siang hingga sekarang Miyeon hanya mengurung diri di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi siang hingga sekarang Miyeon hanya mengurung diri di dalam kamar. Setelah insiden kacau di butik siang tadi, Miyeon langsung diajak pulang untuk menenangkan diri. Dan tentu saja Nyonya Lee dan kedua anaknya ikut ke rumah Miyeon. Bahkan kini jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Miyeon masih belum juga mau keluar dari kamar.

Para wanita-wanita itu sedari tadi membahas apa yang diucapkan Miyeon tadi siang, dan mereka tidak ambil pusing. Karena mereka mengartikan sikap Miyeon hari ini hanya karena gadis itu sedang mengalami fase stress pra nikah. Dan para wanita itu beranggapan itu merupakan hal yang wajar bagi seseorang yang akan menikah.

Tetapi tidak dengan Dokyeom. Ia sedari tadi hanya diam dan hanya mendengar obrolan para wanita itu yang topiknya adalah tentang Miyeon. Ia tidak bisa bersikap santai dan tidak mengambil pusing dengan apa yang Miyeon katakan tadi siang seperti mereka. Sedari pertama mendengar ucapan Miyeon siang tadi hingga sekarang, kepalanya terasa pusing. Bagai ada beban berton-ton yang menghantam kepalanya. Bayangkan saja, apa yang ditakutkannya kini menjadi kenyataan. Dan ia bisa apa? Ikut membujuk Miyeon yang sedari tadi mengurung diri di dalam kamar untuk segera keluar dan ikut makan malam bersama? Tidak terima kasih. Bahkan membayangkan melihat wajah Miyeon yang kini sembab saja Dokyeom tidak sanggup.

"Dokyeom-ah, coba kau bujuk Miyeon untuk keluar." saran Nyonya Lee dengan tatapan penuh harap pada Dokyeom.

"Kurasa Miyeon butuh waktu untuk sendiri, Eomma." Jawab Dokyeom lesu.

"Tapi dia belum makan dari tadi siang, Dokyeom-ah. Ayolah~apa salahnya mencoba." kali ini Yoonju yang memaksa Dokyeom untuk membujuk Miyeon.

Dokyeom melirik sekilas ke depan dan ia mendapatkan tatapan penuh harap dari para wanita di hadapannya. Dan merasa tidak enak dengan Nyonya Cho yang juga menatapnya seperti memohon untuk melakukan hal tersebut.

Dokyeom memejamkan matanya sebentar lalu menghela napasnya kemudian bangkit dari duduknya. Menaiki undakan tangga menuju kamar Miyeon yang berada di lantai dua kediaman keluarga Cho. Langkahnya kian lama kian terasa berat. Ia masih belum siap melihat wajah Miyeon saat ini. Ia juga tidak tahu harus berbuat seperti apa nantinya.

Sementara Dokyeom yang kini tengah melangkah berat menuju kamar Miyeon, para wanita yang tadi memasang wajah penuh harap kini sudah berganti dengan tampang sumringah karena berhasil menyuruh Dokyeom untuk membujuk Miyeon.

Kini Dokyeom sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Miyeon. Hanya diam. Tanpa ketukan pintu, tanpa suara memanggil Miyeon. Tangannya terlalu kaku untuk diangkat dan digerakkan.

10 menit berlalu dan Dokyeom masih dengan posisinya yang berdiri tegap di depan daun pintu kamar Miyeon tanpa melakukan apa-apa. Menatap pintu kamar itu seolah-olah itulah Miyeon yang sedang berdiri di hadapannya. Entah sadar atau tidak, kini tangannya terangkat dan terarah menuju kenop pintu. Dengan perlahan diputarnya kenop pintu itu dan terkejut saat mengetahui bahwa pintu tidak terkunci.

Married not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang