“Dokyeom Oppa~ Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Wah, kau bersama istrimu, ya? Apakah aku mengganggu jika aku bergabung di meja kalian untuk makan siang juga? Aku tidak ada teman.”
Pandangan Miyeon menegas. Wajahnya mengeras seketika. Matanya mengikuti kemana wanita yang kini ia sebut sebagai klien cantik itu melangkah dan lingkar matanya semakin melebar saat melihat wanita itu mendudukkan dirinya di kursi yang ada di sebelah Dokyeom. Kini pandangannya ia alihkan ke arah Dokyeom yang juga tengah menatap dirinya dengan tatapan bertanya. Dengan segera Miyeon menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan agar tidak terlihat oleh Yuna yang kini sedang membenarkan rok yang dikenakannya. Dalam hati berharap agar Dokyeom dapat menangkap kode yang ia berikan dengan menggelengkan kepala dan agar Dokyeom segera menolak permintaan Yuna.
Dokyeom mengerti maksud Miyeon yang tidak ingin makan siangnya terganggu oleh Yuna. Maka Dokyeom segera bersuara. “Yuna-ya, saat ini aku dan Miyeon..”
“Pelayan!” belum sempat Dokyeom mengutarakan maksudnya untuk menolak permintaan Yuna yang akan bergabung di meja mereka, Yuna sudah memanggil pelayan yang kebetulan berada di dekat meja mereka dan wanita itu langsung memesan makanan yang akan menjadi menu makan siangnya.
Dokyeom segera menatap ke arah Miyeon yang kini wajahnya mulai tertekuk. Alisnya terlihat sedikit menukik yang menandakan bahwa Miyeon tidak suka dengan kondisi saat ini.
“Tadi kau berkata apa, Oppa?” tanya Yuna setelah ia selesai memesan menu pada pelayan. Diarahkannya tubuhnya ke arah Dokyeom yang tentu saja hal tersebut tidak luput dari pandangan Miyeon.
Dokyeom masih menatap Miyeon yang sedang menatapnya dengan tatapan datar. Dan meyakini bahwa Miyeon sedang marah saat ini.
“Itu.. bagaimana bisa kau berada di sini?” Dokyeom yang tidak bisa lagi untuk menolak Yuna malah memberikan pertanyaan lain. Matanya masih menatap wajah Miyeon walau ia sedang memberikan pertanyaan pada Yuna. Mengukur perubahan raut wajah Miyeon, takut jika tiba-tiba Miyeon mengamuk padanya.
“Karena aku ingin makan siang. Seharusnya aku yang bertanya padamu, Oppa. Bagaimana bisa kita bertemu di sini?”
“Aku sedang makan siang bersama istriku” Miyeon yang mendengar kata ‘istriku’ yang Dokyeom lontarkan pada Yuna merasakan sedikit rasa bangga walau tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa kesal yang memenuhi hatinya saat ini.
Dan seolah baru sadar bahwa ada orang lain selain Dokyeom di meja ini, Yuna menatap Miyeon yang berada di depan Dokyeom sambil memberikan ekspresi terkejutnya.
“Ah, iya! Miyeon-ssi. Senang bertemu denganmu lagi.”
Miyeon mulai merasa muak. Makan siangnya berantakan dan kini ia harus mendengar suara manja milik Yuna. Tetapi mau tidak mau ia tetap memberikan senyumnya sekilas untuk menanggapi sapaan Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married not Dating
RomanceLee Dokyeom. Seorang Arsitek muda yang terkenal di Korea Selatan. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia bahkan telah banyak memenangkan tender menjadi Arsitek untuk membangun perusahaan-perusahaan besar di Korea Selatan. Bahkan banyak pengusaha yan...