16. Something to Say (F)

161 21 1
                                    

Yuna keluar dari dalam mobilnya dengan gaya yang sangat anggun lalu dengan cantiknya berjalan menuju pintu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna keluar dari dalam mobilnya dengan gaya yang sangat anggun lalu dengan cantiknya berjalan menuju pintu masuk.

Miyeon tidak bisa menyembunyikan wajah tidak sukanya saat melihat Yuna yang semakin mendekat ke arahnya. Alisnya sedikit menekuk dan tangannya mulai mengepal.

Ya, Tuhan! Mengapa wanita itu lagi? Mengapa dia ada di mana-mana? Kemarin ketika aku bersama Dokyeom, dan sekarang ketika aku bersama ibu mertuaku?

“Sihoon tertidur, Miyeon-ah.” suara Nyonya Lee membuyarkan konsentrasi Miyeon yang sedang merutuki Yuna di dalam hatinya. Miyeon sedikit tergagap dan terkejut saat mengetahui bahwa Ibu Mertuanya sudah berada di sampingnya sambil menggendong Sihoon yang tengah tertidur.

“Ya, Eomma. Berikan saja Sihoon padaku. Aku akan membawanya ke kamar.” ucap Miyeon cepat dengan mata yang masih mengawasi pergerakan Yuna yang semakin mendekat ke arahnya. Perlahan Miyeon mengambil Sihoon dari gendongan Heekyeong lalu membelai punggung Sihoon dengan sayang saat Sihoon sudah berhasil berpindah ke gendongannya. Berharap apa yang ia lakukan bisa membuat Sihoon tidak terganggu dan terbangun dari tidurnya.

Yuna semakin mendekat dan Miyeon dapat melihat senyum anggun di wajah Yuna yang entah ditujukan pada siapa. Yuna benar-benar cantik. Ia sebagai perempuan saja mengakui hal tersebut. Namun, tetap saja ia merasa kesal yag berlebihan pada Yuna.

Miyeon segera berjalan masuk ke dalam rumah saat Yuna sudah bergabung dengannya dan Heekyeong. Benar-benar malas harus berurusan dan bertemu dengan Yuna. Hatinya kembali bertanya-tanya, untuk apa Yuna kesini? Bagaimana ia bisa kesini? Apa ia mengenal Ibu Mertuanya? Oh, untuk pertanyaan yang terakhir, tentu saja Ibu Mertuanya mengenal Yuna.

Miyeon kembali ke ruang tengah setelah sebelumnya ia telah meletakkan Sihoon yang sedang tidur ke kamar. Namun kembali matanya menangkap pemandangan yang menyebalkan. Saat ini Yuna tengah bersama Ibu Mertuanya dan Kakak Iparnya mengobrol bersama di ruang tengah. Sempat terbersit perasaan enggan ingin bergabung menuju ruang tengah, namun entah apa yang ada di dalam kepala, walau dengan ragu Miyeon tetap melangkahkan kakinya mendekati ruang tengah.

“Jadi sudah berapa lama?”

Belum sempat Yuna menjawab pertanyaan Yoonju, Heekyeong bersuara karena melihat Miyeon.

“Ah, Miyeon-ah, kemarilah.” panggil Heekyeong sambil melambaikan tangannya pada Miyeon untuk bergabung bersama mereka di sofa ruang tengah. Dan Miyeon semakin enggan saja melangkahkan kakinya untuk bergabung saat melihat Yuna yang juga ikut menatapnya dan menyunggingkan senyum di wajahnya. Senyum menyebalkan, bagi Miyeon. Lalu dengan sedikit terpaksa Miyeon mengambil posisi duduk di sebelah Ibu Mertuanya.

“Kenalkan ini Choi Yuna. Dan Yuna-ya, kenalkan ini Cho Miyeon, menantuku.” ucap Heekyeong sambil merangkul Miyeon dan mengenalkan keduanya. Ada rasa bangga lagi-lagi terselip di hati Miyeon saat ia mendengar Ibu Mertuanya menyebutkan dirinya dengan gelar ‘menantuku’. Rasa bangga itu berubah menjadi rasa percaya diri dan Miyeon pun tak mau kalah memasang senyum yang tentu saja ia tujukan untuk Yuna.

Married not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang