19. Racun

61 23 37
                                    

"Kau sungguh kejam, Ratu Kegelapan!" ucap seseorang dibalik pohon beringin nan kokoh. Hutan, disanalah mereka sekarang.

"Ada apa kau ini?!" tanya Ratu Kegelapan.

"KAU HAMPIR MEMBUNUH TEMANKU!"

"Temanmu? Heh, ingat! Sekarang kau telah menjadi budakku! Jadi, kau tak pantas berteman dengan mereka semua!" tutur Ratu Kegelapan dengan menekankan setiap katanya.

"Lagian...melukai Pelangi adalah salah satu rencanaku." cengiran yang ia keluarkan, sedangkan perempuam tadi hanya terdiam.

'Itu tidak akan terjadi' Perempuan itu membatin. Batinannyapun didengar oleh RK.

"ITU AKAN TERJADI!"

Wajah Perempuan itu pucat. Ia lupa untuk mengunci pikirannya.

"Apa rencanamu selanjutnya." Perempuan itu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku punya rencana." Sengiran tajam ia lontarkan. Perempuan itu menaikkan satu alis.

"Mendekatlah." RK mengajak berbisik.

Perempuan itu hanya mengangguk. Mau diapakan? Toh, sekarang ia berada didaerah pemaksaan, dan pengancaman.

°•♥•°

Di tengah malam yang sunyi, perempuan misterius itu sekarang melakukan tugas kejahatannya. Mengendap-endap memasuki istanah. Sekarang, perempuan itu menaiki tangga. Berjalan terus, sampai ia terhenti didepan pintu kamar berwarna biru laut. Kamar siapa lagi? Kalau bukan kamarnya RM. Ia membuka pintu kamar dengan hati-hati.

Kemudian, ia meletakkan makanan yang telah diberi racun di atas nakas. Maafin aku! Aku ngelakuin ini semata-mata karena terpaksa-batin perempuan itu.

Setelah ia meletakkan makanan beracun itu, ia kembali mengendap-endap keluar.

°•♥•°

Pelangi terbangun, ia pergi kearah dapur untuk mengambil minuman. Pelangi melihat isi kulkas itu. Matanya tertuju pada sebotol air putih yang dingin. Ia mengambil air itu, kemudian ia meminumnya sampai habis. Botol kosong itu ia buang, kemudian menutup kembali pintu kulkas.

Setelah itu, ia kembali kekamar. Sebelum sampai dikamarnya, ia melihat pintu kamar RM terbuka. Perempuan misterius masuk kedalam kamar itu. Pelangi bersembunyi, agar tidak diketahui perempuan itu. Menunggu perempuan itu keluar, agar ia tau siapa perempuan itu.

Tak butuh waktu yang lama ia menunggu. Perempuan itu keluar, tetapi ia tak bisa mengenali perempuan itu. Perempuan itu memakai topeng mata, dan memakai kain sebagai penutup mulut. Pelangi mencoba mengikutinya.

Tapi, kegiatannya terhenti oleh seseorang yang menepuki pundaknya.

'Plak '

Pelangi terkejut. Ia memberi sedikit serangan kepada orang yang menepuknya. Mata Pelangi membuka lebar. Ternyata yang ia serang bukanlah orang jahat, melainkan Lewis.

"Lewis! Kau mengagetkanku saja! Aku kira siapa?!" ucap Pelangi dengan kesal.

"Maafkan aku. Lagian, kamu kenapa mengendap-endap seperti orang maling saja!" ucap Lewis.

"Tadi, aku liat ada perempuan yang masuk kedalam kamarnya RM. Sepertinya, itu orang jahat deh." tampak Pelangi berpikir keras.

"Ga boleh berpikiran negatif! Emang kamu punya buktinya kalau perempuan itu jahat?" tanya Lewis.

"Yah...enggak sih." cengiran yang Pelangi keluarkan. "Tapi, tadi aku liat, perempuan itu memakai topeng mata, dan memakai kain penutup mulut. Menurut kamu itu nggak aneh?" sambung Pelangi.

"Aneh sih. Tapi, tetap aja gak boleh berfikiran negatif! Sudahlah, sana tidur! Lagian kamu belum pulih-pulih banget." suruh Lewis.

Pelangi hanya mengangguk, kemudian ia pergi kembali kekamarnya.

°•♥•°

Sinar mentari pagi menyilaukan mata RM. Ia membuka matanya, menggerakkan tubuhnya, untuk menghilangkan rasa pegal di sekujur tubuh. Tiba-tiba, matanya tertuju kearah atas nakas. Terlihat disana, sudah ada makanan lezat. RM mengambil makanan itu. Meletakkan nampan makanan itu diatas pahanya.

"Tumben sekali para pekerja telah memasak makanan, dan baik sekali karena telah meletakkan makanan diatas nakasku," ucap RM terheran-heran.

Ia mulai mengambil sendok yang telah diletakkan disamping piring makanan. Kemudian, ia menyedok satu suapan makanan, dan makanan itu akan meluncur ketenggorokan.

Satu sendok makanan telah masuk kedalam mulut RM. Makanan itu meluncur sempurna kedalam tenggorokan RM. Sekitar 1 menit makanan itu ditelan, seketika badan RM kejang-kejang dengan hebat. Setelah itu, RM langsung pingsan.

°•♥•°

Spiana berjalan kekamar ibunya-RM. Memanggil Ibunya untuk berkumpul bersama diruang makan. Kini ia telah sampai didepan kamar RM.

Tok....

Tok....

Tok...

Spiana mengetuk pintu kamar RM. Tak ada jawaban dari sana.

Tok....

Tok....

Tok....

Sekali lagi ia mengetuk pintu itu, dan masih sama. Tak ada jawaban disana. "Ibu, apa kau masih tidur?"

Tidak biasanya Ibu bangunnya telat. Biasannya, ia selalu pertama kali bangun. Ada apa ini?-batin Spiana.

Akhirnya, Spiana membuka pintu. Matanya langsung tertuju ke ibunya yang sedang tergulai lemah diatas lantai.

"Bu ...ibu ...ibu....kenapa? Bangun Bu."Spiana menggoyangkan tubuh sang Ibu.

Tak lama Spiana menggoyang tubuh sang Ibu. Sang Ibu bukannya bangun, melainkan mengeluarkan busa-busa putih disekitar mulutnya.

Spiana yang melihat itu, ia semakin khawatir. "IBU! IBU KENAPA? BANGUN, BU!" Spiana berteriak. Teriakan Spiana membuat para prajurit datang berbondong-bondong kekamar RM, termasuk juga Pelangi, Nessy, dan Sirei.

Pelangi terkejut melihat RM telah jatuh terkulai di lantai. "RM kenapa bisa pingsan?" tanya Pelangi.

"Aku juga tidak tau, hiks." air mata terus menyucuri pipi cantik Spiana. Mata Pelangi tertuju diatas kasur, telah tertera nampan diatasnya ada mangkok, dan mangkok itu berisi makanan.

Pelangi mencium makanan itu. Tercium aroma racun disana. "Sepertinya, ada yang meracuni RM."

°•♥•°

Seru?

Spam next dong:') disini!

Makasih:)

KLIK BINTANG JIKA SUKA:))

Tiga duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang