[SLOW UPDATED]
[BELUM REVISI]
Bast of rank:
#jelajah#2#090720
#kepo#8#090720
#rekomendasi#7#200720
...
Ini kisah seorang anak yang mencari tahu tentang kebenaran akan tiga dunia.
Kehidupa tiga dunia? hah sangat la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku harus bisa mengendap-endap masuk ke istana peri, lalu aku masuk ke kamar Pelangi, dan tinggal aku letakkan saja racun ini diatas nakasnya Pelangi. Huh, biar tau rasa tuh Pelangi!" ucap perempuan misterius dengan senyum devilnya.
"Tapi, sebelum itu aku harus memakai ramuan penghilang wujud ini terlebih dahulu, agar semua orang tak melihat wujud asliku!" lanjutnya.
Ia membuka tabung itu, kemudian menyiramkan cairan berwarna hijau keseluruh tubuhnya.
Dan benar saja! Setelah memakai ramuan itu wujudnya tidak kelihatan. Kemudian, ia berjalan dengan enteng kedalam istana peri.
Sekarang, ia menaiki anak tangga. Berjalan terus, terus, dan terus hingga ia menemukan pintu berwarna orange. Lalu, ia masuk dengan enteng tanpa merasa khawatir sedikitpun. Kemudian, ia meletakkan racun tersebut diatas nakas.
"Untung saja, Pelangi tidak ada disini. Huh ....," ucap perempuan misterius itu sambil mengehela nafas legah.
Lalu ia keluar dari kamar itu. Berjalan hingga sampai ke tempat awalnya. Disitu, ia memakai ramuan kembali wujud.
Ramuan itu berwarna ungu kelam. Kemudian, ia menyiram kembali cairan itu ke seluruh tubuhnya. Alhasil, wujudnya kembali.
"Kali ini kita harus bertalih kekuatan apa, Lew?" tanya Pelangi kepada Lewis.
"Kekuatan api, mungkin?" saran Lewis.
"Boleh juga," ucap Pelangi dengan semangat.
"Ayo kita mulai," ucap mereka bersama.
Lewis memperaktekkan terlebih dahulu. Memperlihatkan ke Pelangi kekuatan api itu seperti apa?
Lewis mengangkat tangannya, secara otomatos keluarlah api medium dari tangannya.
"Apakah api itu tidak panas ditanganmu?" tanya Pelangi dengan polos.
"Apakah kau sedang bercanda?" tanya Lewis dengan tangan yang masih mengeluarkan api.
"Ha? Tidak! Aku bertanya kepadamu,"
Lewis menghilangkan api itu sejenak, "kau ingin tau jawabannya?" bukannya menjawab, tapi Lewis malah balik tanya.
"Tentu saja!" ucap Pelangi.
"Lakukan apa yang aku lakukan tadi! Nanti, kau akan tau jawabannya," tutur Lewis.
Pelangi mengangguk, lalu menggerakkan tangannya. Mencoba konsentrasi yang penuh, itu yang Pelangi lakukan sekarang.
Ketika ia mengarahkan tangannya kearah pohon beringin, api itu keluar. Betapa terkejutnya Pelangi melihat api itu. Api yang keluar dari tangan Pelangi itu sungguh besar.
"Ha? Kok aku bisa?" tanya Pelangi heran.
"Itu karena kau berkonsentrasi dengan penuh, Pelangi!" ucap Lewis dengan penuh semangat.
"Wah, aku keren sekali," ucap Pelangi memuji diri sendiri.
"Coba hilangkan api ditangan kau itu. Api ini sangat besar, aku merasa panas sekarang!"
Pelangi menganggguk, kemudian langsung saja ia menghilangkan api itu.
"Wow. Kau keren Pelangi!" Lewis memuji Pelangi.
"Iya dong, siapa dulu? Pelangi!" ucap Pelangi dengan lantang
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Pertanyaanmu tadi, sudah kejawabkan?"
"iya,"
"Apa jawabannya?"
"Ternyata, tidak panas. Kenapa tidak panas ya?"
"Itu karena, api yang kau keluarkan tidak akan panas jika kau sendiri yang mengeluarkannya. Api itu akan panas jika terkena lawan musuhmu."
"Tadi kau merasakan panaskan? Berarti kau musuhku?"
"Jadi gini, siapapun yang ada didekatmu jika kau sedang mengeluarkan apapun kekuatan itu, maka itu di anggap musuh. Pahamkan?"
"Ooh, jadi gitu. Paham kok,"
Merekapun melanjutkan latihannya.
°•♥•°
Spiana berjalan ke kamarnya. Ia ingin beristirahat, karena belakangan ini bebannya lumayan banyak.
Ia sekarang telah berada di depan pintu kamarnya. Tapi, matanya mala tertuju pada pintu berwarna orange-kamar Pelangi. Lalu ia menghampiri kamar Pelangi.
' Tok ... tok ... tok ....'
Spiana mengetuk pintu kamar Pelangi. Tapi, tak ada suara orang di dalam kamar itu.
"Mungkin Pelangi sedang keluar," ucap Spiana pada diri sendiri. Tapi, bukannya pergi, Spiana mala masuk ke dalam kamar Pelangi.
"Pelangi!" panggil Spiana.
Tidak ada orang di sini. Spiana melihat-lihat kamar Pelangi. Rapi, satu kata itu yang Spiana ucapkan dalam hatinya.
Spiana beralih menduduki kasur empuk. Beberapa menit ia teenung di atas kasur itu. Matanya beralih ke atas nakas, melihat jam yang ada di sana.
Lalu, matanya terarah satu botol kecil. Ia mengambil botol itu. Ada dua kata yang tertera di sana. Spiana membaca tulisan itu. Matanya terbuka lebar saat membaca tulisan itu.
' RACUN MAKANAN '
tulisan itulah yang tertera di botol kecil itu. "Aku tak percaya ini!" ucap Spiana dengan mulut bergetar, dan seluruh tubuhnya bergetar dengan hebat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°•♥•°
Pendek? Iya emang tau kok:')
Btw, HAPPY INDEPENDENCE DAY 🎉
Oke, makasih yang udah baca sampai ini. Love you ....
[JANGAN LUPA VOTE. YANG VOTE AKU DOAIN REZEKINYA LEBAR:')]