[SLOW UPDATED]
[BELUM REVISI]
Bast of rank:
#jelajah#2#090720
#kepo#8#090720
#rekomendasi#7#200720
...
Ini kisah seorang anak yang mencari tahu tentang kebenaran akan tiga dunia.
Kehidupa tiga dunia? hah sangat la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Happy Reading~
Sesuai perjanjian Sirei dan Spiana, Sirei terbang menuju taman belakang istana. Selama ia terbang, ia tak fokus. Sepertinya, ia memikirkan Spiana yang aneh akhir - akhir ini.
Sirei terbang dengan tatapan kosong. Prajurit memanggil saja ia tak menyapa balik. Sepertinya, Sirei memiliki masalah yang harus ia selesaikan.
Sirei sampai di taman belakang tanpa ia sadari. Ia mencari keberadaan Spiana. Matanya tertuju ke kursi yang di duduki wanita cantik. Sirei terbang menuju wanita itu.
"Kenapa Spiana kau mengajakku ke sini?" tanya Sirei to the point.
"Duduk dulu,"
Sirei menurut, ia duduk di samping Spiana.
"Ada apa? Apakah ada masalah?"
"Aku tau siapa yang meracuni ibuku!"
Sirei terkejut mendengar ucapan Spiana.
"Siapa?!"
"N-essy," ucap Spiana dengan gemetar.
"Apa?!" Sirei terkejut.
"Tidak mungkin! Tidak mungkin anaknya srndiri yang metacuni ibunya!"
Spiana menangis, ia juga tak menyangka akan seperti ini.
"Hiks ... tapi, nyatanya memang begitu,"
"Kau tau semua ini dari siapa?!"
"Aku sendiri yang melihat dengan mata kepalaku! Tadi pagi, aku berjalan di hutan. Kemudian, aku mendengar suara di tengah-tengah hutan. Lalu, aku mendekati suara itu, saat itu aku melihat RK bersama Nessy, dan aku mendengar semua percakapan mereka,"
"Astaga!"
***
Di tengah hutan terlarang, Pelangi dan Lewis masih berjalan, melihat peta yang ia bawa.
Sekitar 10 menit, mereka berhasil menemukan bunga kegelapan. Tapi tampaknya, masalah baru timbul. Bunga itu berada di tepi tebing.
Pelangi berfikir sambil duduk di atas batu. 2 menit ia berfikir di sana, lalu ide yang cemerlang datang.
"Bodoh!"
"Kenapa ngik?"
"Kita bodoh!"
Lewis bingung dengan ucapan Pelangi. "Bodoh? Kenapa?"
"Kamukan punya sayap! Ngapain kita berfikir lama di atas batu ini!"
"Eh iya! Aku lupa,"
"Yaudah. Ambil gih!"
Lewis terbang menuju bunga kegelapan itu. Lalu ia memetik dua bunga serta akar-akarnya. Lalu ia meletakkan akar bunga itu kedalam tabung yang ia bawa sedari tadi. Tabung itu berisi air.
Setelah mendapatkan bunga itu, mereka bergerak untuk pulang.
***
Spiana, dan Sirei berjalan menuju kamarnya Nessy. Mereka ingin bertanya dengan Nessy. Apakah benar, Nessy bekerjasama dengan RM?
'Tok...tok..tok... '
Bunyi ketukan pintu. Tak lama, keluarlah Nessy.
"Eh, kalian? Ada apa?" ucap Nessy.
"Bisa kita bicara?" ucap Spiana.
"Bisa. Sebentar, "
Nessy masuk kembali ke kamar untuk mengambil sesuatu. Ia mengambil botol kecil bening yang berisi serbuk-serbuk berwarna putih ke abu-abuan. Kemu9dian, ia memasukkan serbuk itu ke kantongnya.
Tak lama, Nessy keluar. Mereka bertiga pergi ke tempat yang sepi. Agar orang lain tak mendengar percakapan mereka.
Setelah mencari tempat yang sepi, dan mendapatkan tempat itu. Mereka akhinya membicarakan masalah yang terjadi.
"Kita langsung ke intinya saja! Nessy, apakah kau bekerja sama dengan RK untuk meracuni RM?!" tanya Sirei sambil terbawa emosi.
Bagaimana mereka tau?- batin Nessy. Nessy yang lupa untuk mengunci pikirannya, pada akhirnya Sirei mendengar pikiran itu.
"Bagaimana aku tau?! Huh, itu tak penting! Yang perlu kau jawab iya atau tidak! Tapi aku rasa, aku tau jawabannya! Jawabannya adalah iyakan?! "ucap Sirei sambil ngegas.
Nessy terdiam lalu menunduk.
"Kenapa kau terdiam?! Jawab!" ucap Sirei.
Spiana masih terdiam membisu sambil mengeluarkan air mata. Ia pasrah apa yanga kan dilakukan Sirei pada adiknya.
"Hahahah! Iya aku melakukan itu! Aku melakukan itu semua! Hahah gimana?! Aku bisa juga seperti orang jahat! Gimana kak? Huh, aku sudah dewasa kan?!"
"Kenapa kau lakukan itu?!" Spiana mulai berbicara.
"Karena, Hahahah! AKU MELAKUKAN INI KARENA TERPAKSA! JIKA AKU TIDAK MELAKUKANNYA, MAKA NYAWAKU AKAN TERANCAM!"
Spiana menggeleng kepalanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.