Tiga dunia

13. Mimpi

Ketika Anda jatuh cinta, kebahagiaan akan membuat Anda sulit tertidur karena kenyataan lebih baik dibandingkan mimpi Anda.

~Arjuna Pelangi

°•♥☀♥•°

°°•Happy Reading All•°°

Sekarang, aku dan kawan-kawan sedang ada di perjalanan pulang. Menaiki biji terbang. Melintasi lautan. Menelusuri setiap permukaan.

Aku gelisah. Apa aku bisa melawan ratu kegelapan? Apakah aku akan kalah? Gimana ini? Dan banyak pertanyaan lagi yang aku pikirkan.

"Lew, Ratu Kegelapan itu sangat kuat? " aku bertanya pada Lewis yang ada di sampingku.

"Sangat kuat! Dia memiliki Kekuatan yang sangat besar, tapi, sayang ia melakukan kekuatannya demi kejahatan," ucap Lewis.

Aku mengangguk paham. "Apa kekuatannya? "

"Kekuatan hitam," ucap Lewis.

"Emang kekuatan hitam sangat besar? Lalu, apa hubungannya denganku? Aku sama sekali tak memiliki kekuatan." aku menunduk.

Lewis tersenyum ke padaku, "Kau mempunyai kekuatan pelangi, aku bisa rasakan itu. Cuma belum kau kuasai, makanya kau bilang tak ada kekuatan."

"Oh, begitu. Berarti, secepatnya kau harus mengajariku seluruh kekuatan." Aku bersemangat sekali. Lewis hanya mengangguk sebagai jawaban.

°•♥•°

Kini kami telah sampai didaratan. Cukup lama, tapi seru. Aku beristirahat. Membaringkan tubuhku. Melepas semua letih dan penat di tubuhku.

Tak butuh waktu lama, mataku mulai menutup seutuhnya. Aku tertidur.

.
.
.

Aku berlari sekaras mungkin yang aku bisa. Berlari tak tentu arah. Menyembunyikan diri.

"PELANGI! JANGAN KABUR KAU!  AKU AKAN MEMBUNUHMU! LIAT SAJA." teriakan keras itu dilontarkan oleh orang yang mengejarku.

Aku terus berlari. Hingga aku tersandung oleh pohon yang sudah tumbang.

Brukk

"Auch." aku gelisah. Celaka! Bodoh banget sih aku!

Aku mencoba membangkitkan tubuhku. Walau kakiku terasa sakit. Aku berlari dengan pincang, dengan sekuat tenagaku.

Sakit sekali rasanya, tapi tetap aku paksa.

"Mau pergi kemana kamu sayang!" orang yang mengejarku tadi sudah ada didepanku. Aku tekejut.

"MAU APA KAU?!" aku berteriak dengan deru nafas yang tak beratur.

"Kau bertanya kepadaku? Apa yang aku mau?" orang itu senyum menakutkan.

"Iya! Cepat, sebut saja apa yang kau mau! Jangan bertele-tele," ucapku dengan berani.

"Yang aku inginkan adalah ..." ia menggantungkan ucapannya, "Kau MATI!" sambungnya.

Ia mengeluarkan kekuatan hitamnya, dan melemparkan kekuatannya ke arahku.

Tak sempat aku menghindar, kilatan hitam itu mengenaiku.