Happy reading ❤️
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa ❤️
Maaf ya aku baru up, soalnya udah mulai belajar online huhu..
Kalian belajar online juga gak?
Berjanjilah jika kalian sudah baca part ini berarti kalian sudah follow terlebih dahulu ❤️
.
.
.
.🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇
"Haha, mimpi Lo bangs*t! Inget ya hukuman Lo diambil jam istirahat pertama!" Devan menepuk bahu kanan Vino dengan keras lalu pergi meninggalkannya.
____________________
"Aaaa..... Malunya gue!" Dira memasukinya ruangan kelas X IPA 1 sambil berteriak dan menghentakkan kakinya keras.
"Apaan Lo njir, biasa aja dong liatnya! Nyinyir aja Lo bisanya!" Ucap Dira dengan nada meninggi saat melihat para perempuan tukang ghibah yang menghuni pojokan kelas. Ucapan Dira itu sontak membuat mereka menundukkan kepalanya, kedua teman setianya itu pun menghampirinya.
"Udahlah kenapa Lo kenapa?" Tanya Melda seraya mengajak Dira untuk duduk di tempat duduknya.
"Itu, gue baru masuk mereka udah ngeliatin gue kayak gitu. Siapa yang gak kesel." Dira menoleh lagi ke arah pojokan kelas.
"Huu... Iri aja deh, pengen punya gebetan kakak kelas ya?" Ujar Debby yang membuat perkumpulan perempuan yang suka ghibah itu memutar bola matanya tajam.
"Lo kenapa jam segini baru dateng?" Tanya Melda.
"Lo tau gak? Gue hampir telat. Untung ada kak Devan, kalo gaada dia gue udah di catet telat sama nenek lampir," jawab Dira dengan volume suara yang hanya diperuntukkan untuk kedua temannya.
"Asik, penyelamat bumi," sahut Debby sambil menyolek pipi Dira.
"Dahlah jadian aja!" Timpal Melda.
"Eh, gue takut cuma jadi pelampiasannya kak Devan gara-gara gak dapetin kak Felisya," ucap Dira sambil mendekatkan dua kepala temannya agar hanya mereka yang mendengar perkataannya.
"Lo suka sama dia?" Tanya Melda.
"Suka," jawab Dira dengan polosnya.
"Lo sayang dia?" Tanya Debby.
"Sayang." Dira menutup wajahnya dengan kedua tangannya malu.
"Dir, dengerin gue!" Ujar Melda.
"Apa?" Tanya Dira lalu mengarahkan kedua bola matanya mengarah ke Melda begitupun dengan Debby.
"Lo boleh suka sama dia, Lo boleh sayang sama dia. Tapi," Melda menghentikan ucapannya setelah melihat ekspresi kedua temannya yang menatapnya serius.
"Tapi?" Ucap Dira dan Debby serentak.
"Tapi jangan berlebihan dulu sekarang, dia belum ngasih kepastian buat Lo. Ya kan antisipasi aja gitu, tapi kalo menurut gue sih dia bukan type orang seperti itu," ujar Melda dengan volume suara yang tentunya hanya mereka bertiga yang mampu mendengarnya.
"Bener Dir, kamu butuh kepastian, kejelasan hubungan kalian," sahut Debby.
"Argh.... Tapi kita juga deketnya baru-baru kok. Jadi mungkin dia butuh waktu," jawab Dira.
"Udah mau satu bulan semenjak Lo di mintain WhatsApp, Lo bilang itu baru? Gue sama Gata pdkt cuma hitungan jari langsung jadian," ucap Melda yang membuat Dira merenung.
"Iya juga ya, sebenernya dia serius gak sih sama gue," seru Dira dalam hati.
"Yaudah sih, kita liat aja nanti bakal gimana. Intinya Lo jangan terlalu mencinta dulu, ini juga pertama kalinya Lo deket sama cowok kan?" Ucap Debby yang membuat Dira mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi First Love! ✓ ( Story Of Senior High School)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA!❤️] [BELUM REVISI] Cerita ini pernah meraih banyak peringkat lho: #1 - mpls 🎖️[14/07/2020] #4 - gembira🏅[19/07/2020] #4 - rajawali🏅 #8 - muridbaru🏅 #7 - sukses🏅[12/07/2020] #9- tegang 🏅 [31/07/2020] #9 - Sultan...