PELAKOR?

297 37 312
                                    

Happy reading ❤️
.
.
.
🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇
Seluruh pasang mata yang ada di areal loker kelas X IPA 1 melihat ke arah Dira dengan penuh tanda tanya.

"Eh Dir, Lo rebut laki siapa? Hidup kok banyak banget sih haters nya. Makanya jangan suka buat masalah," ujar salah satu dari orang-orang itu.

"Eh, Lo gausa memperkeruh keadaan ya. Gue colok mata Lo baru tau rasa!" Sahut Debby yang tidak terima dengan perkataan orang itu.

"Udah By!" Ujar Melda sambil menyentuh tangan Debby.

"Hah? Jalang, cewek murahan, perebut laki orang?" Dira membaca lalu mengambil serta meremas beberapa tulisan yang tertempel pada pintu lokernya sambil tertawa.

"Sabar Dir, ini sih kerjaan orang iri doang," jawab Melda lalu membantu Dira melepaskan tulisan-tulisan yang tertempel itu.

"Lo semua mending balik ke kelas! Gak ada yang nyuruh kalian ghibah disini!" Ucap Debby geram saat melihat teman-teman yang lainnya malah sibuk membicarakan Dira.

"Udah ya, anggap aja ini cuma kerjaan orang yang lagi gabut sampe niat banget nulis segini banyak," ujar Debby sambil menenangkan Dira.

"Iya bener, kita balik ke kelas yuk. Keburu bel pelajaran prakarya."

Ketiganya membuang kumpulan remasan tulisan-tulisan tidak berbobot ke tempat sampah lalu segera menuju ke kelas.

Pemandangan tidak mengenakkan dilihat ketiganya saat memasuki kelas, dimana kumpulan cewek-cewek ngerumpi ria. Terlebih lagi, hampir seluruh isi kelas X IPA 1 mengetahui bahwa Dira sedang dekat dengan ketua osis yang tidak lain adalah Devan sejak Dira ketahuan bu Mega saat itu.

Gata yang merupakan ketua kelas sekaligus pacarnya Melda menghampiri Dira yang tentunya tengah duduk bersama Melda dan Debby.

"Ada apa sih? Kenapa ciwi-ciwi pada rame bilang si Dira pelakor?" Tanya Gata dengan suara pelan dan memastikan agar siswa yang lain tidak mendengarnya.

"Gue baru tau kelakuan cewek-cewek kelas kita, ternyata semua ratu ghibah. Jijik gue!" Sahut Debby.

"Gue yakin banget pasti ini perbuatan si nenek lampir deh," ucap Dira.

"Kak Chandra?" Tanya Debby.

"Mungkin gak sih?"

"Emang apa masalah Lo sama kak Chandra? Tapi emang sih, setau gue kak Devan sama kak Chandra deket karena mereka kan ketos sama waketos," sahut Melda.

"Woi, kalian ngomongin apaan sih? Gue nanya ada apa?" Gata memperjelas pertanyaannya karena setelah mendengar perbincangan ketiga siswi itu malah membuatnya semakin tidak mengerti.

"Sttt...." Jawab ketiganya untuk mengisyaratkan agar Gata diam.

"Diem dulu beb! Jangan ganggu!" Ujar Melda kepada Gata.

"Iya-iya sayang," jawab Gata.

"Lo yakin yang nempel semua itu kak Chandra?" Tanya Debby.

"Menurut Lo siapa lagi kalo bukan dia? Dari awal yang gak suka sama gue cuma dia."

"Hm, yaudah deh lupain aja Dir. Anggap aja gak pernah terjadi, kalo soal ciwi-ciwi di kelas tinggal kita kasiin kertas mulutnya satu-satu. Tapi kalo kak Chandra, dia punya geng Dir. Bar-bar banget lagi," jawab Debby.

"Bener banget, gue setuju Dir," sambung Melda.

"Nah bener gue setuju!" Sahut Gata yang membuatnya mendapat tatapan tajam dari ketiga siswi itu.

"Berisik Lo!" Ujar Debby.

"Gue bakal samperin tuh nenek lampir, kalo kalian gaikut juga gapapa!" Dira menentang saran dari teman-temannya.

Hi First Love! ✓ ( Story Of Senior High School)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang