04

143K 11.6K 812
                                    

"Ken?"

Saat melihat kedepan, El dapat merasakan debaran yang belum pernah dirasakan.

Didepan sana terdapat sosok tampan, bola matanya berwarna biru safir, bentuk yang sangat sempuna persis seperti dewa yunani.

Ia yakin kalo itu kakaknya G secara cowok didepan sana sangat mirip dengan Papa G.

Sekita ia menyesal karena sudah menolak tawaran G saat gadis itu ingin memberi nomor telpon Kenzie. Kalo tau Ken akan semenawan ini, dari dulu ia akan mendekati bukannya menolak tawaran G setiap hari.

Jantung El berdetak sangat cepat ketika cowo yang di depan sana juga menatapnya balik. Mereka saling bertatapan hingga Anna berbisik disampingnya membuat El harus melepaskan tatapan mereka. El tidak rela.

"Lo kenapa sih, Na?" Tanya El kesal.

"Lo kenal cowok yang didepan itu?" Tanya Anna balik, tidak peduli akan pertanyaan dari El.

"Kenal, masa depan gue itu!" Jawab Ek bangga dengan sekikit menaikan dagunya agar terlihat angkuh.

"Lo gak sakit kan El?"

"Yampun Li, sahabat kita udah gak waras, gila dia!" Anna berbalik kebelakang dengan heboh. Sedangkan Lilli tidak peduli, ia sibuk dengan kekasihnya.

Anna tidak melanjutkan kehebohannya dan berbalik ke depan seperti semula, saat mendengar suara Bu Amel.

"Selamat pagi, Anak-anak. Ibu disini untuk memperkenalkan teman baru kalian." 

Kelas sudah bersisik-bisik riuh saat cowok itu masuk. Sekarang semakin menjadi-jadi saat cowok itu membenarkan rambutnya dengan menyisir kebelakang.

"Ganteng banged gak sih?"

"Gile, paha gue aja gak semulus tu muka kali"

"Pake skincare apa?"

"Cakepan juga gue"

"Diem lo buaya"

"Pacaran yuk."

"PUNYA GUE ITU!."

Seisi kelas diam, mereka menoleh kearah El dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang shock, tidak menyangka, kaget, melongo tidak percaya. El tidak peduli dengan tatapan mereka, ia hanya tersenyum dengan tatapan yang tertuju kepada seluruh siswa-siswi dikelas ini.

Sahabatnya pun yang tadinya sibuk dengan kegiatan sendiri, sekarang menoleh dengan muka yang shock, Re dan David. Dua cowok itu terlihat biasa saja, karena mereka memang bersahabat sejak kecil dengan cowok di depan sana.

Secara El tidak pernah dekat dengan seorang cowokpun selama gadis itu sekolah disini, bahkan ketika banyak cowok yang populer menembak gadis itu, tidak ada yang diterima seorangpun oleh gadis itu.

Tapi hari ini. tidak ada hujan, tidak ada angin. El mengaku jika cowok yang di depan yang baru masuk dengan Bu Amel miliknya, yang benar saja.                

Sedangkan Cowok yang sedang berdiri disamping Bu Amel, tersenyum kecil saat mendengar teriakan dari gadis yang menatapnya tadi, yang tak lain adalah gadis yang membuat dirinya lingkung semalaman.

"El jangan malu-maluin deh" Bu Amel menegur gadis itu dengan mata sekitit molotot seolah mengatakan 'jangan buat Aneh-aneh, kalo gak mau di hukum' itulah yang dapat El tangkap dari tatapan guru itu.

"Kenzie. Silahkan memperkenalkan diri kamu." Kata Bu Amel mempersilahkan.

"Gue Kenzie Gerald Rejandra." Ucapnya singkat dengan bahasa indonesia yang sedikit aneh saat didengar. Siswi dikelas El kalap saat mendengar suaranya, sehingga membuat Sedikut El geram.

Dia, Ken hanya tersenyum tipis saat melihat tatapan tidak suka El pada siswi yang memujanya.

"Sudah cukup, Kenzie?"

"Udah! Mksih" ujar Ken singkat.

"Kalau begitu silahkan duduk, Kenzie. Selamat bergabung di kelas ini, ya."

Kenzi mengangguk kepalanya sopan. Bagaimanapun ia tetap harus bersikap sopan pada orang yang lebih tua, mamanya selalu mengatakan hal itu padanya sejak ia kecil hingga kini.

"Dan anak-anak, ibu mohon kalian bisa bekerja sama atau membantu Kenzie untuk menyesuaikan diri disini."

"Iya...buk.." jawab seisi kelas, Hanya El yang tidak menjawab karena terlalu malas menyaut guru yang menurutnya sangat gendut.

"Baiklah, silahkan kembali belajar. Selamat pagi..."

"selamat pagi... pak.." jawaban satu kelas serempak. 

Dan suasana kelas kembali riuh saat Bu Amel sudah keluar dari kelas.

Ken berjalan kearah El, membuat El sekita menahan nafasnya gugup.

"Gue duduk disini!" Suara itu mengalir ditelinga El saat ken sudah berdiri di samping mejanya. Kalimat itu bukan pertanyaan melibihi dari kata pernyataan yang termasuk dalam kategori perintah yang tidak bisa dibantah.

Anna sudah melotot galak, ia tidak terina dan tidak mau duduk dibelakang bersama David, karena hanya disamping David lah bangku yang kosong tidak ada penghuninya dikelas ini.

"Gue gak mau, titik." Tolak Anna memandang Ken angkuh.

"Gue gak terima penolakan." Tekan Ken, tangannya mengepal menahan emosi.

"Udah sih, Na. Lo dibelakang aja sama David, cocok"

"Iya Na!" Ucap El menipali ucapan Dari Lilli.

"Ish, dasar sahabat durhaka."

Mau tidak mau Anna berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah David yang tangah memandangnya dengan tatapan meremah.

"Apalo?" Tanya Anna galak seraya duduk disamping Cowok itu.

"Dih!"

Kembali lagi ke pasangan utama.

Setelah Ken duduk, El menggeserkan bangkunya sedikit lebih dekat dengan Ken

"Hei kenalin nama aku, eh gue maks-"

"Gue suka!"

"Hah?"

"Aku-kamu!"

El memandang Ken dengan bingung, jangan terlihat bodoh,El. Batinnya berontak, karena terlihat linglung di depan calonnya.

Ken terkekeh melihat El yang tampak tidak mengerti dengan ucapannya. Ia mengacak rambut gadis itu, menggemaskan.

"Gue suka, aku-kamuan"

Tolong siapapun bunuh El sekarang.

                                   😙😙

Gimana?

Tunggu kelanjutannya!

Kenzie Gerald Rejandra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang