Keesokan harinya El langsung ke rumah G, berhubung hari ini weekend. Ia akan pulang malam, bahkan El sempat meminta izin Mama Papanya untuk menginap dirumah G kalo ia tidak akan pulang malam nanti.
Papa Mamanya mengizinkan secara mereka sudah kenal dengan keluarga G, jadi tidak mempersalahkan jika anaknya menginap dirumah G.
Masalah yang kemarin dengan Vero, sekarang sudah selesai, Vero memakluminya dan memutuskan untuk melupakan dirinya. Mereka sepakat untuk menjadi seorang teman saja, tidak lebih dari itu.
Saat ini El sedang berada di kamar Ken, setelah mendengar ceramah dari G karena masalah kemarin. El langsung kekamar Ken, untungnya Ken tidak ada, kata G kakanya itu pergi mengantar Mamanya ke butik.
G sempat bilang jika saat pulang sekolah G melihat Ken sudah ada dirumah dengan wajah seperti ingin memakan orang, menyeramkan.
Lama menunggu Ken, El memutuskan untuk tidur sebentar sebelum Ken pulang. Tak lama kemudian El tertidur di ranjang Ken.
🙃🙃
Ken yang baru pulang langsung memasuki kamarnya tanpa menyapa adiknya G yang sedang menonton di ruang tengah.
Saat membuka pintu kamar, Ken diam. Ia melihat seorang gadis yang sedang tidur diranjangnya. Ken tidak tau siapa gadis itu, karena sang gadis tidur membelakangi pintu kamat.
Ken mengepal tangannya, geram.
Semua orang dirumah ini tau kalau kamarnya tidak boleh dimasuki tanpa seijinnya Bahkan Mama Papanya sendiri, tapi gadis yang tidak ia ketahui itu dengan beraninya tidur diranjangny.
Saat berjalan kearah ranjangnya. Ken langsung menarik bahu gadis itu kasar, hingga membuat sang gadis berbalik kearahnya. Tapi tetap tidak terbangun.
Ken terdiam sekaligus terkejut saat menemukan wajah yang tidak asing lagi baginya, wajah cantik itu, bibir itu, orang yang sama yang membuat dirinya sangat emosi kamarin, dan ia memilih untuk langsung pulang karena malas bertemu lagi dengan El.
Tunggu.
Kenapa El berada di kamarnya?
Ken berniat membangunkan El, tapi hatinya berkata tidak. Ken tidak tega membangunkan Gadis itu yang terlihat sangat nyenyak.
Setelah cukup lama merenung akhirnya Ken memutuskan untuk membangunkan El. Egonya sangat tinggi dan Ken tidak peduli.
Ken mengguncang tubuh El jauh dari kata lembut, entah apa yang membuatnya begitu marah pada El.
Apa karena ia tidak jadi pergi bersama dengan El ke perpus?
Atau karena El yang menyetujui ajakan pulang dari bajingan itu?
Entahlah Ken tidak peduli, yang jelas ia sangat marah pada gadis ini.
"Bangun!" Tegas Ken saat melihat El menggeliat kecil, gadis itu sedikit membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk Kedalam indranya.
"Pergi!" Ken memandang El tajam yang sudah bangun tapi masih duduk di ranjangnya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya El, ia baru bangun dan Ken sudah menatapnya tajam seperti singa yang melihat santapannya.
Ken diam tidak menjawab, yang Ken lakukan sekarang adalah memandang datar El yang sedang menunjukkan raut polos dan menggemaskan. Sebenarnya ia tidak tahan dengan raut wajah gadis itu, tapi karena dirinya sedang marah Ken segera menepis pikiran itu.
"Keluar dari kamar gue!" Tekannya sekali lagi, kali ini lebih tajam dari sebelumnya, hingga membuat El sedikit takut.
"Kamu kenapa? Masalah kemaren, aku minta maaf." Cicit El menunduk, bagaimanapun Ken akan tetap marah padanya, secara ia menerima ajakan Vero tapat di hadapan Ken, dan El tau ia salah.
"Ken!" Seru El saat Ken berlalu dari sana tanpa merespon ucapannya, Ken berjalan ke arah balkon.
El menyusul Ken, karena ia harus menjelaskan semuanya.
Ia berdiri tepat dibelakang Ken yang entah sejak kapan sudah membuka membuka bajunya, sehingga El dengan bebas melihat punggung lebar itu. Membuatnya sedikit tergoda, tunggu El, sebentar lagi itu akan jadi milikmu, batinnya senang.
"Maaf Ken!" Ucap El, ia membuat suara sesedih mungkin agar Ken bisa memaafkannya.
"Kenapa mau pulang sama dia? Jelas-jelas waktu itu lo lagi sama gue." Apa yang Ken pendam sedari tadi akhirnya dapat ia tanyakan langsung.
"Kamu tau gak kalo Ver-."
"Jangan sebut nama bajingan itu depan gue!" Tegas Ken berbalik menatap tajam El, wajahnya sama seperti tadi, datar.
El menghela nafas pelan, ia masih menunduk terlalu takut menatap masik safir yang menatapnya bagai mangsa itu.
"Iya, jadi dia itu udah lama suka sama aku, tapi selalu aku tolak, kamaren pertama kali aku terima tawaran dia, karena emang mau nyuruh dia buat berenti suka sama aku."
"Karena aku emmmp- ." El sedikit gugup mengucapkan kata suka.
"Karena apa?" Ken sudah tau apa yang akan diucapkan gadis itu, Ken bisa melihat dari mata itu, hanya saja Ken ingin menggoda gadis itu sebentar.
Pipi El sudah merona merah seperti tomat. Ken juga melihat pipi gadis itu, kalau bukan sekarang dirinya marah, mungkin sudah dari tadi ia menggigit pipi itu.
"Kar- karena su-ka kamu!" Cicit El pelan, ia malu, bahkan sangat malu. El mengutuk dirinya yang tiba-tiba gagap.
Ken terkekeh geli.
Ia berjalan mendekat ke arah El. Tanpa berlama lama Ken langsung melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.
El terkejut karena mendapat pelukam mendadak itu, tangannya berada tepat di dada bidang Ken.
El gugup, wajahnya masih setia menunduk, El tidak berani menatap ke arah mata safir itu.
"Jangan nunduk!" Ucap Ken, melepaskan satu tangannya dan memegang dagu El agar bisa menatapnya.
"Kamu udah gak marah?" Tanya El menatap bola mata safir itu, bola mata yang pertama kali melihat langsung membuatnya jatuh cinta.
Ken terkekeh, El sangat menggemaskan. Bahkan ia sudah melupakannya sejak tadi.
"Kok ketawa? Ada yang lucu ya?" Tanya El dengan raut polos.
Ken menggeleng.
Cup!.
Ken mengecup bibir El sekilas, hanya kecupan saja, tidak ada lumatan ataupun gigitan karena Ken tau bukan saat ini dia harus melakukan hal itu pada El.
"Ciuman pertama?" El mengangguk dengan polos, tangannya memegang bibirnya yang sebelumnya bersentuhan dengan bibir Ken.
"Mau lagi?" Tanya Ken dengan alis yang naik turun seolah menggoda gadis itu.
"Hah? Apa?" El gelalapan sendiri.
"Mau ciuman yang sebenarnya?"
😍😍
Gimana?
Tunggu kelanjutannya!
Bye💜✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie Gerald Rejandra (Completed)
Teen Fiction(Squel Spoiled but Naughty) "Hei kenalin nama aku, eh gue maks-" "Gue suka!" "Hah?" "Aku-kamu!" El memandang Ken dengan bingung, jangan terlihat bodoh,El. Batinnya berontak, ia mengutuj dirinya yang terlihat linglung di depan calon pacarnya. Ken...