Hari ini El tidak sekolah, sejak bangun pagi El merasa pusing dan entah sejak kapan suhu badannya menjadi panas.Matanya membengkak karena menangis semalaman. Saat Mamanya bertanya El akan menjawab terlalu baper sama drakor yang ia tonton, hingga membuatnya menangis.
Sekarang sudah siang. Sahabatnya pun akan mampir sebentar lagi. El juga tidak lagi menghubungi Ken, ia bahkan sudah mengeblock nomor cowok itu. Untuk sementara ini, El ingin menghindar dari Ken.
"El sayang." Teriak Lilli saat mereka masuk ke kamar El, kemudian langsung memeluk El erat.
"Lo kenapa sakit sih? itu mata kenapa lagi? Lo nangis?" Tanya Anna menggebu-gebu. Anna berjalan kearah ranjang sahabatnya, kemudian langsung duduk di samping El dan Lilli.
"Santuy dong Na, gue gk papa kok." Jawab El sesantai mungkin.
"Gue tau lo bohong, cerita sama kita, El!"
El tidak menjawab ia hanya memikirkan apakah ia harus memberi tahu mereka atau tidak? Ia bingung.
"Gue setuju, ayo cerita!" Ucap Lilli
El menghela nafasnya. Kemudian mengambil hp dan menunjukkan kepada keduanya. Air matanya kembali jatuh saat melihat sahabatnya menunjukkan raut shock.
"Dari mana lo dapetin ni foto?" Tanya Lilli. Ia masih tidak terlalu percaya dengan foto yang El tunjukkan.
"Dikirim dari nomor yang gak gue kenal." Jawab El.
"Lo percaya?" Tanya Anna yang sedari tadi diam, menurutnya ada yang gak beres disini.
El hanya mengangguk dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.
"Kata Ken dia pergi bareng G, tapi nyatanya cowok itu pergi sama cewek lain."
"Coba lo tanya, G." Kata Lilli tangannya sibuk menghapus air mata El.
"Gue gak mau, gue takut apa yang gue pikirin benar!" El terisak pelan.
"Awalnya gue gak percaya! Tapi waktu gue telpon dia, dia gak angkat."
"Gak cuma sekali gue telpon, udah berkali-kali, dan hasil tetap sama. Kalo dia pergi sama G gak mungkin dia gak angkat telpon gue." Lanjut El, tangisnya makin pecah.
Anna dan Lilli hanya diam, merasa prihatin dengan El, apalagi gadis sedang sakit.
"Oh ya El, tadi Ken sempat tanya lo, ya gue bilang aja apa yang lo kasih tau di chat tadi." El memang sempat menghubungi kedua sahabatnya agar tidak memberitahu jika dia sedang sakit jika nanti Ken menanyakannya.
"Gue juga sempat liat kalo Ken tadi agak diam gitu, walaupun sehari-hari datar sih, tapi hari ini wajahnya kayak sedih gitu." Kata Anna sambil mengingat apa yang ia lihat tadi.
"Lo gak coba dengerin penjelasan dia dulu?" Tanya Anna lagi.
"Nanti deh, kalo gue mau, untuk sekarang gue gak mau ketemu dia dulu." Kata El menghela nafas, tangis sudah berhenti.
"Lo udah makan udah minum obat juga, so..."
"Waktunya girls time." Teriak mereka kompak kumudian disusul dengan tawa yang menggema seluruh kamar ini.
🥺🥺
Disisi lain, Ken sedang melamun memikirkan El, ia tidak tau kemana gadis itu pergi, Ken sudah menelpon gadis itu berkali-kali, dan tidak tau apa salahnya hingga membuat El memblock nomornya.
Saat mengunjungi rumah El, El tidak berada di rumah kata satpam yang berada rumah El, ia mencoba menelpon sahabat gadis itu hasil juga sama, tidak di angkat.
Jadi disinilah dia berada, dikamar yang sudah entah bagaimana, yang pasti sangat berantakan.
Ken tidak tau dimana gadis itu sekarang, hari ini ia merasa sangat frustasi.
Mamanya bahkan sudah capek berteriak menyuruhnya makan, tapi Ken tidak peduli. Yang ia mau sekarang hanya El, gadisnya.
"Kak Ken ini G, buka dong pintunya."
Seolah tak mendengar suara adiknya, Ken kembali berbaring di ranjangnya dengan kaki bergelantung ke bawah.
Ia menatap langit, memikirkan apa yang salah dari dirinya, apa yang buat gadisnya menghilang begitu saja tanpa menghubunginya, ia merasa kalo dirinya tidak berbuat salah.
Apa karena malam itu ia tidak menjawab panggilan dari El, ya malam itu memang tidak sengaja tidak mengangkat panggilan dari El, karena hp sedang ia silent kan. Apalagi hp nya berada di tas G.
Waktu pulang menemani G Ken baru tau kalo El menghubunginya, waktu menelpon kembali El tidak mengangkat panggilannya, ia kira memang El yang tidak Aktif, tapi ternyata El sudah memblock dirinya.
_______
Besoknya keadaan El sudah membaik, merasa sudah baikan Ek memutuskan untuk kembali bersekolah hari ini, masalahnya dengan Ken ia mencoba untuk tidak peduli dulu, jika nanti Ken mencoba berbicara ia akan menghindar.
Saat berjalan di koridor El bertemu Vero, lalu mereka membahas hal-hal yang sedikit membuat El melupakan masalahnya, Vero sangat baik, pikir El.
Saat sampai di depan kelas El, Vero pamit sebelum itu ia sempat mengelus lembut rambut El yang hari tergerai bebas. Sehingga membuat El lebih cantik dari hari-hari yang lain.
Setelah Vero sudah tidak terlihat lagi, El masuk dengan senyum yang biasanya ia tunjukkan, tiba-tiba senyumnya menghilang saat melihat Ken yang sudah duduk di bangku mereka, apalagi raut wajah Ken sedikit terlihat menyeramkan.
"El!" Geram Ken, ia sudah cukup sabar menunggu El menghubunginya. Tidak tahukah gadis ini kalo dirinya khawatir.
El diam, walau dirinya merasa sedikit takut
dengan Ken saat ini."Kenapa gak sekolah? kenapa gak angkat telpon aku?" Tanya Ken dingin, El bisa merasakan kalo Ken sedang emosi saat ini.
El tidak menjawab, ia menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah menetes.
"El!" Panggilnya saat tidak menjawab pertanyaannya, Ken sudah geram, ia bukan cowok yang sabar seperti kebanyakan orang diluar sana.
Tanpa kata Ken kangsung menarik El kuat, tanpa peduli rintihan sakit dari gadis itu.
"Lepasin gue." Pekik El sambil memberontak agar tangannya lepas, tapi hasilnya nihil cowok itu menyeretnya dengan kuat, El yakin tangannya aku memerah setelah ini. Pipinya sangat basah sekarang karena air mata sialan ini belum juga berhenti-henti.
Ken diam, dia melanjutkan langkahnya dengan cepat, apalagi saat mendengar El berkata 'lo'.
"Lo kenapa sih?" Tanya Ken dengan nada dingin.
El diam, ia sibuk memperhatikan tangannya yang memerah, Ken juga melihatnya, sebenarnya Ken tidak tega, apalagi air mata gadis itu yang sedang mengalir bebas, tapi karena Egonya lebih tinggi sehingga membuatnya tidak peduli pada El.
"El, lo kenapa?"
"Elo yang kenapa?" Pekik El. nafasnya menggebu-gebu.
"Gue?" Tanya Ken heran.
El terkekeh miris mendengar jawaban Ken, yang menurutnya tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Aku kecewa sama kamu." Ucap El pelan sambil berlalu dari sana, Ken juga tidak menghentikan Langkah El yang sudah menghilang dari hadapannya.
🥺🥺
1000 kata lebih😭Gak tau part ini ngena di hati apa gk.
Gak pande buat konflik, jadi maap ye!Kesalnya sama siapa?
Gmna?
Tunggu kelanjutannya!👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie Gerald Rejandra (Completed)
Teen Fiction(Squel Spoiled but Naughty) "Hei kenalin nama aku, eh gue maks-" "Gue suka!" "Hah?" "Aku-kamu!" El memandang Ken dengan bingung, jangan terlihat bodoh,El. Batinnya berontak, ia mengutuj dirinya yang terlihat linglung di depan calon pacarnya. Ken...