"El"
"Sayang"
"Kamu gak skolah?"
Wanita paruh baya itu mengetok ngetok pintu anaknya seraya berteriak.
"El, bangun sayang."
Wanita itu mengehela nafas panjang saat sang putri tidak juga bangun.
Sedangkan dikamar gadis yang baru saja menggeliat membuka mata sebentar, lalu kembali terpejam untuk menyesuaikan sinara yanh masuk kedalam matanya dengan cahaya yang silau membuat matanya sedikit perih.
Cahaya matahari sudah memenuhi kamarnya, menerobos dari gorden abu abu yang menutupi jendela kamar gadis itu.
"Sayang bangun, nanti kesiangan loh"
El dapat mendengar suara teriakan mamanya dari dalam kamar."Sayang!"
"Iya ma, El udah bangun" teriak El.
Dengan malas El menyimbak selimut yang melingkupi tubuhnya dengan rapi. El tidak lagi mendengar suara mamanya, mungkin sudah pergi pikirnya. Setelah membereskan tempat tidur. El berlari ke kamar mandi.
10 menit kemudian El keluar dari kamar mandi. Lalu langsung memakai seragam sekolahnya. Tak butuh waktu lama untuknya siap. Ia memakai sedikit liptint kemudian mangambil bedak baby lalu memakaikan bedak itu asal-asalan.
Setelah siap, ia melihat penampilannya di cermin.
Sempurna.
Kemudian ia langsung turun ke bawah. Saat sudah sampai El dapat melihat orang tuanya sedang makan di ruang makan.
"Pagi Ma,Pa" ucapnya seraya mengecup pipi kedua orang tersebut.
"Pagi pinces" jawab mereka kompak, El terkekeh mendengarnya.
"Hari ini papa yang antar ya!" Ucap Papa El, Aldo
"Loh, pak supir emang kenapa pa?" El sudah mulai memakan sarapannya, bukan ia tidak mau di antar papanya, hanya saja ia sudah biasa diantar pak supir kesekolah.
"Cuty dua hari, anaknya sakit katanya."
El tidak menjawab ia hanya mengangguk anggukan kepalanya saja tanda ia paham.
"Yok pa, El udah mau telat ni" ucap El setelah menghabiskan sarapannya. Ayahnya mengangguk.
"El pamit mah" ucap El pada mamanya kemudian mencium pipi ibunya.
"Papa juga pamit ya, mah." Pamit Aldo istrinya tidak lupa juga mencium istrinya, berbeda dengan El, pria itu mencium istrinya tepat dibibir sang mama.
"El masih disini loh pah!" Tegur El sambil memutar kedua bola matanya jengah.
Aldo hanya terkekeh.
Melihat pemandangan ini sudah seperti makanan sehari hari baginya.
Sedangkan Mama El, Sharen sudah tersipu malu, kemudian ia memukul dada suaminya pelan untuk menghilangkan sedikit malunya.
"Udah ah!" Ucap Aldo setelah memeluk singkat istrinya.
"Kalian hati-hati dijalan ya!" Teriak mama El dari dalam.
"Iya sayang"
"Iya mah"
Jawaban beda tapi kompak dari anak dan ayah itu. Setelah itu El dan ayahnya berangkat ke skolahnya.
Sharen hanya terkekeh geli melihat putri dan suaminya itu.
🍃🍃
Sekarang El sedang berlari dikoridor, karena saat dirinya sampai di gerbang skolah, bel sudah berbunyi sehingga membuatnya langsung berlari setelah mengecup pipi Papanya.
Saat berlari El menyenggol seseorang ia tidak tau siapa, karena setelahnya ia langsung kembali berlari tanpa mengucapkan kata maaf, tapi bahunya sedikit sakit lantaran orang yang ia senggol bahunya sangat keras seperti batu.
Sedangkan cowok yang El tabrak tadi masih terpaku di tempat, ia mengenali mata itu, wajah itu, dan bibir itu, walaupun hanya melihat sekilas tapi cowok itu masih terlalu ingat dengan wajah cantik itu yang membuat dirinya kesusahan tidur semalaman. Ken yakin jika ia tidak salah liat.
Bahkan secara nyata gadis itu sangat cantik dibanding dengan foto yang ia lihat semalam. Di foto saja dirinya sudah terpesona apalagi sekarang, jantung ken serasa mau lepas saking cepatnya berdegup.
Setelah sadar diri-Nya cukup lama berdiri disana, Ken langsung melanjutkan langkahnya ke ruang kepala sekolah yang tak lain adalah kerabat papanya.
🐾🐾
El yang baru saja masuk kedalam kelas, bernafas lega saat tidak melihat guru di dalam.
"Tumben telat?" Tepat saat El mendudukan bokongnya dikursi gadis disamping langsung bertanya.
"Drama pagi Papa gue" jawab El malas, El tidak perlu bercerita, karena sahabatnya sudah mengetahui kebiasaan papa dan mamanya terbukti saat Lilli dan Anna mengangguk tanda paham, Re pun yang duduk disanping Lilli juga mengannguk.
El tidak tau, mungkin karena Re sering mendengar mereka berbicara, secara mereka duduk berempat. El dengan Anna, Lilli dengan Re, sedangkan David, cowok yang di cap playboy itu oleh Anna duduk sendirian di belakang. Cowok itu tampak menikmati kesendiriannya disana.
Tak lama kemudian, Saat mereka sedang asik berbicara, seseorang masuk El tidak menyadari karena gadis itu sibuk dengan dunianya sendiri.
"Ngapain Bu Amel kesini?" Tanya Anna.
El yang sibuk dengan hp di tangannya mengangkat kepala saat Vina menyenggol pinggul El dengan sikunya.
Disana El menemukan Bu Amel, sang wakil kepala sekolah berdiri didepan kelas, tapi tidak sendirian, dia bersama....
tunggu-tunggu.
Ia mencerna ucapan Anna kemarin dan G yang katanya Kakaknya itu akan sekelas dengannya.
Deg.
"Ken?"
✨✨
Tiba tiba ide muncul, daripada nantinya ilang mendingin aku tulis sekarang.
Tunggu kelanjutannya!💜✨
Bye🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie Gerald Rejandra (Completed)
Teen Fiction(Squel Spoiled but Naughty) "Hei kenalin nama aku, eh gue maks-" "Gue suka!" "Hah?" "Aku-kamu!" El memandang Ken dengan bingung, jangan terlihat bodoh,El. Batinnya berontak, ia mengutuj dirinya yang terlihat linglung di depan calon pacarnya. Ken...