18

102K 6.8K 133
                                    

Setelah El mengatakan gadis itu lapar Ken langsung membawakan El ke dapur dan mendudukkan gadis itu di atas mini bar.

Sementara itu Ken akan membuat omlet untuk gadisnya, sebenarnya ia ingin membuat nasi goreng, tapi bahan di rumah El sangat kurang dan tidak lengkap, Entah kemana pembantu di rumah ini , Ken tidak tau dan malas jika menanyakannya pada El, ia takut jika salah bicara gadis itu akan kembali menangis. Dan Ken tidak mau itu terjadi.

Ken memang sangat pandai memasak, kehidupannya di london Yang hanya tinggal sendiri menuntutnya harus hidup mandiri, walaupun oma-opanya sudah menetap di sana, ia lebih nyaman sendiri di apartemen miliknya dan Ken hanya mengunjungi sesekali oma-opanya itu.

Saat sedang sibuk dengan masakannya, Ken tersentak saat El memeluknya dari belakang, apalagi sekarang ia sedang tidak lagi memakai seragamnya, karena terlalu gerah.

"Kenapa hmmm?" Tangan kanan Ken mengusap tangan El yang berada di pinggangnya. Sedangkan tangan kiri ia gunakan untuk mengocok telur.

Ken dapat merasakan gelengan kecil dari gadis yang sedang merengkuhnya ini.

Setelahnya tidak ada yang berbicara, Ken sibuk dengan masakannya sedangan El sibuk dengan pikirannya, posisi mereka masih sama.

El melepas pelukannya saat Ken sudah selesai dengan omletnya.

"Makan. Abis itu tidur." Perintah Ken lembut, sekarang mereka sudah duduk di meja makan, El mengangguk sekilas sambil memakan omletnya. Rasanya sangat lezat.

"Pelan-pelan dong!"

"Enak." Ucap El dengan mulut penuh sambil memberi jempol pada Ken, hingga membuat cowok itu terkekeh.

Ken mengusap sudut bibir El dengan jempolnya setelah Gadis itu menghabiskan makanannya. Ken membawa piring kotor itu ke dapur lalu membawa gelas yang berisi air mineral untuk El. Tak lama untuk gadis itu menghabiskan minumnya.

"Yok!" Ucap Ken setelah meletakkan gelas di dapur, ia mengernyit saat El tidak beranjak dari duduknya.

"Ayok El, kamu harus istirahat." Ucap Ken.

"Gendong." El mengangkat dua tangannya.

"Mau di gendong?"

"Hum."

Tanpa banyak bicara Ken langsung menggendong El dari depan, lalu berjalan menuju ke kamar gadis ini, kepala El sudah nangkring dilehernya, tidak hanya menempel bahkan gadisnya mengecup kecil lehernya. Hingga membuat Ken dengan susah payah menahan diri.

Ken mempercepat langkahnya.

Setelah sampai di kamar Ken mendudukkan El di atas ranjang. Entah perasaan Ken saja, El menjadi sangat diam, apakah gadis itu belum mempercayainya, sebenarnya Ken sedikit kecewa dengan El.

Menghela napas, kemudian cowok itu berbaring dan menarik El ke dalam pelukannya.

"Ken?" El mendongak menatap Ken yang juga menunduk menatap dirinya.

"Maaf ya!" Lirih El, gadis itu kembali menunduk, memainkan jari-jarinya pada dada cowok itu.

"Buat?" Tanya Ken bingung.

"Aku udah tau semuanya, maaf udah gak percaya sama kamu. Aku telpon G tadi. "

Ken tersenyum.

"Iya."

"Tapi lain kali cari dulu kebenaran, ya?"

"Iya." El kembali menengelamkan wajahnya pada dada itu.

Ken mengusap lembut punggung juga rambut El, agar gadisnya Cepat terlelap.

Tak lama El tertidur, Ken pun menyusul El, bagaimanapun hari ini, hari yang melelahkan baginya.

Kenzie Gerald Rejandra (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang