Prolog

13.3K 785 9
                                    

Karena banyak yang DM dan inbox saya, perihal cerita yang tidak bisa ditemukan dll. Jadinya kalian tidak bisa membaca, saya akhirnya delete story Minister Falling In Love  dari aplikasi Dreame...

Banyak juga yang menantikan cerita ini so silahkan kalian menikmati ceritanya dengan tenang, di aplikasi maupun web browser wattpad....

Saya hargai kalian yang mau mengungkapkan sesuatu secara pribadi ke saya, entah itu masukan, kritik dan saran, daripada harus menulis di kolom komentar dan menyindir atau sebagainya... 

Saya berusaha menjaga mood saya agar tetap baik dan bisa melanjutkan cerita yang on going. Saya ucapkan terima kasih pada semua readers yang sudah membaca cerita saya sampai sejauh ini...

Terima kasih...

Maafkan saya, jika selama ini ada hal - hal yang tidak sengaja menyinggung para readers dalam hal tulisan atau perbuatan saya di dunia orange..

Note :  Itu curahan hati saya, daripada di pendam sendiri jadi penyakit hati. Mau di baca alhamdulillah enggak juga gak masalah... hahaha

Selamat membaca

[]

Senyumnya lebar mengarah pada setiap kamera yang membidiknya. Tangannya sesekali melambai dan tubuhnya bergerak menghadap satu persatu kamera di hadapannya. Arsenio Akbar Candrakarta. Lebih dikenal dengan menteri termuda di bidang Olahraga. Prestasinya sebagai menteri termuda dan kerja kerasnya untuk mengharumkan nama negara di kancah dunia patut di acungi jempol. Sudah tidak di ragukan lagi, Arsen menjadi terkenal di luar negeri karena dia satu – satunya menteri yang belum menikah. Usianya yang baru menginjak kepala tiga menjadi bukti, bahwa dia memang memiliki bakat dalam dunia politik.

Arsen mengangguk pada semua wartawan masih dengan senyum lebar sambil melangkah masuk ke dalam gedung dimana acara amal yang di selenggarakan sahabat karibnya. Jadwalnya memang begitu padat, tapi dia akan berusaha menyempatkan diri ikut dalam acara amal yang memberikan keuntungan untuk semua orang.

Masih dengan senyum merekah, Arsen bertemu dengan berbagai orang. Dia menguasai 9 bahasa yang mempermudah dirinya masuk ke dalam belahan dunia manapun. Bertemu dengan banyak orang, mendengar berbagai informasi penting dari belahan dunia. Yang Arsen pikirkan adalah, harus bekerja lebih baik lagi. Ambisinya sebagai seorang menteri kini terwujud dan Arsen akan menggunakan jabatannya dengan sangat baik, demi nama negaranya.

"Rasanya senang melihatmu di sini disela – sela jadwal padatmu..." Roberto menyodorkan minuman pada Arsen sambil menepuk pelan lengan atas Arsen. "Aku bangga padamu, kawan..."

Arsen tersenyum kemudian meneguk minumannya. "Jangan sungkan untuk mengundangku dalam acara amal seperti ini."

Roberto mengangguk, dia mengerti maksud ucapan Arsen, jelas Roberto mengerti jiwa kepedulian Arsen sangatlah tinggi. "Nikmati liburanmu dua hari ke depan di Paris."

"Tentu. Aku bahkan sudah membuat jadwal. Tidak akan ku sia – siakan..."

Lalu keduanya tertawa bersama. Arsen tahu, setelah menjadi menteri, dia jarang sekali bisa berjalan – jalan santai menikmati segala hal di sekelilingnya apalagi jika hal – hal tersebut memiliki arti yang mendalam. Contohnya di Paris ini, dia akan mengunjungi tempat – tempat yang menurutnya mampu menyegarkan kepalanya dan membuatnya melupakan sejenak bahwa dia seorang Menteri.

[]

Arsen keluar dari mobil diikuti Jack di belakangnya. Keduanya memasuki lift menuju dimana kamar Arsen berada, sampai denting lift berbunyi, Arsen keluar dan berbalik menghadap Jack.

"Kau beristirahatlah. Kita bertemu besok pagi – pagi sekali."

"Baik, Pak. Selamat malam..."

"Selamat malam..." Arsen tetap di tempatnya sambil melihat kepergian Jack.

Arsen masuk ke dalam kamar hotelnya yang gelap namun masih ada sinar cahaya bulan mendesak dari celah korden, dia menghela napas berkali – kali, berniat menyegarkan diri, Arsen mengurungkan niat itu karena merasa sangat lelah dengan acara barusan, dia melewati ruangan menuju kamarnya dan tersenyum karena besok dia memiliki waktu 2 hari untuk bersantai sejenak sebelum kembali bekerja. Arsen bertelanjang dada dan menyisakan celana kain yang dipakainya sebelum merangkak ke atas tempat tidur, menenggelamkan dirinya dalam rasa kantuk kemudian tertidur.

[]

Arsen dengan nyaman bergelung memeluk sesuatu yang hangat di sampingnya. Matanya masih terpejam dan menikmati kehangatan itu tapi sesaat kemudian kehangatan itu bergerak dan balas memeluknya membuat Arsen tersadar, keduanya matanya terbuka lebar, keterkejutan menguasai mimik wajahnya, Arsen menunduk dan melihat rambut hitam yang dipeluknya. Keningnya berkerut dalam kemudian perlahan beringsut menjauh dan turun dari tepat tidur sambil berteriak.

"Siapa kau!"

[]

Minister Falling In Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang